Semua Bab Terjebak Kontrak Dosen Dingin: Bab 11 - Bab 20
29 Bab
BAB 11
Pria itu masih pada posisinya, begitu pun Keisha. Tidak ada dari keduanya yang bergerak menjauh atau memberikan jarak. Dengan debaran jantungnya, Keisha menatap bola mata Kenzie bergantian, lalu turun ke hidung dan bibir laki-laki itu. Jari telunjuk Kenzie yang masih berada di ujung hidung Keisha, perlahan turun ke bibir perempuan itu. Darah Keisha berdesir. ‘Gila! Gila! Gila! Aku beneran gila!’ Terbawa suasana, Keisha menutup matanya perlahan, bukannya mendorong Kenzie. Kepalanya sudah berisik, menduga apa yang akan terjadi berikutnya. ‘Ini Bang Kenzie mau cium aku kan? Kita mau ciuman kan? Ini ciuman pertama kita kan?’ “Kamu… suka rumahnya?” suara berat Kenzie kembali terdengar, bersamaan dengan jari dinginnya yang menjauh dari bibir Keisha. Keisha kembali membuka matanya. Ia melihat Kenzie sudah mundur selangkah, memberi jarak dirinya dengan Keisha. Pipi Keisha merona, malu dengan pikiran kotornya beberapa saat lalu. Mau dipikirkan beberapa kali pun, ciuman itu tidak m
Baca selengkapnya
BAB 12
Keisha sebenarnya tidak ingin termakan dengan kata-kata dan perlakuan Kenzie karena pria itu sendiri yang bilang padanya, kalau pernikahan ini adalah pernikahan kontrak. Pernikahan pura-pura. Kenzie tidak mungkin sungguhan menyukai Keisha yang usianya terpaut jauh 6 tahun. Bagi Kenzie, Keisha pasti hanya seorang bocah yang mungkin sedang laki-laki itu manfaatkan. Namun, kenapa kehangatan bibirnya terus terasa sampai sekarang? Bahkan setelah acara berakhir, dan seluruh tubuhnya terasa sangat lelah, hanya ciuman Kenzie yang terus teringat di benaknya. Seharian ini, Keisha hampir tidak bisa duduk dengan tenang karena sibuk menyalami para tamu undangan. Kebanyakan dari mereka adalah teman-teman dan kerabat orangtua Keisha dan Kenzie. Setelah makan malam bersama, mama Kenzie dan keluarganya izin pulang, sedangkan Kenzie akan menginap di rumah Keisha sesuai permintaan ibu Keisha. ‘Wait?! Jadi, gue harus tidur sekamar sama dia?!’ Keisha baru teringat fakta itu kala melihat Kenzie iku
Baca selengkapnya
BAB 13
"Yang bener aja! TURUN!"Kenzie yang tengah duduk bersandar sambil bermain ponsel, hanya melirik sekilas Keisha yang tengah bersungut-sungut. Tanpa sepatah kata pun, Kenzie malah memilih kembali fokus ke layar ponselnya, alih-alih menuruti perintah Keisha untuk beranjak dari kasur."Turuuuun!" seru Keisha sambil mendorong tubuh Kenzie dengan keras. "Ini wilayah aku!""Siapa cepat dia dapat, Keisha." Kenzie tak bergeser sedikitpun."Ya kali, mana ada kayak gitu! Cepetan turun!""Enggak.""Turun!""Enggak, Keisha.""Turun sendiri ... atau aku cium!"“Oke, boleh.”Keisha merasa seperti dunianya tiba-tiba berputar cepat. Ia membeku, tidak pernah membayangkan bahwa Kenzie akan menanggapi ancamannya dengan begitu tenang dan bahkan mengiakan. Hatinya berdebar-debar saat mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana mungkin, Kenzie yang selalu melihatnya sebagai anak kecil, justru mau diciumnya tanpa merasa risih?"Kok, Abang malah ngeiya–"Ucapan Keisha terhenti saat tubuhnya did
Baca selengkapnya
BAB 14
Selama 20 tahun hidup, baru kali ini Keisha tidur dalam keadaan senyaman ini. Ia merasakan embusan napas hangat menerpa wajahnya. Sebuah aroma yang membuatnya betah berlama-lama dalam keadaan seperti itu.Keisha semakin menenggelamkan kepalanya ke dalam bantal hangat itu. Ia bisa merasakan benda yang keras juga lembut dalam waktu bersamaan. Perlahan, ia membuka mata, ingin tahu bantal seperti apa yang tengah dipeluknya saat ini.Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah dada bidang di depan matanya. Lalu, ia pun menaikkan pandangan dan melihat wajah Kenzie yang masih tertidur. Bagai disambar petir, jantung Keisha seperti berhenti berdetak. Seluruh tubuhnya menegang, bahkan untuk bergeser saja, ia tidak bisa.‘HAH?! K-kok, manusia ini ada di sini?! Bukannya semalem dia tidur di… sofa….’Di saat otaknya masih memproses apa yang terjadi semalam tadi, tiba-tiba Kenzie membuka matanya. Sontak, wajah Keisha semakin pucat. Apalagi ketika pria itu tersenyum dengan santainya.“Selamat pagi, Is
Baca selengkapnya
BAB 15
‘Hm… bau nasi goreng Ibu….’Seketika, Keisha lupa dengan obrolannya dengan Kenzie sesaat sampai di meja makan. Hidangan sarapan sudah tersaji di sana. Langsung saja gadis itu melepaskan ujung kaus Kenzie, dan melesat ke kursinya. Sementara itu, Kenzie hanya menaikkan pundaknya dan mengekor Keisha. Ia duduk di sebelah Keisha, yang sudah siap dengan peralatan makannya.“Bu, saya izin membawa Keisha ke rumah saya di Jagakarsa hari ini,” ujar Kenzie tiba-tiba, saat Keisha baru saja meneguk air putih di depannya.Bruuh!Gadis itu pun menyemburkan air itu, lalu terbatuk-batuk sendiri. Tenggorokan dan hidungnya terasa panas sekarang karena air itu salah masuk saluran. Tanpa sadar, ia pun menepuk-nepuk paha Kenzie yang duduk di sebelahnya karena kesal.Namun sepertinya, pria itu salah paham dan malah mengusap-usap punggung Keisha dan menyodorkan tisu. Karena dalam keadaan panik, Keisha menerima saja tisu itu untuk melap mulut dan hidungnya.“Jorok, dih!” komentar Aldi, yang duduk di depan Ke
Baca selengkapnya
BAB 16
Perjalanan hampir dua jam itu dihabiskan mereka dengan hanya saling diam. Keisha sengaja menyalakan musik keras-keras agar Kenzie tidak mengajaknya bicara. Mood-nya sedang tidak baik saat ini.Fakta bahwa ia harus serumah dengan Kenzie memang tidak bisa diganggu gugat lagi. Namun, masalah soal Reyhan masih menjadi beban tersendiri. Bagaimana kalau saat Reyhan pulang, Keisha tidak ada di rumah orang tuanya? Apakah abangnya itu tidak semakin marah?Mobil berhenti di halaman rumah yang familiar untuk Keisha. Tidak seperti sebelumnya, kali ini ada seorang penjaga yang membukakan pintu gerbang untuk mobil Kenzie. Orang itu tampak sudah akrab dengan Kenzie juga.“Itu Mang Rahman, yang bakal jagain rumah ini,” ucap Kenzie, seolah bisa membaca pikiran Keisha. Pria itu pun menarik rem tangan, sebelum akhirnya mematikan mesin mobil.“Ooh….” Keisha hanya mengangguk-anggukkan kepala.“Ayo, turun.” Kenzie turun lebih dulu, lalu langsung membuka bagasi.Melihat itu, Keisha berdecak. Pria itu meman
Baca selengkapnya
BAB 17
Sepertinya hobi Kenzie adalah membuat Keisha kaget. Tidak sekali dua kali bola mata Keisha hampir keluar dari kepalanya gara-gara ucapan pria itu. “MAKSUDNYA GIMANA? BESOK, KAN, PENGUMPULAN TUGAS BANG KENZIE? AKU JUGA MASIH HARUS KULIAH!” teriak Keisha. Saking kesalnya, gadis itu sampai berdiri di atas kasur.Berbeda dengan Keisha yang meledak-ledak, pria itu tampak sangat tenang. Ia malah meraih tangan Keisha, dan menyuruh gadis itu duduk kembali dengan lembut.Keisha menurut, dan duduk bersila kembali di atas kasur, walaupun bibirnya mengerucut sebal. Kedua alisnya pun menyatu, berharap wajah marahnya ini mampu membuat ide gila Kenzie dibatalkan.“Izin saja,” sahut Kenzie dengan enteng. “Saya juga udah ajukan cuti.”“Terus aku gimana? Aku kan nggak bisa libur—eh, bukan, maksudnya kenapa kita harus ada honeymoon segala?!”Keisha baru menyadari kalau ada yang lebih penting daripada bolos kuliah, yaitu bulan madu itu sendiri. Lagipula, kenapa juga Kenzie menginginkan bulan madu? Buka
Baca selengkapnya
BAB 18
Keisha otomatis ikut mengangkat tangan dan menunjukkan jari manisnya. “KENAPA, SIH?!” tanyanya masih tidak mengerti. Setelah itu, Kenzie tampak berbicara dengan bule-bule itu dan sesekali menganggukkan kepala kepada mereka. Beberapa saat kemudian, Kenzie kembali melangkahkan kakinya ke bibir pantai. Sementara Keisha, seperti orang yang baru kena hipnotis, ia malah linglung sendiri. Berkali-kali ia melihat tangannya sendiri, membolak-balikannya, tapi tidak menemukan jawaban apa pun.Rasa penasaran Keisha semakin besar. Akhirnya, ia meninggalkan payung besar itu, dan menyusul Kenzie yang sudah siap berenang. “Bang Ke!” panggil Keisha, membuat Kenzie menoleh. “Tadi maksudnya kenapa, Bang?”“Katanya panas?” Kenzie malah balik bertanya sambil menyingkirkan anak rambut Keisha yang menghalangi wajahnya karena angin. “Tadi bule-bule itu ngomong apa, Bang?” tanya Keisha lagi.Kenzie melepas kacamata hitamnya, menampilkan mata indah itu yang semakin memukau di pandangan Keisha. “Bukan apa-a
Baca selengkapnya
BAB 19
Keisha langsung membalas pesan Aldi tersebut, tetapi kakak keduanya itu malah menyuruhnya untuk bertanya langsung kepada Kenzie. Bahkan, katanya Aldi juga sudah mengirimkan sebuah video kepada pria itu. “Bang Ke!” Keisha langsung menghampiri Kenzie di balkon. Pria itu tampak menatap ponselnya. “Bang Kenzie dapat chat dari Bang Aldi? Katanya, dia kirim video gaya helikopter. Itu apaan, sih?” Tepat ketika Keisha berdiri di sebelah Kenzie, pria itu malah buru-buru mematikan ponselnya. Ia menoleh ke arah Keisha dengan bola mata bergetar yang aneh. “Kenapa, Kei?” tanya Kenzie, sangat terlihat sedang menyembunyikan sesuatu. “Justru Abang yang kenapa?” Keisha bertanya balik. “Kok, keliatan pucet gitu.” “Nggak,” sahut Kenzie sambil menarik napas, dan kembali melempar pandangan ke arah pantai. “Aldi cuma ngirim video.” “Gaya helikopter itu?” respons Keisha santai. Namun berbeda dengan Kenzie, yang langsung memutar kepalanya kembali dengan mata membulat. “Kamu tau?!” Keisha mengangguk,
Baca selengkapnya
BAB 20
“Kenapa, Kei?”Pertanyaan Kenzie yang tiba-tiba membuat Keisha terpaksa menghentikan fantasinya bersama pria itu. Keisha buru-buru menggeleng dan berdiri dari kursi.“A-aku ngantuk, Bang!” kemudian, ia pura-pura menguap lebar, tapi matanya tetap melirik ke arah Kenzie. “A-aku tidur duluan, ya!”Keisha berjalan seperti robot, masuk ke kamar, lalu langsung meluncur di kasur. Ia bahkan tidak peduli dengan kelopak mawar atau dua angsa yang sudah terguling itu. Gadis itu segera menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.Keisha tidur seperti orang mati, tidak tahu dan tidak mau tahu apa yang terjadi setelah ia terbang ke alam mimpi. Yang pasti, ketika ia bangun tidur di pagi hari, kasur di sebelahnya kosong. Begitu juga kamar ini.Entah Kenzie tidak tidur di situ semalam, atau pria itu tidur di sana dan bangun lebih dulu karena takut ketauan Keisha.Langit-langit kamar bercorak khas ukiran Jawa menyambut pagi gadis itu. Tangannya pun berusaha mengambil ponsel yang terletak di nakas,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status