"Belum terlambat untuk memperjelasnya sekarang." Hasan menjawab dengan tenang, matanya melihat tanda merah di lehernya, "Lusi, di Kota Rogasa yang kaya dan menawan, kamu punya kebebasan untuk mengejar kehidupan yang bahagia dan aku nggak akan menghentikanmu. Tapi, tolong jangan jatuh ke dalam jurang kekayaan, karena kamu nggak akan pernah bisa keluar!""Kak Hasan ...." Melihat kalau dia akan pergi, Lusi buru-buru mengulurkan tangan dan meraih tangannya, "Kak Hasan, bisakah kamu menerima aku sebagai saudara perempuanmu?"Hasan berhenti dan menarik tangannya, "Aku telah mengirim sejumlah uang kepada Om dan Tante. Ayo kita selesaikan semua ini."Setelah mengatakan itu, Hasan pergi.Lusi menggigit bibirnya, sedikit keengganan muncul di matanya.Saat ini, seseorang datang dan berkata, "Nona Lusi, tolong ikut saya."Lusi mengangguk, menyeka air matanya, berbalik dan tersenyum cerah.Dia mengikuti orang-orang itu dan berjalan ke atas.Melewati hiruk pikuk di bar itu, dia mendorong pintu ruang
Read more