Home / Rumah Tangga / Target Cinta sang Pewaris / Chapter 31 - Chapter 32

All Chapters of Target Cinta sang Pewaris: Chapter 31 - Chapter 32

32 Chapters

Bab 31

Ardila merenggangkan tubuhnya, sedetik kemudian duduk dengan tiba-tiba. Ia teringat ketika tertidur di dalam mobil. “Apa Arman yang mengantarku sampai ke kamar?” batin Ardila bertanya-tanya. Tanpa ambil pusing, Ardila segera membersihkan diri dan keluar kamar. Pantas saja Ardila merasa sangat senyap, ternyata yang lain masih pada di kamar masing-masing, hanya dirinya yang bangun lebih awal. Ardila hanya memanggang roti dan membuat segelas susu. Ia malas memasak karena bahan sudah ada beberapa yang habis. “Enak banget ya, Tuan Putri, habis bangun langsung sarapan sendiri. Kenapa nggak masak?!” ketus Ningsih. Ardila melirik ibu mertuanya sekilas, “Bahan dapur sudah habis, nggak ada yang bisa di masak.” “Ibu yang akan beli bahan dapur, mana uangnya?” tanya Ningsih seraya menengadahkan tangan. “Kenapa minta ke aku, minta sama Firman, Bu. Selaku kepala keluarga,” sahut Ardila seadanya. Sebelum Ningsih menjawab, suara langkah kaki terdengar mendekat. “Kebetulan kamu dat
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 32

“Kamu ini Gal, ngagetin Ibu saja,” seru Afifah seraya mengelus dadanya dengan helaan napas lega. Galih menghiraukan perkataan ibunya, ia mengamati seisi kamar, “Benarkan ini kamar Ardila? Kalian ngapain masuk kamar Ardila?” tanya Galih menatap mereka bertiga dengan curiga. “Kamu jangan kebanyakan mikir, sini bantu Ibu,” ucap Afifah seraya menarik tangan Galih mendekat ke arah brangkas. “Bantu Ibu buka ini, dari tadi gagal terus,” lanjutnya membuat Galih terdiam. “Ibu mau ngapain?” “Ibu mau ngapain itu terserah, jangan buang waktu Ibu Gal, cepat bantu!” sentak Afifah kesal pada anaknya yang masih berdiam diri. Galih menggeleng pelan, “Kalian mau mencuri sesuatu ‘kan.” “Galih! Ibu bilang buka, ya, buka. Kamu ini sudah berani melawan ya! Nggak ingat apa Ibu yang biayain hidup kamu!” ketus Afifah mendelik marah. “Enggak gini caranya, Bu,” sahut Galih pelan. “Cepat buka atau Ibu nggak mau anggap kamu anak lagi!” Galih membeku, ia menatap sendu pada Afifah yang terlihat
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status