Home / Romansa / Sengketa Hati Mantan Suami / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Sengketa Hati Mantan Suami: Chapter 11 - Chapter 20

26 Chapters

BAB 11. TANTANGAN BESAR DI KASUS LAHAN

Dalam firma hukum tempat Laksmi dan Jaka bekerja, ada satu kasus sengketa lahan yang menjadi tantangan besar bagi mereka. Kasus ini melibatkan dua keluarga yang telah bertengkar selama puluhan tahun terkait kepemilikan lahan yang berharga di pinggiran kota. Kedua keluarga memiliki klaim yang kuat atas lahan tersebut, dan upaya penyelesaian di masa lalu selalu berakhir dengan kebuntuan atau konflik yang lebih dalam.Laksmi, yang dikenal karena ketajaman analisisnya dan dedikasinya yang tinggi terhadap kasus-kasus sulit, dipercayakan sebagai pengacara utama dari salah satu pihak. Sementara Jaka, dengan pengalaman luasnya dalam mediasi dan negosiasi, ditugaskan untuk memfasilitasi upaya perdamaian antara kedua pihak.Kedua belah pihak telah bersikeras untuk tidak berkompromi, menambahkan lapisan kesulitan dalam menemukan solusi yang memuaskan bagi semua pihak. Di ruang rapat yang teduh di firma hukum mereka, Laksmi dan Jaka duduk bersama untuk merencanakan strategi berikutnya."Laksmi, i
Read more

BAB 12. PERJALANAN KE LOKASI TERPENCIL

Perjalanan Laksmi dan Jaka ke lokasi sengketa lahan yang terpencil dimulai pada pagi yang cerah. Mereka telah merencanakan perjalanan ini selama beberapa hari, menyadari betapa pentingnya mengumpulkan bukti langsung dari lokasi untuk memperkuat kasus mereka. Meskipun keduanya menganggap perjalanan ini sebagai bagian dari pekerjaan mereka, mereka tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa mereka akan menghabiskan waktu bersama di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kantor."Kita siap?" tanya Laksmi sambil menatap Jaka yang sedang memasukkan peta dan dokumen penting ke dalam tas ranselnya."Siap. Saya hanya berharap GPS kita berfungsi dengan baik di sana," jawab Jaka sambil tersenyum, menunjukkan peta digital di ponselnya.Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan memulai perjalanan panjang menuju lokasi sengketa. Jalanan awalnya mulus, dengan pemandangan kota yang perlahan berubah menjadi pedesaan yang asri. Di tengah perjalanan, mereka terlibat dalam percakapan ringan untuk mengisi waktu."Sud
Read more

BAB 13. PENEMUAN SURAT LAMA DI ARSIP

Hari itu adalah hari yang biasa di firma hukum tempat Laksmi dan Jaka bekerja. Mereka sedang sibuk menyiapkan dokumen untuk beberapa kasus yang sedang berlangsung ketika tiba-tiba seorang pegawai magang datang menghampiri mereka dengan wajah penuh kebingungan."Maaf mengganggu, tapi saya menemukan sesuatu yang aneh di arsip lama," kata pegawai magang itu sambil menyerahkan sebuah amplop tua yang sudah menguning.Laksmi dan Jaka saling berpandangan, kemudian memutuskan untuk membuka amplop itu bersama. Di dalamnya, mereka menemukan surat yang tampaknya sudah sangat lama, dengan tinta yang mulai memudar dan kertas yang rapuh. Surat itu ditulis dengan tangan, dan meskipun sebagian dari teksnya sulit dibaca, mereka bisa merasakan ada sesuatu yang penting dalam surat itu."Ini dari siapa?" tanya Laksmi sambil mencoba membaca tulisan di surat itu.Jaka mengamati surat itu dengan cermat. "Sepertinya ini dari salah satu pendiri firma hukum kita. Lihat, ada tanda tangan di sini yang mirip deng
Read more

BAB 14. PERCAKAPAN MENDALAM DIBAWAH BINTANG

Malam itu, langit dipenuhi bintang-bintang yang berkelap-kelip, menciptakan suasana yang begitu magis dan tenang. Setelah melewati hari yang melelahkan dengan berbagai rapat dan penyusunan strategi kasus, Laksmi dan Jaka memutuskan untuk beristirahat sejenak di taman yang terletak tidak jauh dari kantor mereka.Taman itu sudah sepi, hanya ada mereka berdua yang duduk di bangku kayu yang menghadap danau kecil. Angin malam yang sejuk berhembus lembut, membawa aroma bunga melati yang sedang mekar. Laksmi menatap langit dengan penuh kekaguman, sementara Jaka merogoh sakunya untuk mengambil termos berisi kopi panas yang telah dia siapkan."Malam ini indah sekali, ya," ujar Laksmi dengan senyum tipis. "Sudah lama aku tidak melihat bintang sebanyak ini."Jaka mengangguk setuju sambil menuangkan kopi ke dalam dua cangkir kecil. "Iya, sepertinya kita terlalu sibuk sampai lupa menikmati hal-hal sederhana seperti ini." Dia menyerahkan salah satu cangkir kepada Laksmi. "Ini, kopi kesukaanmu.""Te
Read more

BAB 15. MOMEN ROMANTIS DIRUMAH LAMA

Laksmi dan Jaka bersepakat untuk menghadiri sebuah acara reuni kecil dengan teman-teman lama mereka. Acara tersebut diadakan di rumah lama mereka, tempat yang penuh dengan kenangan manis dan pahit. Awalnya, mereka merasa ragu untuk kembali ke tempat itu, tetapi mereka juga menyadari bahwa rumah tersebut adalah bagian penting dari masa lalu mereka.Malam itu, ketika mereka tiba di depan rumah tua yang penuh kenangan, perasaan campur aduk mulai merasuki hati mereka. Laksmi memandang rumah itu dengan tatapan nostalgia, sedangkan Jaka mencoba menyembunyikan emosinya. Pintu depan masih sama, dengan cat yang mulai pudar dan sedikit berderit ketika mereka membukanya."Masih ingat saat kita pertama kali membeli rumah ini?" tanya Jaka, mencoba memecah keheningan."Tentu saja," jawab Laksmi dengan senyum kecil. "Kita sangat bersemangat saat itu. Rumah ini penuh dengan harapan dan impian kita."Mereka melangkah masuk, dan aroma familiar dari kayu tua dan parfum Laksmi yang dulu masih tersisa di
Read more

BAB 16. KEBANGKITAN ASMARA DI TENGAH BADAI

Minggu itu tampak seperti minggu biasa di firma hukum tempat Laksmi dan Jaka bekerja, tetapi siapa sangka bahwa minggu ini akan mengubah segalanya. Sebuah kasus besar sedang berlangsung, dan ketegangan di udara terasa lebih tebal dari biasanya. Kasus sengketa lahan yang mereka tangani menjadi semakin rumit dengan adanya tekanan dari klien yang berharap bisa memenangkan kasus ini dengan segala cara.Pagi itu, Laksmi dan Jaka sudah berada di kantor lebih awal dari biasanya. Mereka harus menyusun strategi baru untuk menghadapi bukti-bukti yang diajukan oleh pihak lawan. "Kita harus menemukan celah dalam argumen mereka," kata Laksmi dengan penuh determinasi sambil menatap layar komputernya.Jaka mengangguk setuju. "Aku akan menghubungi saksi tambahan yang mungkin bisa memberikan kesaksian yang mendukung kita. Kita tidak boleh lengah sedikit pun."Mereka bekerja dengan intens, mengesampingkan semua perbedaan pribadi yang selama ini sering memicu pertengkaran. Dalam situasi ini, mereka meny
Read more

BAB 17. KONFLIK KELUARGA YANG TAK TERDUGA

Kehidupan Laksmi dan Jaka berjalan dengan baik setelah mereka menemukan kembali hubungan mereka dan membentuk kerja sama yang solid di tempat kerja. Namun, sebuah tantangan yang tak terduga datang menghampiri mereka dalam bentuk konflik dengan keluarga mereka sendiri.Laksmi dan Jaka duduk bersama di ruang tamu apartemen mereka, menikmati keheningan sore hari setelah hari yang panjang di kantor. Namun, ketenangan itu tiba-tiba terganggu ketika telepon rumah mereka berdering. Jaka mengangkat telepon dan ekspresinya berubah menjadi serius saat mendengarkan suara di seberang."Siapa itu, Jaka?" tanya Laksmi dengan khawatir.Jaka menatap Laksmi dengan ekspresi tegang. "Ini dari keluarga saya. Mereka ingin bertemu dengan kita."Laksmi terkejut. Kunjungan keluarga Jaka ke kota ini tidak pernah terdengar sebelumnya, dan dia merasa tidak siap untuk bertemu mereka. Meskipun demikian, dia mencoba tersenyum ramah."Apa yang mereka katakan?" tanyanya, mencoba untuk tetap tenang."Mereka ingin ber
Read more

BAB 18. PENGAKUAN YANG MENYENTUH HATI

Malam itu, langit Jakarta cerah, dihiasi oleh bintang-bintang yang berkelip dengan indah. Di balkon apartemen mereka, Laksmi dan Jaka duduk berdua, menikmati keheningan malam setelah hari yang melelahkan di kantor. Angin malam yang sepoi-sepoi membuat suasana semakin nyaman, tetapi ada sesuatu yang tampak memberatkan hati mereka berdua.Laksmi menggenggam cangkir teh hangatnya, menatap jauh ke arah bintang-bintang. Pikirannya melayang ke berbagai kenangan yang telah mereka lalui bersama, baik suka maupun duka. Dia merasakan ada sesuatu yang perlu diungkapkan, sesuatu yang telah lama dia pendam."Jaka," ucap Laksmi dengan suara pelan namun serius, memecah keheningan di antara mereka. "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."Jaka menoleh, menatap Laksmi dengan penuh perhatian. "Apa itu, Laksmi? Kamu tahu kamu bisa bercerita apa saja padaku."Laksmi menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaannya yang terpendam. "Aku sudah lama ingin men
Read more

BAB 19. KEPUTUSAN SULIT DI SIDANG TERAKHIR

Ruang sidang terasa lebih dingin dari biasanya. Laksmi dan Jaka duduk di kursi mereka masing-masing, tidak terlalu jauh tapi juga tidak terlalu dekat. Mereka berdua tahu bahwa hari ini adalah hari yang menentukan, hari di mana mereka harus membuat keputusan yang tidak hanya akan memengaruhi hidup mereka, tetapi juga karir dan hubungan mereka ke depan.Sidang ini adalah tentang kasus sengketa lahan besar yang telah mereka tangani bersama selama berbulan-bulan. Ini adalah kasus yang menguras energi, pikiran, dan emosi mereka. Di tengah-tengah tekanan dari klien, rekan kerja, dan bahkan media, mereka harus tetap profesional dan fokus pada tujuan akhir. Tetapi di balik semua itu, ada konflik pribadi yang jauh lebih mendalam dan rumit.Laksmi memandang ke arah Jaka dengan tatapan penuh arti. Di balik ketegasan dan profesionalismenya, ada kecemasan yang sulit ia sembunyikan. "Jaka, kita sudah berjuang keras untuk kasus ini. Apa pun yang terjadi hari ini, aku harap kamu tahu bahwa aku mengha
Read more

BAB 20. KEPUTUSAN MENGAMBIL JALAN YANG BERBEDA

Langit sore menjelang senja menyelimuti kota dengan semburat warna oranye yang memudar perlahan. Di sebuah taman yang penuh dengan kenangan, Laksmi dan Jaka duduk di bangku yang sama tempat mereka pernah merencanakan masa depan bersama. Hening menyelimuti mereka, hanya ditemani oleh suara burung-burung yang kembali ke sarang.Laksmi menghela napas panjang, merasakan angin sejuk menyentuh wajahnya. "Jaka, aku sering datang ke sini akhir-akhir ini. Tempat ini selalu mengingatkanku pada momen-momen indah kita dulu," katanya dengan suara pelan.Jaka mengangguk pelan, tatapannya kosong menatap langit yang mulai gelap. "Aku juga sering ke sini, Laksmi. Tempat ini seperti saksi bisu perjalanan kita. Tapi mungkin, sudah saatnya kita menerima kenyataan bahwa perjalanan kita harus berakhir di sini."Air mata mulai mengalir di pipi Laksmi. "Aku tahu, Jaka. Aku tahu bahwa kita harus mengambil jalan masing-masing. Tapi mengapa rasanya begitu sulit?"Jaka meraih tangan Laksmi, menggenggamnya erat.
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status