“Berhenti di situ, Mahira!" Suara Fatma, mantan ibu mertua Birendra, menggema di halaman luar yang baru saja turun dari mobil. Wanita tua itu berdiri lalu menghampiri Mahira , wajahnya dingin seperti es.Mahira pikir dia bisa cepat pergi dari rumah ini, sayangnya ada dua orang yang menghadang langkahnya sedangkan sang ayah bersama Wisnu pergi sebentar untuk membeli sesuatu.Dalam dekapannya,Abisatya tertidur pulas, tangannya mungil memegang erat baju Mahira. Di belakangnya ada Sanur yang juga ikut-ikutan menghalangi kepergiannya. Tak ada celah untuk Mahira melangkah.“Kamu pikir kau bisa membawa Abisatya pergi begitu saja, Mahira?” Sanur berdiri dengan tatapan penuh kemenangan.Mahira menahan napas, mencoba tetap tenang. “Abisatya adalah tanggung jawabku. Aku punya surat dari almarhumah Sarayu yang menjadikan aku wali sahnya,” ujarnya dengan nada suara yang tegas dan berani.Fatma tertawa sinis, langkahnya mendekat. “Surat? Kamu pikir selembar kertas itu berarti apa? Kamu bukan ibu ka
Terakhir Diperbarui : 2024-12-19 Baca selengkapnya