Semua Bab Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan: Bab 391 - Bab 400

405 Bab

Bab 391. Mendapat Pekerjaan juga.

"Kabar baik? Apa itu, Nak?" Bu Asih bertanya dengan penuh rasa ingin tahu."Ada pekerjaan di kebun Mas Heru untuk Dodi. Kalau Dodi mau, besok pagi dia bisa datang ke sana. Mas Adi, pengurus kebun, akan menunjukkan pekerjaan apa saja yang bisa dikerjakan Dodi," jelas Gita.Mendengar ucapan Gita, Bu Asih tampak sangat senang. Bahkan, air matanya menetes karena terharu."Alhamdulillah, terima kasih banyak atas bantuanmu, Nak Gita. Dodi pasti sangat senang. Soalnya dia sudah mencari pekerjaan ke sana kemari, tapi tidak ada yang membutuhkan tenaga," kata Bu Asih sambil menoleh pada anaknya, Lia."Lia, coba kamu cari Mas Dodi. Sepertinya dia sedang mancing di kolong belakang sana."Lia mengangguk dan segera keluar dari pondok, berlari kecil menyusul Dodi."Nak Gita, maaf ya, Ibu tidak ada minuman yang bisa disuguhkan kecuali air putih ini," kata Bu Asih sambil menyodorkan gelas kosong dan teko plastik di hadapan Gita."Tidak apa-apa, Bu. Ini saja sudah cukup kok," sahut Gita sambil menuangk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

Bab 392. Kamu adalah bukti nyata

Mungkin hanya sekitar dua puluh menit, Dodi kemudian pamitan untuk pulang. Saat Dodi berdiri, Anisa muncul dari luar, dia baru datang dari tempat Nita. Anisa yang belum pernah melihat Dodi sedikit terkejut melihat ada orang asing di rumah mereka. Setelah Dodi pergi, Anisa langsung menanyakan soal Dodi pada Gita. "Mbak Gita, tadi itu siapa ya?""Oh, itu orang yang mau kerja di kebunnya Mas Heru. Kenapa?"Anisa tertawa kecil. "Kupikir cowok itu pacar mbak Gita, yang mau ngapelin mbak Gita."Gita langsung melotot pada Anisa. "Apa sih, kamu ini masih kecil sudah membahas soal pacar.”“Ya, karena mbak Gita belum punya pacar, tapi setidaknya harus selektif dong ya? Jangan seperti cowok tadi, udah agak cupu mana dekil lagi, untung saja bukan."Gita langsung menegur Anisa, "Kita tidak boleh menghina orang sembarangan, mau dia dekil atau cupu, dia juga manusia. Jangan menilai orang hanya dari penampilannya."Anisa segera menutup mulutnya dengan tangannya, tau jika sudah berbuat salah.“Astaghf
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

Bab 393. Aku Sudah Banyak Merepotkan

“Kamu mungkin tidak dididik oleh orang tua, kamu tidak disekolahkan oleh orang tua kamu, tapi kamu bisa jadi. Kamu bisa tetap maju tanpa mempedulikan apakah orang tua kamu kaya atau miskin, benar atau salah. Keputusanmu sendiri yang menentukan kemajuanmu, jadi berhentilah untuk menjadikan itu sebuah alasan dan mulailah berkembang, baik dari segi finansial maupun pemikiran.”Gita termenung, merenungkan kata-kata Nita. Setiap perkataan dari Mbak Nita memang benar adanya. Dia adalah bukti nyata, bahwa dulu orang sangat meremehkan dirinya dan memandang sebelah mata, bahkan saudaranya sekalipun. Namun, karena dia telah mengambil keputusan untuk bertahan dan berjuang, pada akhirnya waktu membawanya pada titik kesuksesan saat ini.Gita termenung, mengingat semua nasehat dari Mbak Nita. Sosok yang selama ini menjadi inspirasinya.Dia merebahkan tubuhnya diatas kasur tempat tidur miliknya. Malam ini dia melupakan pekerjaan dan ingin segera tidur.Pagi hari, Gita terbangun dalam keadaan segar b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Bab 394. Terima kasih

"Eh, tidak apa-apa, kita saling membantu saja. Aku cuma minjemin kok, nanti juga kan kamu pulangin," sahut Gita.Dodi dengan ragu-ragu menerima uang dari Gita. "Terima kasih ya, Mbak. Kalau begitu, aku belanja di tempat Mas Heru sekalian.""Iya, silahkan," balas Gita.Dodi kemudian mengarahkan motornya ke toko Heru untuk membeli minyak sayur, telur, dan bumbu lainnya. Sisa uangnya ia gunakan untuk membeli jajan bagi ketiga adiknya. Setelah itu, Dodi pulang ke pondoknya.Gita segera masuk, mandi, dan berganti pakaian. Dia melihat Anisa yang sedang makan sambil bersungut-sungut. "Sebel deh, Mbak. Motornya sering macet, aku jadi bahan ledekan teman-teman. Untung tadi ketemu Mas Dodi, kalau enggak, pasti aku harus dorong motor sampai ke rumah. Capek banget, jauh kan?"Gita terdiam. Sebenarnya, dia sudah punya rencana untuk membelikan Anisa motor baru, tapi uang yang ia punya belum cukup."Besok, bawa motor Mbak Gita saja. Biar motor itu Mbak yang antar ke bengkel dulu.""Lalu Mbak Gita ng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Bab 395. Cantik-cantik Tapi tidak pintar

"Nggak usah diingat lagi. Yang lalu biarlah berlalu. Yang terpenting sekarang, bagaimana kita menjalani kehidupan kedepannya dengan lebih baik," jawab Gita."Iya, Mbak. Aku berjanji. Mbak boleh marah, memukul, atau apa saja kalau aku sampai mengulangi perbuatan lalu." Dodi berkata sambil tertawa.Gita pun tertawa mendengar ucapan Dodi. "Baik, aku pegang janji kamu. Tapi, omong-omong, jangan panggil aku 'Mbak' dong. Merasa sangat tua jadinya."Dodi tertawa kecil. "Memang umur kamu berapa sih?" tanya Dodi."Katanya, nanya umur seorang gadis itu kurang sopan. Jadi, aku sebutkan tahunnya saja ya," jawab Gita sambil tersenyum.Dodi tertawa lagi saat mendengar Gita menyebutkan tahun lahirnya. "Ah, iya, aku masih lebih tua satu tahun darimu,""Nah, kalau gitu, jangan panggil aku 'Mbak', deh. Aku merasa lebih tua.""Tapi, aku belum terbiasa," balas Dodi. Mereka tersenyum, lalu Gita menunduk untuk menatap ponselnya yang bergetar."Pembayaran Mbak Nita sudah masuk, loh. Coba cek punya kamu.”Gi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Bab 396. Pergi Ke Deller

“Kualat itu karena kebanyakan nolak lamaran laki-laki, makanya malah dapat yang nelungsep."Biasalah, kebanyakan emak-emak memang suka mengkritik orang lain. Entah benar atau salah, di mata mereka tetaplah salah.Setelah hampir 1 jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di dealer motor Yamaha.Mereka turun dan disambut ramah oleh pegawai dealer. "Silakan, Mas, Mbak, mau mencari motor apa? Biar kami bantu," ujar pegawai tersebut."Saya mau cari motor yang cocok untuk anak muda zaman sekarang, kak.” jawab Gita."Kalau boleh tahu, untuk siapa? Untuk Mbak atau Masnya?" tanya pegawai laki-laki itu kembali dengan ramah."Untuk adik saya. Dia perempuan,""Oh, ada banyak sekali model. Ada Mio, Scoopy, dan yang lagi trend sekarang itu N-Max yang pakai remote," jelas pegawai tersebut.Kemudian, pegawai itu mengajak mereka melihat berbagai motor yang berjajar dengan harga yang bervariasi. Pandangan Gita tertuju pada sebuah motor yang cukup populer saat ini, yaitu N-Max keluaran terbaru dengan remote
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

“Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Bab 398. Kejutan

Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Bab 399. Di Bully

"Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 400. Ke Pesta Bersama

Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
363738394041
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status