All Chapters of Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa: Chapter 21 - Chapter 30

355 Chapters

BAB 21 : Sekelompok Penggemar

Keesokan harinya, Elara masih datang ke kampus.Meskipun ia tahu ia akan segera dikeluarkan dari sana, ia memanfaatkan hari yang ada untuk menyelesaikan beberapa hal.Elara cukup dipandang baik oleh para dosen di sana, gadis itu cukup dekat dengan beberapa dosen karena sering membantu mereka dalam beberapa proyek mata kuliah.Selain itu ia memanfaatkan hari-hari terakhir sebelum dirinya benar-benar dikeluarkan dari sana.Elara baru saja tiba di taman belakang gedung fakultas, ketika empat gadis menghadangnya.“Oh, astaga lihat ini siapa yang datang?” ujar seorang gadis berambut merah.Tubuhnya tinggi semampai. Terutama ia mengenakan rok mini setengah paha, hingga menampakkan kaki jenjangnya yang mulus dan mengundang.Wajahnya cantik, ia memulasnya dengan baik.“Ck! Sungguh bermuka tebal, masih berani menunjukkan diri ke sini setelah perbuatan hina yang ia lakukan!” Sindiran itu berasal dari gadis sebelahnya yang memiliki rambut hitam keriting.“Apa kau tersesat, nona White? Gerbang kel
Read more

BAB 22 : Mendatangkan Kesaksian

Di ruang kantor dekan, suasana masih serupa.Sang dekan berwajah tegas dan masam memandang Elara. Di sofa bersebelahan dengannya, duduk Tuan Wycliff dan juga putra semata wayangnya, Henry Wycliff.Keberadaan mereka disertai atmosfer menindas yang mereka keluarkan, memang terasa menekan bagi Elara.Yang lebih membuat Elara kaget lagi, di seberang Tuan Wycliff, Tony White --ayah tirinya, terlihat duduk dengan tangan terkepal.Pria paruh baya yang telah mengusirnya itu datang dan berada dalam satu ruang yang sama dengan Elara sekarang.Orang-orang di dalam ruangan itu mungkin berpikir bahwa Tony White ada dalam ruangan itu, sebagai satu-satunya pembela dan yang akan berada di pihak Elara.Pada kenyataannya, tidak demikian.Tepat begitu Elara masuk dan mendekat ke ruang tengah, Tony White langsung memarahinya begitu saja.“Kali ini apa yang kau lakukan?!”Hanya butuh waktu sekian detik bagi sang dekan, juga tuan Wycliff dan Henry untuk terkejut. Setelah keterkejutan itu hilang, mereka kemu
Read more

BAB 23 : Bertanggung Jawab Untuknya

“Katakan apa adanya, Cindy, Brit, Lea… Kita semua tahu seperti apa Henry itu,” Jeanne memberikan dukungan pada ketiga gadis tersebut.Ketiganya menunduk dan menghindari tatapan Jeanne dan juga Elara.“Jawab.” Sang dekan memberi tekanan pada kata tunggalnya itu.“Ti-tidak pernah, Sir,” jawab ketiganya hampir serempak.“Kalian!” Jeanne berseru marah.Sementara Elara mengarahkan tatapannya pada Henry dan mendapati pemuda itu tersenyum miring.“Anda dengar sendiri, bukan?” Tuan Wycliff bersuara sambil melirik sang dekan. “Putra ku tidak pernah melakukan hal-hal yang dituduhkan itu. Begitu kurang ajarnya kedua gadis ini menuduh putra ku yang tidak bersalah!”“Maafkan kami, Tuan.” Dekan itu buru-buru membungkukkan badannya dan meminta maaf sungguh-sungguh. “Kalian boleh keluar,” ujarnya kepada ketiga gadis yang masih berdiri di sana.
Read more

BAB 24 : Kehadiran Direktur

“Pa-Pak Direktur!” Sang dekan seketika langsung berdiri.Yang datang adalah direktur Bridgeston University, didampingi asistennya. Wajahnya terlihat muram dan sama sekali tidak memedulikan sang dekan.“Anda Direktur Bridgeston? Aku Thomson Wycliff,” sapa tuan Wycliff yang juga berdiri dan hendak mengulurkan tangan pada pria berusia lebih dari setengah abad dan tampak berwibawa itu.Direktur Bridgeston University itu juga tidak membalas sapaan tuan Wycliff dan justru menghampiri Elara.Semua orang dalam ruangan itu menatap bingung pria paruh abad lebih itu dan tidak bisa menduga apa yang akan dilakukannya pada Elara.“Elara White telah melakukan penindasan pada tuan muda Henry Wycliff, Pak Direktur.” Sang dekan tergopoh mendekati direktur itu dan buru-buru menjelaskan.“Nona Elara, duduklah. Jangan berdiri seperti ini.” Alih-alih merespon sang dekan, Direktur berbicara dengan lembut pada Elara.Tuan Wycliff mengerutkan kening, begitu pula Henry, putranya.“Tidak apa-apa, Sir.” Elara mun
Read more

BAB 25 : Dibela

Elara dan Jeanne masih berada di dalam ruangan.Bagaimanapun, kedua gadis itu tidak berani beranjak setelah semua hal yang mereka dengar.“Nona Elara,” Frederick memanggil.Elara yang masih tertegun di tempat, menjawab sedikit kaget. “Y-yes Sir?” Ia berjalan mendekat ke arah meja kerja, sedangkan Jeanne tidak berani mengikuti.Frederick menatap Elara yang kini berada tepat di seberang mejanya. “Apa yang kau ingin lakukan dengan Henry Wycliff ini?” tanyanya dengan sorot terlihat serius.Alih-alih menjawab dengan benar, Elara mengernyit. Ia sungguh tidak mengira akan menerima pertanyaan ini.Bagaimana tidak?Keadaan sebelumnya, dirinya benar-benar terpojok, dan itu memang sudah ada dalam dugaannya.Membuat Henry marah, konsekuensinya dikeluarkan dari kampus ini.Namun sekarang yang terjadi bahkan Direktur sendiri sampai datang dan membelanya --sesuatu yang bahkan tidak akan pernah berani ia bayangkan.Elara sadar, i
Read more

BAB 26 : Mengesahkan Hubungan Suami Istri

“Apa kau yakin, Elara tidak mengenal siapapun yang berasal dari kalangan berpengaruh di Hillsborough?”Thomson Wycliff telah melakukan panggilan telepon ke beberapa pihak, untuk memberikan tekanan pada Bridgeston University melalui direkturnya --Frederick Callaway.Namun tidak ada yang mau menerima telepon dari Thomson Wycliff. Ada dua orang yang menerima, namun belum sempat Thomson mengatakan apapun, pihak lawan langsung menolak Thomson dan menyebut tidak bisa menolong dalam hal apapun.Ini benar-benar membuat Thomson Wycliff dilanda kebingungan dan rasa heran yang berkepanjangan.Masalah kecil seperti ini, membuat dirinya kewalahan dan bahkan mencurigai ada sesuatu dengan latar belakang yang dimiliki Elara.“Ayah dengar sendiri, Elara bahkan hanya anak tiri keluarga White. Bagaimana bisa dia memiliki kenalan orang berpengaruh?” gerutu Henry.Ia pun frustrasi karena niatnya membuat Elara menunduk dan berlutut, benar-
Read more

BAB 27 : Berita Skandal

Elara menepuk pipinya yang masih terasa menghangat.Mengingat ucapan sembrono Arion semalam, membuat dirinya tidak kuasa menahan rona di wajah yang lebih memerah dari biasanya.Pembicaraan soal tidur bersama, selalu menyengat hati Elara.Akan tetapi…Langkah Elara terhenti.Sengatan yang terjadi pada dirinya, saat ini sedikit berbeda.Jika sebelumnya ia begitu marah --bahkan murka, saat dengan seenaknya Arion mengatakan menginginkan keperawanannya. Tapi sekarang, sengatan itu terasa lebih ‘ramah’.Elara tidak merasakan amarah yang sama, melainkan rasa tergelitik yang aneh.Ponsel di dalam saku Elara bergetar, menarik gadis itu dari lamunannya. Ia segera mengeluarkan ponselnya dan melihat deretan nomor asing di layar ponsel.“Ya?”‘El…’Kedua alis Elara melekuk. “Edric?!” Ia setengah memekik.‘Hai El, apa kabar?’“Oh astaga Ed! Mengapa baru mengabari sekarang?” Elara segera melancarkan serbuan
Read more

BAB 28 : Tidak Ingin Menangis

‘Aku tidak tahu apa yang sanggup menahan mu begitu lama di Hillsborough, Bro! Apakah proyek mu di sana ada gangguan?’“Hm.. katakanlah demikian.” Arion menjawab malas sambil bersandar di kursi kebesarannya.Ia melemparkan asal ponsel miliknya, begitu selesai memasang bluetooth headset di telinga kanan.‘Apa? Benar-benar ada kendala? Sungguh aneh!’ Suara di seberang sana terdengar berdecak.“Apa yang aneh?”‘Kau selalu sangat efektif menyelesaikan semua permasalahan, Bro. Belum pernah kudengar kau memiliki masalah yang bisa berlarut-larut.’“Ini sedikit berbeda,” jawab Arion --masih dengan nada malas.Ia sudah ingin meninggalkan kantor setelah selesai meeting beberapa saat lalu, namun salah satu teman yang cukup dekat dengannya, menghubungi.‘Apa yang berbeda?’“Jadi ada apa kau menghubungiku, Lucas?” Arion enggan membahas lebih jauh dan langsung menghentikan Lucas --seseorang yang meneleponnya itu.‘Sebenarnya--’“Selain urusan yang satu itu,” sela Arion tepat. Karena setelah ia mengat
Read more

BAB 29 : Bagaimana Jika Aku Tak Suci Lagi?

Pandangan Elara tiba-tiba menjadi gelap.Tidak, ia bukan pingsan, tapi sesuatu yang hangat menutupi kepalanya.Itu jaket milik Arion.Elara dapat mencium aroma yang sempat membuatnya gugup kemarin. Aroma yang kini tiba-tiba pula menghantarkan rasa hangat dan rasa tenang seketika.“Kau seperti anak kucing yang tersesat,” Suara dalam milik pria bermanik kelabu itu pun tertangkap indera pendengaran Elara.Nada pada kalimat Arion memang terdengar tak acuh, namun saat lengan kokohnya melingkari pundak Elara, itu terasa begitu lembut dan hangat.Pria itu menuntun Elara yang tertutupi jaket, hingga mencapai ke mobil yang diparkir tak jauh dari Elara berdiri sebelumnya.Arion memastikan Elara duduk dengan nyaman, bahkan memasangkan sabuk pengaman untuk gadis itu, sebelum ia lalu menutup pintu dan berjalan memutar ke pintu kemudi.“Apa yang terjadi?” tanya Arion setelah beberapa waktu mobil yang ia kendarai menja
Read more

BAB 30 : Untuk Menghukum

“Tidak, bukan itu maksudku!” Elara menggelengkan kepalanya kuat-kuat.Ia tidak bermaksud membuat Arion salah paham dengan pertanyaan itu. “Sesuatu.. Maksudku, aku hanya berandai-andai. Kalau itu terjadi padaku. Tidak ada maksud lain.”“Tidak ada sesuatu yang terjadi padamu?” Arion menyipitkan matanya.“Tidak. Aku bertanya itu karena benar-benar ingin bertanya.” Mata Elara mengerjap. Ia seakan baru saja mendapat gagasan. “Waktu kau meminta kesucian-ku, tidak kah terpikir bahwa aku bisa saja sudah tidak lagi perawan?”Arion terbatuk kecil. “Itu--” Ia memindahkan kembali mobil dalam mode drive --ia butuh waktu untuk mencari kata yang tepat untuk menjawab gadis di sampingnya.Sampai detik ini pun gadis bermanik zamrud itu masih lekat menatap ke arahnya --menunggu jawaban.Mobil kembali berjalan mulus, Arion berdeham. “Dari penampilanmu. Kau terlihat polos dan terlalu cocok untuk image perawan.”“Hah?” Elara merasa telinganya salah mendengar. Jadi saat itu, Arion hanya menebak bahwa dirinya
Read more
PREV
123456
...
36
DMCA.com Protection Status