Home / Romansa / WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU: Chapter 11 - Chapter 20

27 Chapters

BAB 11

"Rara..." Revan terkejut saat melihat istrinya sudah bangun dan sedang duduk ditepian ranjang."Sudah bangun?." Revan berusaha tenang dan tersenyum padahal hatinya cemas, apakah Rara tadi mendengarnya sedang menerima telpon didalam kamar mandi.Rara membalas senyum Revan dan memandangnya, terlihat sekali jika laki-laki sedang memperhatikan mimik wajahnya. Mungkin dia sedang mencari kecurigaan dimata Rara."Hmm...Aku baru saja bangun." jawab Rara pendek."Kamu tadi kemana?." tanyanya, berharap suaminya itu jujur."Aku kekamar mandi, buang air kecil." jawab Revan sambil membelai rambut Rara yang hitam berkilau."Ohhhh..." ada sedikit rasa kecewa di hati Rara, dan Revan melihatnya dari cara Rara menatapnya."Hmmm...tadi sekretarisku telpon, tiket pesawat dan hotel untuk bulan madu kita sudah siap. Siang besok kita bisa berangkat." kata Revan yang akhirnya memilih bercerita dia juga mengangkat telpon."Sekretaris kamu?." tanya Rara. Revan mengangguk.Rara ingin bertanya siapa namanya, nam
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

BAB 12

"Apa kau juga termasuk yang mengincar suamiku?." tanya Rara sengaja, membuat senyum Ines memudar dan menatap tajam ke arahnya.Kedua wanita itu saling menatap dingin, membuat Revan menjadi salah tingkah."Hmmm...sayang ayo kita pergi." ajak Revan pada istrinya. Namun Rara masih enggan beranjak.Rara melihat Ines yang melangkah mendekatinya, wanita itu tersenyum sinis dan berbisik didekat telinganya."Suamimu itu, pernah menghabiskan malam panas denganku.""Dia sangat hebat diranjang, hmmm aku sangat menikmati permainannya." kata Ines sedikit mendesah mencoba mempengaruhi Rara."Apa dia pernah bercerita?." tanya Ines sambil tertawa.Tangan Rara mengepal, dia sudah mengira bahwa wanita seperti Ines pasti akan mengatakan hal seperti itu.Ines sedikit menjauh dari tubuh Rara setelah berbisik. Dia menatap puas pada wajah Rara. Dia berharap Rara marah dan mempermalukan dirinya sendiri.Namun Rara justru tersenyum menatap Ines, membuat wanita itu heran. Rara lalu mendekati Ines dan berbisik
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

BAB 13

Rara mendengar suara seseorang memencet kode keamanan pada pintu apartemen, tak lama pintu pun terbuka dan Revan terlihat masuk."Sayang, kamu belum tidur?." Revan menatap Rara yang masih duduk di sofa sambil menonton tivi."Hmmm...aku belum bisa tidur." jawab Rara sambil berdiri dan menghampiri Revan. Diambilnya tas kerja Revan dari tangannya."Apa kamu sengaja menungguku?" tanya Revan dengan berbinar, dikecupnya pipi Rara dengan mesra. Rara hanya tersenyum samar, tapi tak menolak ciuman Revan dipipinya."Kamu sudah makan?" tanya Rara mengalihkan perhatian."Belum? Kamu?"Rara menggeleng, dilepasnya dasi Revan dari kerah kemejanya."Kamu mandi aja dulu, aku panasin makanan." kata Rara sambil berlalu, dia hendak menyimpan tas kerja Revan juga dasinya.Revan terdiam, merasakan sesuatu yang berbeda dari istrinya. Rara terlihat agak murung malam ini."Sayang, apa terjadi sesuatu?" tanya Revan sambil menyusul langkah Rara.Rara berhenti, ditatapnya Revan dengan sorot mata datar."Kamu man
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

BAB 14

"Sya, ini istri saya, Kinara." kata Revan memperkenalkan Rara. Rara tertegun mendengar Revan menyebut nama sekretarisnya.Marsya tersenyum, matanya bergantian menatap Rara dan Revan."Selamat pagi, bu Kinara, saya Marsya sekretaris pak Revan." kata Marsya sambil mengulurkan tangan. Kinara menyambutnya."Selamat pagi." Rara mengulum senyumnya yang paling cantik. Rara menatap lekat manik mata wanita itu, dan menangkap kegelisahan disana.Marsya melepas tangannya dengan salah tingkah. Beberapa kali Rara melihat wanita itu mencuri pandang ke arah suaminya."Saya haus, boleh saya minta air?" pinta Rara. Marsya terkejut lalu memandang Revan."Bawakan istri saya jus jeruk dan air mineral ya, juga camilan. Biar istri saya gak bosen nemenin saya di kantor." kata Revan sambil menatap Marsya. Rara memperhatikan interaksi mereka. Dari sudut Revan, Rara melihat suaminya bersikap biasa saja. Namun dari sudut Marsya, Rara melihat wanita itu sedikit keberatan."Ba...baik, Pak." terdengar suara gugup
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

BAB 15

"Van, kamar sebelah aku pake buat kerja ya?,""Barang-barangku besok datang, tadi ekspedisi yang kirim telpon." kata Rara sambil mengoleskan lotion ditangannya."Perlu kita renovasi gak kamar sebelah?." tanya Revan."Gak usah. Gitu aja.""Aku cuma bawa dikit, yang penting-penting aja. Nanti lukisanku yang udah ready, langsung aku taruh di galeri." kata Rara.Revan memeluk tubuh Rara dari belakang ketika dilihatnya Rara sudah selesai mengoles lotion di tubuhnya. Rara meletakkan botol lotionnya diatas meja."Sayang, kamu kalo lagi dapet tanggal berapa?." tanya Revan sambil mengendus leher dan pipi Rara.Rara merasa geli dengan tingkah suaminya."Hmmm, kalo tanggalnya suka maju sih, Van. Kenapa?" tanya Rara."Kamu catetin gak?." tanya Revan."Catet sih, di aplikasi hape aku." jawab Rara sambil meraih ponselnya yang ada di ranjang.Rara lalu membuka aplikasi khusus wanita yang gunanya untuk mencatat periode bulanannya.Rara terhenyak. Kalau berdasarkan aplikasi itu seharusnya kemarin dia
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

BAB 16

Revan membuka pintu apartemennya dengan sedikit kesusahan, karena kedua tangannya penuh dengan barang belanjaan."Van, beli apa aja, banyak banget!." tanya Rara terkejut melihat Revan membawa beberapa tas belanja.Revan menaruh barang belanjaannya di sofa, dia menyempatkan mencium pipi Rara.Ini test pack dan susu hamil, yang ini camilan buat kamu." kata Revan bangga.Rara mengernyitkan keningnya, dia membuka tas belajaan dari apotek yang tampak penuh. Matanya membola saat melihat dua kotak susu ibu hamil dan segambreng alat tes kehamilan."Ya ampun, Revan!. Banyak banget belinya!." kata Rara sambil melihat gemas pada suaminya."Gak papa sayang, aku tadi bingung mau pilih yang mana!." jawab Revan sambil meringis.Rara geleng-geleng mendengar jawaban Revan."Terus ini susu buat apa?." tanya Rara sambil menatap suaminya."Biar langsung bisa minum begitu besok positif hehee..."Revan mendekat dan berlutut sehingga wajahnya ada didepan perut Rara."Papa yakin dedek sudah ada disini." kata
last updateLast Updated : 2024-04-27
Read more

BAB 17

Hari sudah berajak malam, seharusnya Revan ada meeting sore tadi. Namun, karena ada sedikit masalah, maka Revan dan kliennya sepakat menunda meeting mereka.Revan mengetuk-ngetukkan pulpennya ke meja, dia tampak sedang berpikir. Revan sebenarnya ingin pulang, namun mengingat pembicaraannya dengan Marsya pagi tadi, Revan tampaknya harus menerima syarat dari wanita itu.Revan tahu Marsya tidak akan menyerah, wanita itu pasti akan terus menganggunya. Revan tidak mencemaskan dirinya sendiri, tapi dia mencemaskan Rara. Revan tidak ingin istrinya itu tahu bahwa pernah terjadi sesuatu antara Revan dan mantan sekretarisnya itu."Sepertinya lebih baik aku kesana!.""Aku harus selesaikan semuanya malam ini juga!." Revan lalu bangkit berdiri, mengambil jasnya dan segera pergi ke apartemen Marsya.Ting...tong...Revan memencet bel apartemen Marsya. Apartemen ini adalah pemberian Revan untuk wanita itu.Pintu apartemen terbuka, Revan melihat Marsya berdiri dibalik pintu, wanita itu tersenyum padany
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

BAB 18

"Van, aku hamil!." sebuah kalimat sederhana yang keluar dari bibir Marsya itu sukses menghentikan langkah Revan yang hendak pergi.Revan yang berbalik, menatap Marsya dengan terkejut, bola matanya membesar, dia sama sekali tidak mempercayai apa yang didengarnya."Apa?." tanya Revan memastikan."Aku hamil, Van!. Ini anak kamu!." kata Marsya sambil meremas lengan Revan.Rahang Revan mengeras. Wajahnya tampak marah. Dia menyentak tangan Rara yang memegang lengannya dengan kasar hingga terlepas."Kamu bohong!." kata Revan sambil menatap tajam ke arah Marsya."Jangan menggunakan tipuan murahan seperti itu, Sya!.""Jangan membuatku membencimu dan menganggapmu rendah!." kata Revan terdengar marah."Tapi ini anak kamu, Van!." kata Marsya kekeh dengan kata-katanya."Tidak. Itu bukan milikku!." Revan bahkan menolak menyebutnya anak."Aku selalu memakai pelindung. Tidak mungkin kamu bisa hamil karenaku!." kata Revan."Bisa saja, Van. Bisa aja pelindung itu rusak kan!." Marsya terus mendesak Reva
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

BAB 19

"Apa saya boleh masuk?." tanya Marsya sambil menatap lekat Rara.Rara tidak serta merta menginjinkan permintaan sekretaris Revan itu untuk masuk, karena dia melihat ada maksud terselubung dari kedatangan wanita itu."Tidak perlu, karena saya rasa kamu tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam apartemen kami!." tolak Rara."Bos kamu, suami saya, sedang ada di kantor, jadi kalau kamu mencarinya harusnya disana!. Bukan kesini!." ketus Rara. Dia merasa tidak perlu berbicara dengan baik pada wanita seperti Marsya.Marsya terlihat menekan emosinya. Tangannya yang sedang memegang sebuah paper bag tampak mencengkram lebih erat."Saya sudah tidak bekerja dikantor pak Revan!." kata Marsya yang seketika membuat Rara terkejut, tapi dia segera bersikap sewajar mungkin."Karena itu saya tidak mencarinya dikantor!." lanjut wanita itu."Kebetulan saya tahu pasword apartemen ini karena saya sering kesini.""jadi ya saya datang kesini!." Rara menghela nafasnya, dia tahu wanita didepannya ini sedang in
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more

BAB 20

Rara melihat Revan yang sudah selesai mandi, dia segera menghampiri dan memberikan piyama tidur untuk suaminya itu."Makasih, sayang!." kata Revan sambil tersenyum."Makanannya udah aku hangatin, makan yuk!." ajak Rara. Perutnya juga terasa sudah mulai lapar sekarang. Sejak hamil, Rara memang merasa jadi mudah sekali lapar.Revan mengganguk dan segera berganti pakaian. Revan kemudian memeluk istrinya hanga dan mencium keningnya. Mereka lalu bergandengan tangan keluar dari kamar menuju ke meja makan.Rara melayani suaminya dengan baik, dia mengambilkan nasi dan lauk pauk, juga menuang air putih dalam gelas.Revan sangat bahagia melihat kebersamaannya dengan Rara. Rara adalah wanita impiannya, dan sekarang mereka sudah menikah, bahkan akan segera memiliki anak, membuat Revan tak menginginkan apa-apa lagi dalam kehidupannya. Bagi Revan hidupnya kini sudah lengkap dan sempurna!."Makasih, sayang!." kata Revan. Mereka lalu menikmati makanan mereka dengan tenang sambil mengobrol ringan."Sa
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status