Home / Fantasi / Pengantin Sang Penguasa Kegelapan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Pengantin Sang Penguasa Kegelapan : Chapter 41 - Chapter 50

59 Chapters

Penyamaran Dalam Penyamaran

Tujuh hari kemudian .... "Angela apa akhir-akhir ini ada hal mencurigakan terjadi?" Samuel bertanya sembari membantu Angela melakukan pekerjaan di Ladang. Meski dia baru beberapa kali melakukan pekerjaan di Ladang namun, Samuel sudah lumayan menguasai pekerjaan tersebut. Tangannya terus mengayunkan cangkul dengan lihai. "Tidak ada, semenjak kamu mempekerjakan dua mata-mata itu seminggu ini terasa aman." Balas Angela yang sedang memanen Kubis. "Baguslah kalau begitu." Ucap Samuel santai. "Angela, Samuel! Aku membawakan kalian makan siang." Teriak Emma yang datang seorang diri smebari menenteng keranjang yang berisi beberapa jenis makanan untuk mereka. Angela dan Samuel segera mencuci tangan mereka di saluran air yang mengairi ladang mereka. Kemudian mereka menikmati makan siang yang dbawa Emma bersama-sama dengan bahagia dan penuh tawa. Makan siang itu sudah seperti piknik keluarga yang dihiasi kegembiraan di wajah ketiganya. Sore harinya .... "Samuel aku percayakan dia padamu
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Penyamaran Terbongkar

Beberapa waktu sebelumnya ....BUGHHSamuel yang sedang mengumpulkan ranting kayu menoleh, dia mengerutkan keningnya dan bersikap waspada. Dia berkali-kali menoleh ke kanan dan kiri mengawasi situasi, dia berusaha berpikir positif. Setelah selesai dengan kegiatannya dia melangkah menyusuri jalan yang dia lalui sebelumnya.BUGHHDia menoleh kala kembali mendengar suara yang sama berulang kali, kakinya melangkah perlahan agar tidak membuat suara. 'Ethan?!' Batin Samuel terkejut melihat salah satu mata-mata terbaiknya tumbang dan terluka cukup parah.Samuel lantas berlari menghampiri pria itu, "Apa yang terjadi?" Tanya Samuel dengan wibawa seorang penguasa."Si-siapa kamu?" Tanya Ethan sembari memegang dadanya yang terus mengeluarkan darah. "Cepat katakan!" Perintah Samuel dengan tegas."Emma ... dia ber ... sama Le ... o." Ucap Ethan terbata-bata karena menahan rasa sakitnya.Samuel sontak menoleh dengan tatapan tajam dan bergegas menghampiri Emma. Dia sangat panik karena, ini berhubun
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bertemu Keluarga

"Kak siapa yang melukaimu?"Joana dengan panik berlari menghampiri Felix yang baru saja sampai, dia memapah kakaknya yang berjalan dengan terhuyung-huyung menaiki tangga. "Kamu kemana saja? Dan kenapa kembali dalam keadaan seperti ini? Siapa yang melakukannya?" Tanya Joana bertubi-tubi.Joana mengerutkan keningnya sembari perlahan membantu kakaknya berbaring di kasur. Sejak tadi Felix hanya dia dan tidak menjawab satu pertanyaanpun darinya. Hal itu membuat Joana merasa kesal, "Kak jawab, jangan diam saja!" "Keluarlah, aku ingin beristirahat." Balas Felix dengan suara lembut enggan menjawab pertanyaan Joana."Kak, jawab dulu petanyaan .... ""Aku bilang KELUAR!!!" Bentak Felix dengan suara lantang dan mendominasi.Joana tersentak kala Felix membentaknya serta menaikan nada bicaranya, dia menggigit bibirnya sembari menahan air matanya. Tanpa sepatah katapun akhirnya Joana berbalik dan melangkah pergi meninggalkan kakaknya seorang diri di kamar dan membanting pintu.BRUAKK'Hah ... seja
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Penolakan

"Cepat masuk!"Tangan Emma ditarik dengan kasar oleh ayahnya, dia sedikit tersentak namun, dia tidak berpikir macam-macam dan masih berpikir bahwa ayahnya hanya terkejut bahwa dirinya berhasil pulang dengan selamat. Meski raut wajahnya cukup kebingungan tapi, rasa senang dalam hatinya tidak bisa dia pungkiri."Kenapa kamu kembali?" Tanya ayah Emma dengan raut wajah marah."Apa maksudnya? Aku, aku selamat dan melarikan diri pulang. Ayah tidak senang dengan itu?" Tanya Emma balik setelah menjelaskan dengan singkat."Dasar gadis bodoh! Apa menurutmu para warga akan senang melihatmu kembali, sedangkan anak mereka terbunuh disana dan tidak pernah pulang." Ucap ayah Emma penuh penekanan dengan suara sedikit berbisik sembari menatap marah pada putrinya.".... " Setelah mendengar kata-kata ayahnya, dia pun terdiam dan tak bisa berkata apapun lagi. Dia menatap ayahnya dengan tatapan kecewa, dia tidak menyangka bahwa itulah yang akan terjadi jika dirinya kembali. 'Aku pikir mereka akan bahagia
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Kembali Ke Penjara Kekecewaan

"Enyahlah manusia rendahan!" Dengan sekali hempasan tangan Erland, para warga yang menganiaya Emma seketika terpental hingga tersungkur ke tanah. Dibawah hujan lebat akibat kemarahan Erland, para warga merubah posisi mereka menjadi bersujud memohon ampun agar desa mereka tidak dilenyapkan. "Dewa Pelindung mohon jangan lenyapkan desa ini." "Kami memohon ampun." "Ampuni kami Dewa Pelindung." Erland tidak menghiraukan jeritan para warga yang memohon padanya, yang dia pedulikan adalah gadis tercintanya, Emma. Dia meletakkan tubuh Emma diatas pangkuannya, tatapan tajam sebelumnya berubah menjadi tatapan pilu yang menyedihkan. "Emma maaf aku datang terlambat. Aku akan membalas rasa sakitmu seribu kali lipat." Ucap Erland dengan nada rendah sembari menyeka darah yang terus membasahi wajah Emma menggunakan jubah hitamnya. Erland menggendong Emma dalam dekapannya sembari menutupi gadis itu dari hujan dengan jubah hitamnya. Lalu terbang, dia dapat menatap satu desa dari atas. "Des
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bukan Sekedar Ucapan

"Seharusnya aku tidak pernah bersikap lembut padamu!" Erland dengan kasar menarik Emma dan membantingnya di atas tempat tidur. Tatapan mengerikan yang hanya dia perlihatkan pada musuh kini dia gunakan untuk mengancam gadis itu. Dengan kuat tangannya menekan kedua tangan Emma di tempat tidur. Dia mendekatkan wajahnya yang mengerikan, "Ingatlah hidup ayah dan adikmu ada di tanganku. Jadi, jangan coba main-main denganku." Ucap Erland dengan lirih di telinga Emma. Alih-alih terdengar lembut suara Erland lebih terdengar mengerikan. Emma yang mendengar ancaman Erland hanya bisa diam dan mengikuti setiap perkataan Erland untuk kedepannya. 'Inilah dirimu yang sebenarnya dan sisi yang kamu sembunyikan dariku.' Batin Emma sembari menatap Erland dengan penuh kebencian. "Seharusnya kamu biarkan aku terbunuh saja saat itu." Lirih Emma sembari menatap tajam punggung Erland yang semakin menjauh dari pandangannya. Setelah berdiam beberapa waktu, Emma lantas menyadari sesuatu. 'Jalan keluar, jala
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Luar Kendali

"Aku mohon hentikan semua ini."Dengan tidak berdaya Emma berlutut di bawah hujan badai yang sedang terjadi, dia memohon agar Erland menghentikan kekacauan tersebut. "Tolong hentikan, aku akan ikut denganmu." Ucapnya sembari kedua tangannya memegang kaki Erland, sama seperti seorang pelayan yang memohon pada tuannya.Tubuhnya bergetar seolah dirinyalah yang akan mati hari ini, dia menahan isak tangisnya dan memegang kaki Erland dengan kuat. "Aku tidak akan lari lagi, aku janji." Ucap Emma berusaha meyakinkan Erland bahwa dia akan menempati ucapannya kali ini.Erland menyeringai melihat ketidakberdayaan Emma saat ini. Dia mengibaskan tangannya ringan lalu, menurunkan tangannya. Pandangannya terus tertuju pada Emma, dia merasa bersalah namun, diwaktu yang sama dia juga merasa senang karena Emma akan berada dalam genggamannya lagi.DUARRREmma sangat tersentak kala petir tersebut tetap menyambar, suara yang dihasilkan terdengar sangat nyaring dan begitu menakutkan. Air matanya meleleh be
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Ruang Gerak

"Apa kamu sudah gila kak?!"Nathan tidak habis pikir melihat hasil karya kakanya yang tertera pada tangan kanan Erland. Dia menggeleng sembari memijat pangkal hidungnya sembari berkata, "Kak apa kamu tidak berpikir jika tukangmu hancur kamu tidak akan bisa mengayunkan pedang?" "Aku bisa menggunakan tangan kiriku." Ujar Erland singkat sembari duduk di tepi tempat tidur Nathan."Kak jika kamu merasa bersalah padanya meminta maaflah, tidak ada gunanya melukai dirimu sendiri.""Itu hanya membuatmu memiliki kelemahan baru yang akan dimanfaatkan musuh dan mungkin kamu akan menyesal suatu saat." Tambah Nathan yang terus mengomeli kakaknya yang duduk tenang sembari menatap lantai.Erland lantas berbaring sembari memejamkan matanya menghindari omelan dari Nathan yang tak ada hentinya. Dia hanya diam dan tidak menjawab apapun lagi, semua yang dikatakan Nathan menurutnya ada benarnya namun, inilah satu-satunya cara menghukum dirinya agar terlepas dari rasa bersalah."Kalau begitu istirahatlah,
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Kembali Mencoba Percaya

'Apakah aku harus mencobanya?' Emma berdiri berdiri di tepi kolam dengan air jenih ditemani langit biru yang cerah nan hangat. Suara air mengalir menjadi salah satu musik yang dapat menenangkan pikiran membantunya membuat keputusan saat merasa bimbang. Dia terlihat sedikit murung karena beberapa hari ini dia tidak melihat Erland dimanapun. 'Apa terjadi sesuatu padanya? Dia sudah lama tidak datang berkunjung.' Gumamnya sembari menengadah menatap langit yang setiap hari dia ajak bicara seakan langit tersebut dapat menjawab semua pertanyaannya. 'Baiklah, mari kunjungi dia.' Ucap Emma dengan yakin dan mantap. Dia berbalik dan melangkah keluar kamar, kakinya ters berjalan menyusuri lorong yang ada tanpa tahu dimana keberadaan Erland. 'Tapi ... aku harus menemukannya dimana?' Batinnya sembari menatap lantai dengan jari telunjuknya menyentuh bibir bawahnya. Disela-sela berpikir, sidut matanya menangkap seorang pria yang sering mengunjunginya sedang berjalan ke arahnya dengan beberapa or
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Lenyapnya Dendam Dalam Hati

'Akh ... dimana aku?' Emma terus berjalan tanpa arah dibawah gelapnya malam, suhu dingin dengan pasti menusuk kulitnya. Bulu kuduknya berdiri, rasa takut menjalar dalam tubuhnya, netranya terus mencari sosok yang selalu menemaninya kala berada dalam situasi ini. "Akh ... Erland!" Nafasnya semakin pendek, dadanya terasa semakin sesak seolah sedang dicekik oleh seseorang. Dia berjongkok mengatur nafasnya yang sudah terasa berat, dengan samar-samar dia mendengar seseorang sedang berkelahi. Dia mendongak, menatap lurus dengan harapan dia menemukan orang yang dia cari. Dia bangkit, dengan langkah terhuyung-huyung dia terus maju tanpa henti. Disana dia melihat dua orang pria sedang beradu sihir, dia menatap ke orang yang sebelah kiri, "Erland!" Orang yang dia cari ternyata sedang terjebak dalam pertarungan sengit. Kemudian, dia melihat sisi yang satunya, dia menyipitkan pandangan berusaha melihat wajah lawan Erland. Sayangnya, bagaimanapun dia berusaha wajah pria itu tidak kunjung jela
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status