All Chapters of Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta : Chapter 41 - Chapter 50

57 Chapters

Bab 41. Usaha Menyelamatkan Sylvia

Edgar dan supir pribadinya terus mengejar mobil SUV hitam itu melewati berbagai belokan tajam dan jalan-jalan sempit. Melihat rute yang dilalui oleh mobil tersebut, Edgar bertambah panik. Namun semangatnya untuk menyelamatkan Sylvia tidak pernah surut. Beberapa kali dia melihat sekilas ke belakang, memastikan apakah teman-temannya sudah menyusul atau belum. Setelah hampir satu jam pengejaran, mobil SUV hitam itu berhenti di sebuah gudang tua yang terletak di pinggir kota. Edgar memberikan memberikan perintah kepada supirnya untuk memarkir mobil sedikit jauh dari gudang tersebut agar tidak menimbulkan kecurigaan. “Parkir disana aja pak, biar gak ketahuan sama para penculik itu.”“Baik tuan muda.” Supir pun menganggukkan kepalanya untuk merespon ucapan Edgar.Lalu, supir memarkirkan mobil di dekat semak-semak supaya tidak terlihat oleh para penculik tersebut. Tidak lama kemudian ke-tiga temannya Edgar pun datang. Melihat mobil Edgar terparkir di dekat semak-semak, mereka langsung memar
Read more

Bab 42. Pertarungan Sengit

“Edgar Alexandro Wijaya. Itu kan nama mu?” tanya Thomas.Lalu ia pun berjalan ke arah Sylvia. “Awalnya aku berpikir bahwa kamu selamat dari kecelakaan waktu itu, tapi ternyata kalian adalah 2 orang yang berbeda.” “Kecelakaan? Apa maksud anda?!” tanya Edgar.“Saudara kembar mu itu sudah merendahkan harga diri dan juga perusahaan ku!” teriak Thomas. Lalu ia pun memegang sandaran kursi yang sedang di duduki oleh Sylvia dengan sangat erat. “Dia begitu sombong sampai menolak tawaran kerjasama dengan perusahaan ku! Melihat kesombongan pria itu justru membuat ku semakin tertantang untuk melenyapkannya dengan perusahaannya itu, tapi sayangnya pria materialistis itu tidak mengatakan hal apapun kalau pria sombong itu memiliki saudara kembar.” “Pria sombong? Materialistis? Siapa yang anda bicarakan? Bicara yang jelas?” tanya Edgar.Thomas langsung menyunggingkan senyumnya. “Sepertinya kamu tidak sepintar saudara kembar mu itu. Sudahlah, aku lelah untuk menjelaskan semuanya kepada mu. Lebih bai
Read more

Bab 43. Mulai Memperketat Keamanan Dirumah

Saat Edgar dan Sylvia keluar dari gudang tersebut, Edgar heran karena ia tidak melihat satu pun mobil polisi diluar gudang. Tak lama kemudian Edgar pun mendengar suara supirnya yang memanggil namanya. Lalu, ia pun bergegas membawa istrinya untuk menghampiri supir tersebut. “Apa kamu melihat ada mobil polisi yang melintas di area gudang ini?” tanya Edgar kepada supirnya.“Suara sirine polisi tadi, sebenarnya berasal dari ponsel saya, tuan muda,” ucap supir.Edgar pun mengerutkan keningnya. “Ponsel mu? Maksudnya?”“Iya tuan muda, tadi kata den Andre, kalau tuan muda dan yang lainnya belum keluar dari gudang itu dalam waktu 20 menit, saya harus mencari suara sirine polisi dan menghidupkannya,” ucap supir.“Kerja bagus, kalau begitu ayo kita pulang sekarang,” sahut Edgar.Supir tersebut langsung menganggukkan kepalanya. Kemudian ia langsung membuka pintu mobil untuk Edgar dan Sylvia. Setelah Edgar dan Sylvia duduk di dalam mobil, supir tersebut langsung masuk dan mulai menyalakan mesin mo
Read more

Bab 44. Mulai Menyelidiki Dengan Serius

Sesampainya di dalam kamar, Edgar langsung membuka selimut. Lalu, ia pun meminta Sylvia untuk berbaring diatas tempat tidur. “Istirahatlah.”Sylvia yang khawatir karena pak Thomas belum ditangkap oleh pihak yang berwajib, tentu saja hal itu membuat ia tidak ingin tidur. Ia takut jika sewaktu-waktu pak Thomas akan datang ke kamarnya untuk menghabisi nyawanya. Sambil memegang tangannya Edgar, Sylvia pun berkata. “Aku gak mau tidur, Edgar. Aku takut kalau pak Thomas masuk ke kamar ini untuk menghabisi aku ataupun kamu.”Lalu Edgar pun mengusap pipinya Sylvia. “Selama aku masih hidup, gak akan aku biarkan siapapun menyakiti mu. Sekarang tidurlah. Biar aku yang akan menjaga kamu.”Meskipun Sylvia masih khawatir, namun ia mencoba untuk mempercayai Edgar. Lalu ia pun menaikan kedua kakinya dan mulai membaringkan tubuhnya. Setelah Sylvia berbaring, Edgar langsung menyelimuti Sylvia. Tidak lupa juga ia memberikan kecupan singkat di kening Sylvia untuk menenangkannya. Namun, saat Edgar mulai
Read more

Bab 45. Mulai Merasa Kesepian

Sejak kejadian penculikan yang di alami oleh Sylvia, Edgar selalu sibuk untuk mencari tau informasi mengenai pak Thomas, mata-mata pak Thomas, dan juga mencari keberadaan Edward, Edgar jadi jarang punya waktu bersama Sylvia. Bahkan Edgar juga melarang Sylvia untuk keluar dari rumah demi keselamatannya. Selama pak Thomas belum tertangkap, Edgar selalu merasa khawatir jika Sylvi keluar dari rumah.Namun, kekhawatiran Edgar tersebut justru membuat Sylvia merasa terkekang dan tidak bisa bebas. Tok! Tok! Tok!“Masuk,” ucap Sylvia dari dalam kamar.Setelah diperintahkan masuk, pelayan pun membuka pintu kamar Edgar. Kemudian pelayan tersebut menghampiri Sylvia yang sedang berbaring diatas tempat tidur.“Nyonya muda, ini saya bawakan makan siang untuk anda,” ucap pelayan.“Bawa aja makanan itu, aku sedang tidak nafsu makan,” sahut Sylvia.“Anda harus tetap makan, nyonya muda. Sejak semalam anda belum makan. Bahkan sarapan pagi pun tidak anda sentuh sedikitpun. Kalau begini terus, anda akan j
Read more

Bab 46. Dilarikan Ke Rumah Sakit

Sore harinya. Melihat jam dinding dikamarnya sudah menunjukkan pukul 5 kurang, Sylvia pun keluar dari kamar untuk menyambut Edgar yang sebentar lagi akan pulang dari kantor. Namun, ketika Sylvia baru melangkahkan kakinya beberapa langkah, ia merasa kepalanya sangat pusing. Namun, ia tetap memaksakan diri untuk turun ke lantai bawah. Sambil berjalan ke arah tangga, Sylvia berusaha menguatkan dirinya. “Ayo Sylvia, sedikit lagi. Kamu pasti bisa.”Ia pun terus melangkah sedikit demi sedikit. Saat ia hampir sampai di lantai bawah, pandangannya justru mendadak buram. Alhasil ia pun terjatuh saat di tiga anak tangga terakhir. “Kenapa penglihatan ku semakin memudar?” Sylvia berucap sambil mengusap matanya.Bruukk! “Astaghfirullah, nyonya muda!” teriak Sekar.Sekar yang sedang merapikan ruang keluarga, ia langsung terkejut saat melihat Sylvia terjatuh dari tangga. Lalu, ia pun menghampiri Sylvia untuk mengecek kondisi Sylvia. Melihat Sylvia dalam keadaan tidak sadarkan diri serta kening ya
Read more

Bab 47. Diizinkan Pulang

Edgar pun masuk kedalam ruang UGD. Setelah berada didalam, Edgar melihat Sylvia sedang berbaring dengan infus yang terpasang di tangannya. Lalu, ia pun mulai berjalan menghampiri Sylvia. Setelah berada didekat Sylvia, Edgar langsung mengusap kepala Sylvia. “Seandainya aku bisa pulang lebih awal, semua ini pasti gak akan terjadi padamu.”Sementara itu Sylvia yang merasakan sentuhan tangan seseorang, ia pun mulai membuka matanya. Ia sangat senang karena bisa melihat Edgar kembali setelah beberapa hari tidak bertemu dengan Edgar.“Edgar,” lirih Sylvia.“Iya, ini aku,” ucap Edgar. Lalu, Edgar pun mengusap pipinya Sylvia. “Bagaimana keadaan mu sekarang? Apa kamu merasa pusing?” “Sedikit,” ucap Sylvia. “Aku dengar dari pelayan, kamu belum makan dari pagi. Kenapa kamu melakukan semua itu?” tanya Edgar.“Aku ini manusia, Edgar. Aku bukan seekor domba yang dikurung didalam kandang dan selalu dikasih rumput setiap saat. Aku butuh menghirup udara segar, aku juga butuh berbicara dan bertemu de
Read more

Bab 48. Merawat Sylvia

Setelah mendengar perintah yang diberikan oleh Catherine, para pelayan langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan dan potongan buah untuk Sylvia. Sementara itu di dalam kamar, Edgar baru saja membaringkan Sylvia diatas tempat tidur. Sambil menaikkan selimut, Edgar pun berkata. “Hari ini kamu harus banyak istirahat. Gak boleh turun dari tempat tidur.”“Kalau aku mau ke kamar mandi bagaimana?” tanya Syila.Edgar pun duduk disamping Sylvia. “Aku yang akan menggendong kamu ke kamar mandi.”Sylvia langsung tersenyum saat mendengar ucapan Edgar. Lalu, Edgar pun mengusap kepala Sylvia. “Maaf ya, beberapa hari terakhir ini aku jarang pulang dan jarang memperhatikan kamu.”“Dimaafin gak, ya?” Sylvia berpikir sambil mengetuk dagunya.“Muaacchh… harus dimaafin dong. Aku kan suami kamu,” ucap Edgar setelah mencium keningnya Sylvia.Mendapatkan ciuman secara mendadak, Sylvia langsung melirik ke arah Edgar. “Mulai genit deh. Siapa sih yang ngajarin?”“Memangnya gak boleh genit sama istri sen
Read more

Bab 49. Tawaran Honeymoon

3 hari kemudian.Setelah dirawat dengan telaten oleh Edgar, kini kondisi Sylvia sudah semakin membaik. Bukan hanya itu saja hubungan diantara mereka pun semakin mesra. Bahkan, kini Edgar sudah tidak sungkan untuk mencium pipi Sylvia ataupun memanggilnya dengan sebutan sayang.“Kamu yakin mau ikut ke kantor hari ini?” Edgar bertanya sambil memasang kancing diujung lengannya.“Yakin.” Sylvia berucap sambil menyisir rambutnya. “Aku ingin masalah ini cepat selesai. Aku gak mau hidupku gak bebas hanya karena pak Thomas belum kunjung tertangkap.”Dengan membawa dasinya, Edgar pun menghampiri Sylvia. Saat berada di samping Sylvia, Edgar langsung menyerahkan dasinya. “Baiklah, kamu boleh ikut ke kantor, tapi kamu gak boleh jauh dari aku. Kamu harus selalu berada di depan mata ku.”Sylvia pun mengambil dasinya Edgar. Sambil memasangkan dasi tersebut, Sylvia langsung menimpali ucapan Edgar. “Kalau aku selalu ada di depan mata kamu, nanti kamu gak bisa kerja dong. Gimana coba mau ngecek berkas-b
Read more

Bab 50. Gula Darah Yang Melonjak

Setelah selesai sarapan Edgar dan Sylvia langsung pergi ke kantor. Selama di perjalanan menuju kantor, Edgar terus mengecek laporan keuangan perusahaan. Melihat kesibukan yang dilakukan oleh Edgar, Sylvia memberanikan diri untuk bertanya.Dengan melirik ke arah iPad yang ada di tangan Edgar, Sylvia pun bertanya. “Kamu lagi ngapain sih? Keliatannya sibuk banget.”Sambil terus menatap layar iPadnya, Edgar pun menjawab. “Aku lagi ngecek laporan keuangan perusahaan.”“Memangnya ada yang aneh dengan laporannya?” tanya Sylvia.“Sejauh ini sih belum ada,” ucap Edgar. Lalu, Edgar pun menoleh ke arah Sylvia. “Nanti kamu ikut aku sebentar ya.”“Kemana?” tanya Sylvia.“Membuntuti om Frans secara diam-diam,” ucap Edgar.Sylvia pun mengerutkan keningnya. “Maksudnya gimana?” “Beberapa hari yang lalu, aku minta bantuan sama Richard untuk menyadap ponsel om Frans. Kemarin, Richard mengatakan bahwa om Frans menerima panggilan telpon dari nomor yang gak dikenal dan mereka janjian di sebuah tempat untu
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status