Tiga Belas"Za, lagi apa kamu?" tanyaku, usai membuka pintu ruangan. Sedikit tercengang saat mendapati dirinya, "Nggak kerja?"Reza mengulum senyum, wajah tampannya membuat hati meleleh tak karuan. Jantung seakan berdebar kencang, "Kangen." Kugigit bibir bawah, sibuk menetralkan rasa yang makin bergejolak. Dan apa katanya tadi, kangen? Haruskah aku senang, atau menjadi beban?Ditariknya tanganku lembut, kecupan singkat ia berikan di area sana. Hati berdesir, tak menyangka akan perlakuannya yang secara tiba-tiba."Cantik," pujanya. Sambil mengelus wajahku, "Serius Mell, aku kangen. Sampai nggak bisa tidur." Ia terkekeh pelan, menarik tangannya untuk menjauh. Jujur ada rasa tidak rela, berharap masih ada waktu untuk kami bercengkrama.Melangkah lebar, aku terduduk lesu pada kursi kekuasaan. Masih kaget dengan perlakuan Reza, ada semacam perasaan ingin memeluk. Sebab, aku juga tengah merasakan rindu yang sama. "Kok, diam? Kamu marah? Maaf." Ish, andai kamu tahu Za. Aku nggak marah, han
Last Updated : 2024-06-01 Read more