Semua Bab Kembalinya Sang Hunter Terbaik: Bab 11 - Bab 20

24 Bab

Bab 11 - Melawan Monster yang Lebih Kuat (3)

Ketika serangan pisau belati dari Daven melesat kencang ke arah Direwolf itu, mereka menghindarinya dengan mudah karena mereka menyadari serangannya dan mereka memiliki banyak ruang untuk bergerak. "Eh?." "Ggrrrr!!" Direwolf menggeram dengan keras. Para Direwolf itu lalu mulai berlari dengan cepat ke arah Daven. di sisi lain Daven yang menyadari kalah para Direwolf itu bergerak ke arahnya tidak bergeming sedikitpun. "Kena kalian," Ucap Daven dengan senyum puas. *Wushhh!* Pisau belati yang tadinya mereka hindari mulai mengejar mereka dari belakang. Tepat ketika mereka sudah sangat dekat dengan Daven, pisau belati itu langsung menembus kepala mereka. "aggh," Para Direwolf itu kesakitan hingga mereka tidak bersuara lagi. "Sudah lama aku tidak bertarung mengandalkan otak seperti ini, rasanya sangat kesal ketika aku harus menggunakan otakku hanya untuk bertarung melawan monster seperti Direwolf saja," Ucap Daven agak kesal. Cara bertarung menggunakan otak seperti ini
Baca selengkapnya

Bab 12 - Melawan Musuh yang Lebih Kuat (4)

"Sekarang mari kita lihat di mana Orc Shaman itu mengurung Direwolf Alpha." Daven mulai terdiam sejenak untuk memikirkan hal itu. "Orc Shaman adalah monster yang memiliki kecerdasan namun kepintarannya juga tidak terlalu bagus mengingat dia juga hanyalah seekor Orc, kepintaran mereka hanyalah setara dengan monyet saja," meski terdengar seperti hinaan namun Daven tidak benar-benar bermaksud untuk menghina orc shaman itu."Jika aku adalah Orc Shaman di mana aku akan menyimpan pimpinan boss musuh yang sedang aku tawan?" Ucap Daven memikirkannya."Tunggu Orc Shaman pasti tidak akan menganggap Direwolf sebagai musuh malahan dia akan mengganggap mereka seperti anjing penjaga karena itu mereka menaruh beberapa Direwolf di sekitar portal," Pikiran Daven mulai berputar dengan cepat setelah ia menyadari hal itu."Jika Orc Shaman menganggap para Direwolf adalah anjing penjaga maka pasti ia menjaga anjing penjaga yang paling kuat untuk menjaga area
Baca selengkapnya

Bab 13 - Melawan Monster yang Lebih Kuat (5)

"Gggrrr!!" Direwolf Alpha yang marah kepada Daven menggeram dengan sangat keras. Dalam kedipan Mata Direwolf itu sudah berlari dan ke arah Daven, sampai Daven hampir tidak menyadarinya. '!!' Daven baru tersadar ketika Direwolf Alpha itu berada sangat dekat dengannya, Direwolf Alpha itu melompat tinggi dan mencoba untuk menerkamnya. 'Aku rasa hari ini adalah hari keberuntunganku!' *Bbraakkk!* Dari arah lain tiba-tiba seekor Orc datang dan menghantam Direwolf Alpha itu dengan gada besar yang ia genggam. "Geeekkk!!" Para Orc lain yang mulai berdatangan mulai berteriak keras seolah menunjukkan kedatangan mereka dan di antara mereka ada Orc Shaman yang berada di barisan paling belakang. 'Aku memang melakukan kesalahan namun kesalahan itu tidak akan mengacau rencanaku,' Pikir Daven cukup merasa beruntung. Kesalahan Daven m
Baca selengkapnya

Bab 14 - Kehidupan Baru (1)

"Geekk" Orc kecil mulai berteriak kesakitan ketika sebuah kapak besar menancap di tubuhnya. "Ini harusnya yang terakhir," Dengan tatapan dingin tanpa emosi Daven mulai berjalan pergi meninggalkan kampung Orc yang hancur berantakan dan semua Orc terbaring tanpa nyawa. Setelah Magic powernya meningkat ia bisa mengendalikan sebuah kapak besar milik seorang pejuang Orc dan ia menggunakannya untuk membunuh semua Orc yang tersisa di dalam dungeon itu. Daven berjalan dan terus berjalan meninggalkan perkampungan Orc karena ia sudah tidak memiliki urusan lagi di sana, "Sebaiknya aku pergi sebelum aku kehabisan energi," Ucap Daven cukup lemas. Tubuhnya sudah kelelahan dan mulai lemas, ia sebenarnya sudah tidak sanggup untuk melakukannya lagi. Daven berjalan dengan menarik kakinya yang kelelahan dan dengan susah payah ia akhirnya sampai di depan portal. Ia berjalan dengan sekuat tenaga hingga ia keluar dari dungeon itu. "Sudah malam?" Ia kebingungan saat di sekitarnya gelap guli
Baca selengkapnya

Bab 15 - Kehidupan Baru (2)

Guild Myth - 9 April 2025 Seorang wanita sedang membaca beberapa berkas dokumen yang ada di atas mejanya. Ia memiliki warna rambut yang berwarna coklat yang agak sedikit gelap, dengan wajah yang tajam dan tahi lalat di sekitar bibirnya membuat ia terlihat agak sedikit menakutkan. *Tok,tok,tok.* Terdengar suara ketukan pintu dan wanita itu langsung mengalihkan pandangannya. "Masuklah" Ucapnya. Tak lama pintu terbuka dan seorang laki-laki yang agak tinggi terlihat, ia membawa sebuah dokumen di tangannya. "Apa itu Chris?" Tanya wanita itu, bermaksud untuk menanyakan dokumen apa yang Chris bawa. "Ini adalah dokumen para peserta yang anda minta ketua" Jawab Chist dengan tenang sambil mencoba untuk menyerahkan dokumen itu kepada wanita itu.
Baca selengkapnya

Bab 16 - Kehidupan Baru (3)

[ Halo Daven ] "Pendidikan tetap apa?" Tanya Lia yang agak kebingungan karena Daven tiba-tiba berhenti begitu saja. "Ah, maksudku pendidikan tetaplah penting" Jawab Daven setelah menyadari kebingungan Lia. "Kalau begitu aku berangkat dulu" Ucap Daven ingin mengakhiri pembicaraan. "Aku juga akan berangkat kalau begitu hati-hati Daven" Ucap Lia sambil tersenyum hangat dengan melambaikan tangannya kepada Daven. "Kau juga hari-hati" Jawab Daven. Lia berjalan langsung ke arah sekolahannya s
Baca selengkapnya

Bab 17 - Kehidupan Baru (4)

'Eh?' Daven terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya terdiam ketika guru wanita itu memeluknya. "Bu Nia?" Ucap Pak Daffa terkejut dan kebingungan setelah melihat Bu Nia memeluk Daven begitu saja. Menyadari kelakuannya yang sepertinya agak berlebihan, Bu Nia mulai melepaskan Daven dan mencoba untuk bersikap tenang. "Maaf, aku tak sengaja" Kata Bu Mia kepada Pak Daffa. Bu Nia lalu melihat ke arah Daven. "Maaf Daven, Ibu tidak sengaja mungkin naluri keibuan Ibu membuat Ibu bergerak begitu saja," Kata Ibu Nia mencoba menjelaskan kepada Daven. "Daven adalah salah satu dari para murid-murid sekolah ini sangat yang berharga, mengingat kondisi yang terjadi mungkin membuat Naluri keibuan Bu Nia keluar sendiri, karena itu Daven maafkan Ibu Nia," Ucap Pak Daffa mencoba untuk membela Ibu Nia
Baca selengkapnya

Bab 18 - Rencana Sendiri (1)

'Sudah kuduga akan ada orang di sini,' Wajahnya terlihat putus asa dan pasrah, begitulah reaksi Daven ketika ia melihat ada beberapa orang di atas atap itu. 'Kenapa aku malah putus asa, bukankah aku sudah merasakan keberadaan lima orang di atas atap ketika sedang mengarah ke atas sini,' Pikir Daven. Dengan kemampuannya untuk merasakan mana seseorang Daven sudah menyadari orang-orang yang sedang berada di atap namun entah mengapa ia masih berharap. Terdapat 4 orang yang terlihat di atas atap itu dan mereka semua berada di dekat pagar pembatas dan mereka menghadap membuat setengah lingkaran. 'Dilihat dari warna seragam mereka anak kelas 2 ya?' Simpulkan Daven. Mendengar suara pintu terbuka mereka langsung melihat ke arah pintu itu dan terlihat jelas sosok Daven yang juga menatap mereka.
Baca selengkapnya

Bab 19 - Rencana Sendiri (2)

"Kau masih di sini?" Tanya Daven kepada Allen karena menurut Daven, tidak ada alasan lagi untuknya untuk tetap diam di sana. "A-ah, maaf," Jawab Allen dan ia mulai berdiri. "Terimakasih karena telah menolongku kak?.." Allen mencoba untuk berterimakasih kepada Daven namun ia tidak tau nama Daven. "Daven," Jawab Daven memberitahukan Allen namanya setelah ia menyadarinya. "Saya Allen dari kelas 11 E, Terimakasih banyak Kak Daven," Kata Allen sambil menundukkan wajahnya. Daven sendiri merasa cukup terkejut karena Allen berterimakasih kepadanya dengan bersungguh-sungguh, jadinya hal itu membuat Daven sedikit canggung dan bingung untuk menjawabnya. "Ya, tidak masalah," Ucap Daven dengan a
Baca selengkapnya

Bab 20 - Rencana Sendiri (3)

Daven terdiam di tempatnya berdiri setelah ia berpisah dengan Allen, tatapannya menatap tajam ke suatu arah. 'Dia? yang benar saja!' Pikirnya sambil melihat ke arah seseorang yang memakai Hoodie hitam dengan penutup kepalanya, orang itu juga memakai kaca mata hitam dan sebuah masker untuk menutupi wajahnya. Tanpa pikir panjang Daven berlari secepat yang dia bisa, dia terus dan terus berlari sambil mencoba untuk menghindari beberapa orang dan barang yang menghalangi jalannya. "Eh??" Ketika Daven berlari, orang itu terkejut dan langsung juga ikut berlari mencoba untuk mengejar Daven. Mereka terus berlari dengan secepat yang mereka bisa, orang-orang yang melihat mereka berlari menjadi heran namun mereka tidak mencoba untuk ikut campur. Semuanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status