Semua Bab Perjanjian Panas dengan Bos Arogan: Bab 201 - Bab 210

487 Bab

Chapter 201

Sudah beberapa hari Haven uring-uringan dengan Gaby yang mengacuhkannya. Setelah melihat lokasi terakhir kali perempuan itu. Gaby berada di Mansion orang tuanya. Sudah mencoba menghubungi Gaby di media sosial. Tapi semuanya diblokir. Kemarahan Gaby kali ini benar-benar membutnya frustasi. Tidak bisa dibiarkan Haven menghela nafas sembari menyandarkan diri di kursi. “Bos kenapa anda?” tanya Galang yang baru saja masuk. “Apa kau punya solusi jika pacarmu marah dan meminta putus?” Galang mengedikkan bahu. “Putus ya putus saja sih. Aku tidak terlalu memikirkannya.” Haven berdecak. Tidak ada gunanya bertanya pada Galang. “Cara membujuk wanita itu dengan memberikan barang-barang cantik. tidak perlu mahal yang penting lucu dan cantik.” Galang menaruh dokumen ke ats meja Haven. “Tidak mempan. Aku sudah memberinya banyak dan mahal tapi dia tetap mengabaikanku.” “Kalau begitu terus saja minta maaf padanya.” Galang menghela nafas. “Kalau dia tetap ingin putus. Berarti ya
Baca selengkapnya

Chapter 202

“Aku merindukanmu Gaby…” lirih Haven. Gaby menggeleng. “Hubunganku denganmu sudah berakhir.” Gaby menghela nafas kasar. “Sekarang pergi dari sini.” Gaby mengibaskan tangannya lelah. “Jangan seperti ini Gabriella…” geram Haven. “Aku minta maaf oke?” “Aku akui salah. Tidak seharusnya aku menyembunyikannya. Seharusnya aku bilang padamu lebih awal.” Gaby menggeleng. “Aku tidak peduli lagi.” Haven meraih pergelangan tangan Gaby. “Tolong tetap bersamaku.” “Aku membutuhkanmu,” pinta Haven yang benar-benar frustasi dengan keadaan saat ini. “Membutuhkanku? Untuk memuaskan nafsumu?” Tanya Gaby sembari berkacak pinggang. Gaby mendongak. “Gabriella mengertilah..” tangan Haven terulur mengusap pipi Gaby. “Aku merindukanmu. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi.” “Bisa!” Gaby hampir berteriak. “Aku menderita bersamamu. Aku tidak merasakan kebahagiaan yang seharusnya aku dapatkan saat menjalin hubungan dengan pria yang aku suka.” Haven melangkah lebih dekat—hingga mengukung tubuh Gaby ke te
Baca selengkapnya

Chapter 203

Gaby menghela nafas. “Aku ingin berakhir.” Gaby sama sekali tidak membalas pelukan Haven. Ia membiarkan saja tubuhnya dipeluk, namun kedua tangannya menggantung. Hingga Haven melepaskan tubuh Gaby. “Bagaimanapun, sekarang. hubungan ini berakhir. aku tidak mau kau menemuiku lagi.” Gaby mendongak. “Urus saja hidupmu. Aku akan mengurus hidupku sendiri. jangan pernah ikut campur dalam urusanku. jangan pernah lagi muncul dalam hidupku.” Haven mengepalkan tangannya. “Gabriella..” geram Haven. “Kenapa? kau ingin menahanku? Tidak akan bisa.” Gaby menggeleng. “Aku bukan wanita lemah. Aku punya kekuasaan. Aku tidak akan tunduk dengan kekuasaanmu. Aku bisa pergi jika aku mau dan aku tidak akan bisa menceg—” Tengkuk Gaby ditarik Haven. Diciumnya wanita itu. Gaby memberontak—ia berusaha mendorong meski tubuh Haven tidak bergerak sama sekali. Sampai akhirnya Gaby membiarkan pria itu melumat bibirnya. Ia tidak membalas sama sekali. Sampai akhirnya Gaby benar-benar mendor
Baca selengkapnya

Chapter 204

Wisuda. Hingga melanjutkan studi ke S2 sembari mengurus bisnisnya. Gaby melakukan hal itu untuk mengupgrade dirinya menjadi wanita yang lebih bervalue. 3 tahun sudah. Gaby yang saat ini berusia 25 tahun. Tumbuh menjadi wanita cantik dan penuh wibawa. Bisnis fashionnya yang bernama Gabriel melejit di pasaran. Banyak digunakan oleh kalangan artis dan idol. Namanya pun ikut terkenal menjadi salah satu biniswoman berpengaruh di dalam negeri. Gabriella, ya dia bisa membuktikan bahwa urusan patah hati tidak akan membuatnya goyah. Hanya dengan urusan asmara tidak akan membuat hidupnya berantakan. Gabriella… Nama cantik yang selalu menghiasi majalah. wajahnya menjadi simbol bagi perempuan-perempuan independent. Menaiki mobilnya merek B*W. Dengan kecepatan tinggi. Pagi yang begitu segar membuatnya begitu senang bisa berangkat lebih siang setelah menghabiskan waktunya berolahraga. Gaby memarkirkan mobilnya tepat di parkiran kantornya. Berjalan santai masuk ke dalam kan
Baca selengkapnya

Chapter 205

Damian memandang Gaby lebih lama. Ia akan merindukan gadisnya itua. "Bagaimana kalau kamu ikut?" Damian mengusap dagu Gaby pelan. "Bolehkah?" tanya Gabya sembari menyipitkan mata. pria tampan di hadapannya ini sangat sempurna. cerdas dan tentu saja pintar. tapi.... Gaby tidak mempunyai perasaan yang lebih dalam selain sekedar suka. merasa bangga karena Damian termasuk pria yang banyak diincar oleh gadis diluar sana. Tapi pria ini memilihnya. Pria ini dengan sabar menunggunya... Damian mendekat.. menyatukan hidung mereka sembari menutup mata. "Apa yang kamu pikirkan? Jangan pernah berpikir meninggalkanku.." Gaby tertawa pelan. ia menggeleng sembelum mendekat dan mencium bibir pria itu lebih dahulu. Damian menarik pinggang Gaby sehingga tubuh mereka semakin menempel. Damian mengusap pelan pinggang Gaby sebelum memasukkan tangannya ke dalam kemeja Gaby. mengusap punggung mulus Gaby. bibir mereka saling bertaut. Gaby melepaskan pangutan mereka
Baca selengkapnya

Chapter 206

5 tahun yang cukup sulit bagi Gaby. Ia terus menyibukkan diri sehingga bisa lupa dengan kenangannya bersama Haven. Bukan orangnya tapi kenangannya. Gaby keluar dari kantor majalah dengan uring-uringan. Ia menancap gas mobilnya dengan kencang sampai kembali ke kantor. wajah ganasnya sudah bisa ditebak oleh bawahannya. mereke menebak-nebak kenapa bos mereka seperti itu. kemungkinan ada dua, karena pms atau karena ada hal buruk terjadi. Gaby mengusap rambutnya kasar dan berjalan masuk ke ruangannya. tok tok Vina masuk ke dalam. "Ada yang kamu inginkan? Cokelat atau makanan manis untuk mengembalikan mood kamu?" Gaby menoleh dan mengangguk. "Cokelat aja." Vina pergi dan tidak lama kembali membawa cokelat. "Ini." Menaruh Cokelat di atas meja. Cokelat bulat-bulat kecil yang memang disukai Gaby. Vina benar-benar melakukan tugasnya sebagai Sekretari. Maka dari itu, di perusahaan yang benar-benar dipercaya Gaby hanyalah Vina. "Pemotretanmu berjalan buru
Baca selengkapnya

Chapter 207

Hari ini Gaby ada jam kelas untuk Studinya S2nya. Ia melangkah pelan menuju ruangannya. Gaby tidak yakin dengan kelas hari ini karena tidak terlalu melihat jadwal. Gaby tidak mempunyai teman. Ia menganggap teman kampus hanyalah sebatas formalitas. Apalagi kebanyakan dari mereka merupakan pekerja yang sama-sama sibuk. Gaby mengambil duduk di bangku paling terdepan. Gaby yang sibuk mengeluarkan tabletnya sampai tidak sadar bahwa dosennya sudah masuk. “Perkenalkan saya Dosen tamu dan akan mengajar selama setengah semester.” Tunggu! Gaby tidak asing dengan suara orang itu. Benar saja ketika ia mendongak. kedua matanya berhadapan dengan mata elang seorang pria yang sudah lama tidak ia lihat. Gaby membeku untuk beberapa saat. Sampai akhirnya Haven tersenyum miring padanya. “Perkenalkan saya Haven Edison, saya adalah pemimpin Edison Corp. Saya lulusan Harvard university jurusan management bussines. Saya harap saya bisa memberikan ilmu kepada kalian.” Gaby menyipitkan ma
Baca selengkapnya

Chapter 208

Gaby menunduk mengambil buku-bukunya. Ia terhenti ketika sebuah tangan mengambil bukunya. Gaby terdiam—untuk sesaat pandangan mereka bertemu. Gaby memutuskan untuk mengabaikannya. “Gabriella..” panggil Haven pelan. Gaby mendongak. “ada yang ingin anda katakan pak?” Haven menggeram pelan. “Gaby bisakah kita mengobrol sebentar?” Gaby menggeleng sembari menatap jam di tangannya. “Sebentar lagi saya harus bertemu dengan klien.” Haven menghela sebentar. “Saya pergi, pak..” Gaby pergi setelah menegaskan hubungan mereka.Ia tidak ingin berhubungan lagi dengan pria itu. apalagi memberi kesempatan pada mereka untuk lebih dekat lagi. Haven menggeleng pelan. Akhirnya ia menangkap pergelangan tangan Gaby. “Tunggu.” “Apa yang anda inginkan?” Gaby mengangkat salah satu alisnya ke atas. Jika bertanya bagaimana perasaannya? Gaby tidak bisa mendeskripsikannya. Yang pasti Haven masih seperti dulu. Tampan. Dan yang pasti juga semakin dewasa. Gaby menyadarkan diri untuk tidak jatuh ke
Baca selengkapnya

Chapter 209

Damian menepati janjinya. Setelah melakukan perjalanan bisnis, pria itu benar-benar pulang dan langsung menemui Gaby. Gaby menyambut kedatangan kekasihnya itu dengan senang hati. Gaby langsung memeluk Damian ketika membuka pintu penthousenya. “Aku merindukanmu!” ucap Gaby dengan antusias. Damian mengecup beberapa kali puncak kepala Gaby. Gaby menarik Damian masuk. “Kamu beli apa?” tanya Gaby melihat paper bag yang dibawa oleh Damian. Damian menaruh paper bag itu di atas meja. “Apa yaa…” sembari membuka paper bag itu. Gaby tersenyum. Damian membuka paper bag itu dan mengambil satu buah jam tangan. Jam tangan vintage. Bukan jam tangan dengan merek mahal. Melainkan jam tangan kuno yang sepertinya berharga. “Untukku?” tanya Gaby. “Modelnya untuk wanita. Aku beli karena mengingat kamu. karena kamu suka jam tangan.” Damian memasangkan jam tangan itu di tangan Gaby. “Katanya jam tangan ini dulu adalah milik ratu kerajaan. Aku langsung beli karena mengingat ada ratuku yaitu kamu.
Baca selengkapnya

Chapter 210

“Silahkan tuan putriku.” Damian membukakan pintu. Gaby tersenyum sembari masuk ke dalam mobil. Hari ini ia menggunakan dress cantik berwarna hitam. Sedikit terbuka di bagian dada. Its fine. Kata Damnian yang penting Gaby nyaman. Kalau tidak nyaman nanti bisa ditutup dengan jasnya. Damian menyetir satu tangan dengan satu tangan lagi menggenggam tangan Gaby. Cekrek! Gaby memotret Damian Damian dari samping. “My hot boyfriend,” lirih Gaby sembari terkikik geli. “Post kalau berani.” Gaby berdecak. “Hanya post saja kan? Siapa takut.” “Post wajahku dengan jelas kalau berani.” Gaby menggeleng. “Privat but not secret baby.” Mengecup pipi Damian. Gaby memiliki banyak sekali pengikut, hal itu yang sekarang membuatnya berhati-hati saat memposting sesuatu. Sedangkan Damian sosial medianya dikunci dan hanya diikuti oleh orang terdekat saja. Sehingga pria itu begitu leluasa memposting foto-foto kebersamaan mereka. Damian mengecup punggung tangan Gaby pelan. Tidak m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
49
DMCA.com Protection Status