Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / Chapter 451 - Chapter 460

All Chapters of Kebangkitan Naga Perang: Chapter 451 - Chapter 460

502 Chapters

451. Pertarungan Strategi

Alih-alih melepaskan semburan api besar seperti yang biasa ia lakukan, Rendy memejamkan mata. Napasnya tertarik dalam-dalam, dada naik dan turun seirama dengan denyut nadi yang semakin membara. Di dalam pikirannya, nyala api bukan lagi letusan liar yang menghanguskan segalanya, melainkan bara yang mengendap tenang, meresap ke dalam otot-ototnya, menjalar ke tulang dan mengisi setiap pori-pori kulitnya dengan panas yang tak tertahankan. Saat kelopak matanya terbuka kembali, pandangannya jernih dan tajam. Udara di sekelilingnya bergetar, tidak lagi karena kobaran api, tetapi karena gelombang panas yang keluar dari tubuhnya sendiri. Tanah di bawah kakinya menghangat, udara di sekitarnya beriak seperti fatamorgana di atas gurun pasir. Rendy merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah kekuatan yang lebih terkendali, lebih dalam, dan lebih dahsyat dari sebelumnya. Tanpa ragu, ia menerjang ke depan. Gerakannya nyaris tak terlihat, seperti bayangan yang melesat dalam sekejap. Kecepatan itu bukan
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

452. Menaklukan Formasi Kutub Es Ketiga

Angin berputar makin kencang, menciptakan pusaran es yang berputar liar di sekeliling mereka. Rendy tetap berdiri tegap, matanya tajam menatap sosok terakhir yang kini berdiri di hadapannya. Pria tanpa senjata itu mengangkat tangannya, dan dengan satu gerakan halus, formasi es di sekitarnya mulai bergerak, membentuk tombak-tombak runcing yang melayang di udara, siap menghujam ke arah Rendy kapan saja."Kau memang berbeda dari yang lain," ucapnya, nada suaranya masih setenang sebelumnya. "Tapi apakah bara kecil itu cukup untuk menghadapi kehampaan ini?"Rendy tidak menjawab. Ia hanya menarik napas dalam, merasakan aliran panas yang mengalir dalam tubuhnya. Tidak ada lagi nyala api yang membakar, tidak ada semburan liar yang menghanguskan. Yang ada hanyalah kehangatan yang menyatu dengan dirinya, mengalir dalam setiap gerakan dan nafasnya.Dalam sekejap, tombak-tombak es itu meluncur ke arahnya dengan kecepatan yang mengerikan. Rendy melompat ke samping, tubuhnya berputar di udara, meng
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

453. Formasi Kutub Es Keempat

Rendy melangkah mantap ke dalam wilayah beku Formasi Kutub Es Keempat. Saat ia melintasi ambang batas, udara pun berubah drastis. Dulu, dingin hanya terasa menusuk kulit; kini, suhu menggigit hingga menembus tulang, seolah setiap partikel udara menghantam sumsumnya. Setiap butir salju yang jatuh bukan lagi sekadar kelembutan yang menenangkan, melainkan pecahan es tajam yang berkilauan di bawah cahaya redup, menari liar seolah menantang keberaniannya.Langkah demi langkah, Rendy mendengar deru gemuruh yang semakin mendekat. Matanya menyapu cakrawala, dan di balik tirai kabut es, dinding-dinding beku mulai bergerak perlahan, seolah hidup dan ingin menuntut nyawanya. “Ini bukan lagi pertarungan biasa,” gumamnya dalam hati, “ini adalah medan perang yang bernyawa.”Tak lama kemudian, tanah di depannya bergejolak. Pilar-pilar es mencuat tiba-tiba, menyerang dengan kejam dan hampir meremukkan kakinya. "Bangsat!” teriak Rendy sambil melompat ke samping. Namun, tak hanya itu yang menunggunya—
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

454. Formasi Kutub Es Yang Mematikan

Rendy melangkah ke dalam Formasi Kutub Es Kelima, dan seketika hawa dingin yang brutal menerpa kulitnya seperti ribuan jarum tajam menembus daging. Napasnya berubah menjadi kabut tebal yang bergelayut di udara, membentuk awan putih setiap kali ia menghembuskan napas. Kakinya hampir terpeleset di atas lapisan es licin yang berkilauan redup di bawah cahaya remang.Kabut putih pekat menggantung di sekelilingnya, menggulung seperti tirai yang menyembunyikan ancaman tak kasat mata. Setiap langkah terasa berat, bukan hanya karena dingin yang menggigit, tetapi juga ketegangan yang mengendap di dadanya. Instingnya berteriak, menuntut kewaspadaan."Ini lebih buruk dari yang kuduga," gumamnya, merapatkan mantel bulunya lebih erat. Tubuhnya menggigil, tetapi ia memaksakan diri untuk tetap bergerak.Tiba-tiba, suara mendesing membelah kesunyian seperti pisau mengiris udara. Mata Rendy membelalak, tubuhnya bereaksi lebih cepat dari pikirannya. Ia melompat ke samping, berguling di atas permukaan es
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

455. Bos Terakhir

Rendy menggertakkan giginya, rahangnya mengeras saat api di telapak tangannya berkobar semakin besar. Panasnya menusuk kulitnya sendiri, tetapi ia tidak peduli. Matanya terpaku pada dua zombie es yang semakin mendekat. Mata biru mereka bersinar tajam seperti kristal, menyiratkan kehampaan yang menakutkan.Tanpa menunggu lebih lama, Rendy melemparkan bola api itu dengan gerakan cepat dan penuh tenaga. Suara mendesis terdengar ketika api meluncur menembus udara yang dingin. Namun, harapannya hancur seketika. Salah satu zombie mengangkat pedangnya, membelah bola api itu menjadi dua. Api yang terpisah berkedip sejenak sebelum lenyap dalam pusaran hawa dingin yang membungkus mereka."Sial! Mereka menyerap panas!" Rendy mengumpat, rahangnya semakin mengencang.Tiba-tiba, keduanya bergerak serentak, menerjang dengan kecepatan yang tidak seharusnya dimiliki oleh makhluk mati. Rendy melompat ke belakang, nyaris tergelincir di atas es yang licin. Sebuah hembusan napas tajam lolos dari bibirnya
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

456. Zombie Es Raksasa

Rendy menggenggam erat Pedang Penakluk Iblis di tangan kanannya dan Pedang Kabut Darah di tangan kirinya. Matanya menatap tajam ke arah zombie es raksasa bermata biru yang kini berdiri di hadapannya. Angin dingin berhembus, membawa butiran es yang berputar di udara, tetapi tubuh Rendy tetap tegap, tekadnya tak tergoyahkan."Kalau hanya mengandalkan serangan biasa, aku tak akan bisa menembus pertahanannya," pikirnya sambil mengatur napas. Ia bisa merasakan hawa dingin dari Formasi Kutub Es Kelima semakin kuat, seolah-olah sesuatu yang lebih besar sedang mengintai di balik pertarungan ini.Tiba-tiba, zombie es raksasa itu mengangkat kapaknya yang bersinar dengan energi es. Dengan satu ayunan brutal, kapak itu meluncur ke arah Rendy, membelah udara dengan suara mendesing tajam. Rendy melompat ke samping, menghindari serangan yang menghantam tanah es dan menyebabkan pecahan besar terlempar ke segala arah."Cepat sekali!" Rendy nyaris tak percaya bahwa makhluk sebesar itu bisa bergerak den
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

457. Kehebatan Talisman Rune Aiden

Rendy melangkah memasuki Formasi Kutub Es Keenam dengan napas masih terengah-engah. Udara di sekelilingnya semakin mencekam, lebih dingin dibandingkan sebelumnya. Hmbusan angin yang menyayat kulit membawa suara-suara aneh, seolah bisikan dari makhluk tak kasat mata.Tiba-tiba, kabut tebal menyelimuti area tersebut, dan dari dalam kabut itu, sosok-sosok transparan mulai bermunculan. Hantu-hantu es dengan mata kosong berpendar kebiruan melayang di udara, mengelilingi Rendy dengan gerakan mengerikan. Sosok-sosok itu mengeluarkan jeritan melengking yang menusuk telinga, membuat udara sekitarnya bergetar hebat.Rendy segera menghunus Pedang Kabut Darah dan menebas ke arah salah satu hantu es yang mendekat. Namun, bilah pedangnya hanya menembus angin kosong tanpa menyentuh apapun."Mereka tak bisa disentuh?!" Rendy menggertakkan giginya.Saat ia mencari cara lain untuk menyerang, salah satu hantu es melesat ke arahnya dengan kecepatan yang mustahil dihindari. Tubuhnya langsung kaku begitu m
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

458. Roh Kultivator Kuno Keluarga Bai - I

Rendy melangkah maju menuju Formasi Kutub Es Ketujuh. Begitu ia memasuki wilayah tersebut, udara di sekelilingnya berubah drastis. Suhu yang sebelumnya menusuk dingin kini terasa bergolak, menciptakan perpaduan aneh antara panas membara dan tekanan dahsyat dari tanah yang bergetar.Dari kejauhan, dua sosok mulai menampakkan diri. Mereka bukan manusia biasa, melainkan dua Roh Kultivator Kuno yang menjaga titik penyangga formasi ini. Yang pertama, sosok berjubah merah dengan rambut menyala seperti api, mata berpendar oranye seperti bara yang menyala-nyala. Ia adalah Bai Huoyan, penjaga elemen Qi Api. Di sebelahnya berdiri sosok dengan kulit sekeras batu, tubuh besar seperti gunung, dan aura yang memancarkan kekokohan tak tergoyahkan. Dialah Bai Yantu, pemegang elemen Qi Tanah."Kau telah melewati enam formasi, tapi di sinilah perjalananmu berakhir!" Bai Huoyan mengangkat tangannya, menciptakan pilar api yang langsung melesat ke arah Rendy.Rendy segera mengayunkan Pedang Kabut Darah, me
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

459. Kesaktian Guang Yu

Darah berdesir di nadi Rendy saat hawa dingin merayapi tubuhnya. Napasnya memburu, keringat mengalir di pelipis, tetapi bukan hanya kelelahan yang kini membebani raganya. Ada sesuatu—sebuah energi asing yang meresap, menjalari setiap serat otot dan tulangnya. Getaran itu makin kuat, bagaikan ombak yang siap menghantam daratan. Suara berat bergema dalam benaknya. "Rendy... izinkan aku membantumu." Kesadarannya berkabut, namun ia mengenali suara itu—Roh Kultivator Guang Yu dari Lembah Roh Kultivator telah terbangun. Dengan sisa kekuatannya, Rendy mengangguk dalam hati, membiarkan roh itu mengambil alih tubuhnya. Seketika, matanya yang semula bersinar merah kini berubah menjadi biru terang, pancarannya tajam dan menggetarkan. Punggungnya yang sebelumnya sedikit membungkuk karena kelelahan kini tegak lurus, auranya berubah—bukan lagi seperti Rendy yang kelelahan, tetapi seperti seorang pendekar yang telah mencapai puncak kesempurnaan. Udara di sekitarnya bergetar, seolah menyesuaikan d
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

460. Roh Kultivator Kuno Keluarga Bai - II

Rendy menghela napas dalam-dalam, tubuhnya masih bergetar akibat pertempuran sengit melawan Bai Huoyan dan Bai Yantu. Namun, sebelum ia bisa menarik napas lega, dua sosok baru muncul dari balik formasi yang kini bergetar hebat. Aura mereka begitu menekan, bahkan lebih kuat dari dua roh sebelumnya.Yang pertama adalah Bai Hanshuang, seorang kultivator dengan Qi Es murni. Ia mengenakan jubah putih berhiaskan pola salju yang terus berubah, dan rambutnya yang panjang berwarna biru pucat. Uap dingin mengalir dari tubuhnya, membuat udara di sekitar membeku seketika.Di sampingnya berdiri Bai Duyi, seorang kultivator yang menguasai Qi Racun. Tubuhnya diselimuti kabut ungu pekat, dan matanya yang kelam menyiratkan kengerian. Setiap langkahnya meninggalkan jejak hitam di tanah, menandakan betapa beracunnya keberadaannya."Kau telah melangkah terlalu jauh, manusia," Bai Hanshuang berkata dengan suara yang sedingin es abadi."Dan sekarang, kau akan membayar harga yang sangat mahal!" Bai Duyi men
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more
PREV
1
...
4445464748
...
51
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status