Share

BAB 11

Author: Cistykeyla
last update Last Updated: 2024-04-19 14:30:35

"Rara..." Revan terkejut saat melihat istrinya sudah bangun dan sedang duduk ditepian ranjang.

"Sudah bangun?." Revan berusaha tenang dan tersenyum padahal hatinya cemas, apakah Rara tadi mendengarnya sedang menerima telpon didalam kamar mandi.

Rara membalas senyum Revan dan memandangnya, terlihat sekali jika laki-laki sedang memperhatikan mimik wajahnya. Mungkin dia sedang mencari kecurigaan dimata Rara.

"Hmm...Aku baru saja bangun." jawab Rara pendek.

"Kamu tadi kemana?." tanyanya, berharap suaminya itu jujur.

"Aku kekamar mandi, buang air kecil." jawab Revan sambil membelai rambut Rara yang hitam berkilau.

"Ohhhh..." ada sedikit rasa kecewa di hati Rara, dan Revan melihatnya dari cara Rara menatapnya.

"Hmmm...tadi sekretarisku telpon, tiket pesawat dan hotel untuk bulan madu kita sudah siap. Siang besok kita bisa berangkat." kata Revan yang akhirnya memilih bercerita dia juga mengangkat telpon.

"Sekretaris kamu?." tanya Rara. Revan mengangguk.

Rara ingin bertanya siapa namanya, nam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 12

    "Apa kau juga termasuk yang mengincar suamiku?." tanya Rara sengaja, membuat senyum Ines memudar dan menatap tajam ke arahnya.Kedua wanita itu saling menatap dingin, membuat Revan menjadi salah tingkah."Hmmm...sayang ayo kita pergi." ajak Revan pada istrinya. Namun Rara masih enggan beranjak.Rara melihat Ines yang melangkah mendekatinya, wanita itu tersenyum sinis dan berbisik didekat telinganya."Suamimu itu, pernah menghabiskan malam panas denganku.""Dia sangat hebat diranjang, hmmm aku sangat menikmati permainannya." kata Ines sedikit mendesah mencoba mempengaruhi Rara."Apa dia pernah bercerita?." tanya Ines sambil tertawa.Tangan Rara mengepal, dia sudah mengira bahwa wanita seperti Ines pasti akan mengatakan hal seperti itu.Ines sedikit menjauh dari tubuh Rara setelah berbisik. Dia menatap puas pada wajah Rara. Dia berharap Rara marah dan mempermalukan dirinya sendiri.Namun Rara justru tersenyum menatap Ines, membuat wanita itu heran. Rara lalu mendekati Ines dan berbisik

    Last Updated : 2024-04-20
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 13

    Rara mendengar suara seseorang memencet kode keamanan pada pintu apartemen, tak lama pintu pun terbuka dan Revan terlihat masuk."Sayang, kamu belum tidur?." Revan menatap Rara yang masih duduk di sofa sambil menonton tivi."Hmmm...aku belum bisa tidur." jawab Rara sambil berdiri dan menghampiri Revan. Diambilnya tas kerja Revan dari tangannya."Apa kamu sengaja menungguku?" tanya Revan dengan berbinar, dikecupnya pipi Rara dengan mesra. Rara hanya tersenyum samar, tapi tak menolak ciuman Revan dipipinya."Kamu sudah makan?" tanya Rara mengalihkan perhatian."Belum? Kamu?"Rara menggeleng, dilepasnya dasi Revan dari kerah kemejanya."Kamu mandi aja dulu, aku panasin makanan." kata Rara sambil berlalu, dia hendak menyimpan tas kerja Revan juga dasinya.Revan terdiam, merasakan sesuatu yang berbeda dari istrinya. Rara terlihat agak murung malam ini."Sayang, apa terjadi sesuatu?" tanya Revan sambil menyusul langkah Rara.Rara berhenti, ditatapnya Revan dengan sorot mata datar."Kamu man

    Last Updated : 2024-04-20
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 14

    "Sya, ini istri saya, Kinara." kata Revan memperkenalkan Rara. Rara tertegun mendengar Revan menyebut nama sekretarisnya.Marsya tersenyum, matanya bergantian menatap Rara dan Revan."Selamat pagi, bu Kinara, saya Marsya sekretaris pak Revan." kata Marsya sambil mengulurkan tangan. Kinara menyambutnya."Selamat pagi." Rara mengulum senyumnya yang paling cantik. Rara menatap lekat manik mata wanita itu, dan menangkap kegelisahan disana.Marsya melepas tangannya dengan salah tingkah. Beberapa kali Rara melihat wanita itu mencuri pandang ke arah suaminya."Saya haus, boleh saya minta air?" pinta Rara. Marsya terkejut lalu memandang Revan."Bawakan istri saya jus jeruk dan air mineral ya, juga camilan. Biar istri saya gak bosen nemenin saya di kantor." kata Revan sambil menatap Marsya. Rara memperhatikan interaksi mereka. Dari sudut Revan, Rara melihat suaminya bersikap biasa saja. Namun dari sudut Marsya, Rara melihat wanita itu sedikit keberatan."Ba...baik, Pak." terdengar suara gugup

    Last Updated : 2024-04-21
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 15

    "Van, kamar sebelah aku pake buat kerja ya?,""Barang-barangku besok datang, tadi ekspedisi yang kirim telpon." kata Rara sambil mengoleskan lotion ditangannya."Perlu kita renovasi gak kamar sebelah?." tanya Revan."Gak usah. Gitu aja.""Aku cuma bawa dikit, yang penting-penting aja. Nanti lukisanku yang udah ready, langsung aku taruh di galeri." kata Rara.Revan memeluk tubuh Rara dari belakang ketika dilihatnya Rara sudah selesai mengoles lotion di tubuhnya. Rara meletakkan botol lotionnya diatas meja."Sayang, kamu kalo lagi dapet tanggal berapa?." tanya Revan sambil mengendus leher dan pipi Rara.Rara merasa geli dengan tingkah suaminya."Hmmm, kalo tanggalnya suka maju sih, Van. Kenapa?" tanya Rara."Kamu catetin gak?." tanya Revan."Catet sih, di aplikasi hape aku." jawab Rara sambil meraih ponselnya yang ada di ranjang.Rara lalu membuka aplikasi khusus wanita yang gunanya untuk mencatat periode bulanannya.Rara terhenyak. Kalau berdasarkan aplikasi itu seharusnya kemarin dia

    Last Updated : 2024-04-26
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 16

    Revan membuka pintu apartemennya dengan sedikit kesusahan, karena kedua tangannya penuh dengan barang belanjaan."Van, beli apa aja, banyak banget!." tanya Rara terkejut melihat Revan membawa beberapa tas belanja.Revan menaruh barang belanjaannya di sofa, dia menyempatkan mencium pipi Rara.Ini test pack dan susu hamil, yang ini camilan buat kamu." kata Revan bangga.Rara mengernyitkan keningnya, dia membuka tas belajaan dari apotek yang tampak penuh. Matanya membola saat melihat dua kotak susu ibu hamil dan segambreng alat tes kehamilan."Ya ampun, Revan!. Banyak banget belinya!." kata Rara sambil melihat gemas pada suaminya."Gak papa sayang, aku tadi bingung mau pilih yang mana!." jawab Revan sambil meringis.Rara geleng-geleng mendengar jawaban Revan."Terus ini susu buat apa?." tanya Rara sambil menatap suaminya."Biar langsung bisa minum begitu besok positif hehee..."Revan mendekat dan berlutut sehingga wajahnya ada didepan perut Rara."Papa yakin dedek sudah ada disini." kata

    Last Updated : 2024-04-27
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 17

    Hari sudah berajak malam, seharusnya Revan ada meeting sore tadi. Namun, karena ada sedikit masalah, maka Revan dan kliennya sepakat menunda meeting mereka.Revan mengetuk-ngetukkan pulpennya ke meja, dia tampak sedang berpikir. Revan sebenarnya ingin pulang, namun mengingat pembicaraannya dengan Marsya pagi tadi, Revan tampaknya harus menerima syarat dari wanita itu.Revan tahu Marsya tidak akan menyerah, wanita itu pasti akan terus menganggunya. Revan tidak mencemaskan dirinya sendiri, tapi dia mencemaskan Rara. Revan tidak ingin istrinya itu tahu bahwa pernah terjadi sesuatu antara Revan dan mantan sekretarisnya itu."Sepertinya lebih baik aku kesana!.""Aku harus selesaikan semuanya malam ini juga!." Revan lalu bangkit berdiri, mengambil jasnya dan segera pergi ke apartemen Marsya.Ting...tong...Revan memencet bel apartemen Marsya. Apartemen ini adalah pemberian Revan untuk wanita itu.Pintu apartemen terbuka, Revan melihat Marsya berdiri dibalik pintu, wanita itu tersenyum padany

    Last Updated : 2024-04-30
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 18

    "Van, aku hamil!." sebuah kalimat sederhana yang keluar dari bibir Marsya itu sukses menghentikan langkah Revan yang hendak pergi.Revan yang berbalik, menatap Marsya dengan terkejut, bola matanya membesar, dia sama sekali tidak mempercayai apa yang didengarnya."Apa?." tanya Revan memastikan."Aku hamil, Van!. Ini anak kamu!." kata Marsya sambil meremas lengan Revan.Rahang Revan mengeras. Wajahnya tampak marah. Dia menyentak tangan Rara yang memegang lengannya dengan kasar hingga terlepas."Kamu bohong!." kata Revan sambil menatap tajam ke arah Marsya."Jangan menggunakan tipuan murahan seperti itu, Sya!.""Jangan membuatku membencimu dan menganggapmu rendah!." kata Revan terdengar marah."Tapi ini anak kamu, Van!." kata Marsya kekeh dengan kata-katanya."Tidak. Itu bukan milikku!." Revan bahkan menolak menyebutnya anak."Aku selalu memakai pelindung. Tidak mungkin kamu bisa hamil karenaku!." kata Revan."Bisa saja, Van. Bisa aja pelindung itu rusak kan!." Marsya terus mendesak Reva

    Last Updated : 2024-05-03
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 19

    "Apa saya boleh masuk?." tanya Marsya sambil menatap lekat Rara.Rara tidak serta merta menginjinkan permintaan sekretaris Revan itu untuk masuk, karena dia melihat ada maksud terselubung dari kedatangan wanita itu."Tidak perlu, karena saya rasa kamu tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam apartemen kami!." tolak Rara."Bos kamu, suami saya, sedang ada di kantor, jadi kalau kamu mencarinya harusnya disana!. Bukan kesini!." ketus Rara. Dia merasa tidak perlu berbicara dengan baik pada wanita seperti Marsya.Marsya terlihat menekan emosinya. Tangannya yang sedang memegang sebuah paper bag tampak mencengkram lebih erat."Saya sudah tidak bekerja dikantor pak Revan!." kata Marsya yang seketika membuat Rara terkejut, tapi dia segera bersikap sewajar mungkin."Karena itu saya tidak mencarinya dikantor!." lanjut wanita itu."Kebetulan saya tahu pasword apartemen ini karena saya sering kesini.""jadi ya saya datang kesini!." Rara menghela nafasnya, dia tahu wanita didepannya ini sedang in

    Last Updated : 2024-05-05

Latest chapter

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 27

    "Sepertinya wanita ini putus asa, Bastian. Hingga dia memerlukan pertolonganmu untuk menghamilinya!.""Dan dia melakukannya agar bisa menekanku untuk bertanggung jawab padanya!." Revan melihat Bastian yang tengah menatap tajam pada Marsya. Rahang laki-laki itu mengeras karena marah pada wanita didepannya."Apa itu benar, Sya!. Kamu memperalatku?." tanya Bastian, sedangkan Marsya menggeleng lemah."Katakan, Sya!. Apa benar Bastian adalah ayah bayimu?." tantang Revan."Bukankah kamu tidak ingin hamil dan melahirkan tanpa seorang suami?.""Aku tidak mungkin bertanggung jawab, karena aku tidak menghamilimu!.""Jadi, sekarang Bastian adalah satu-satunya kesempatanmu, Sya!.""Ayah kandung anakmu ada didepanmu, apa kamu tidak mau menyuruhnya bertanggung jawab?." Sindir Revan.Marsya terdiam, air matanya masih mengalir membasahi pipinya. Dia tidak menyangka kalau jebakannya pada Revan tidak berhasil. Dia tidak pernah tahu kalau laki-laki itu memutus jalur spe*manya."Bas...aku..." Marsya tida

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 26

    "Lepas, Van!. Sakitt!." Marsya menarik tangan Revan yang tengah mencengkram rahangnya.Revan melepaskan wajah Marsya dengan kasar membuat wanita itu terhuyung dan nyaris terjatuh."Revan!. Kau bisa mencelakai anak kita!." protes Marsya dengan suara yang sedikit keras. Dia berani membentak Revan karena percaya diri kalau anak yang tengah dikandungnya adalah milik Revan."Anakku?. Benarkah?." ejek Revan sambil memindai Marsya dari atas sampai bawah."Marsya...Marsya...aku tidak percaya ternyata aku membesarkan ular selama ini!." kata Revan sambil mengambil minuman dari meja bar dan meneguknya.Marsya yang mendengar ejekan Revan hanya mengernyitkan keningnya."Kupikir selama ini kamu adalah wanita yang polos, Sya!. Dan aku sangat merasa bersalah karenanya!.""Bersalah karena sudah meniduri wanita polos dan lugu sepertimu..." Revan duduk di meja bar sambil menggoyang gelasnya, matanya memperhatikan Marsya yang masih berdiri ditempatnya."Ternyata aku salah, kamu ternyata adalah seorang pe

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 25

    Rara akhirnya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, dengan catatan dia harus beristirahat total di rumah.Sepulang dari rumah sakit, Revan segera membawa Rara ke rumah baru mereka yang terletak di kawasan perumahan elit tengah kota."Van, aku bisa jalan sendiri!." protes Rara ketika Revan menggendongnya saat turun dari mobil."Dokter bilang kamu gak boleh banyak bergerak dulu, sayang!.""Itu artinya kamu harus digendong!." kata Revan lembut.Rara mencebikkan bibirnya, mau tak mau dia mengalungkan tangannya ke leher suaminya."Bawa barang-barang kami ke atas ya, bik!." kata Revan pada wanita paruh baya yang merupakan asisten rumah tangga."Baik, den!." jawabnya.Revan lalu membawa Rara ke lantai atas, ke kamar mereka. Rara memperhatikan sekeliling rumah itu, namun tidak semuanya bisa dia lihat."Sekarang istirahat dulu ya, besok aku akan membawamu melihat-lihat rumah kita!." kata Revan lembut ketika memperhatikan Rara mengedarkan pandangannya.Rara hanya terdiam, dia tidak menjawab u

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 24

    "Aku mendengar kamu tidak jadi menikah. Dan itu kabar baik buatku."Rara melihat mata Revan yang menatapnya lebih dalam, seolah sedang menyelami perasaan Rara."Aku tergila-gila padamu, Ra!. Perasaanku tidak pernah bisa hilang sejak kita masih kecil!.""Jadi, ketika kamu putus dengan tunanganmu, aku berusaha mencari cara untuk mendekatimu!.""Aku mulai meninggalkan semua kehidupan malamku, termasuk Marsya.""Aku berhenti ke club, aku berhenti mencari wanita-wanita diluar sana, dan aku berhenti menemui Marsya.""Kami hanya bertemu di kantor!."Rara berusaha merangkai penjelasan Revan. Itu artinya sudah cukup lama Revan dan Marsya tidak bertemu."Kapan terakhir kali kamu menemui Marsya secara pribadi?. Apakah di apartemennya?." tanya Rara karna mengingat jas Revan yang tertinggal disana.Suami Rara itu terlihat menghembuskan nafas panjang."Sebulan sebelum aku bertemu denganmu, itu terakhir kali aku menemuinya di apartemennya." jawab Revan."Tapi kami hanya bicara, kami tidak melakukan

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 23

    "Marsya mengaku dia hamil anak Revan,." kata Revan membuat kedua orang tuanya terkejut."Revan yakin, Marsya menyuruh ibunya untuk meneror Rara. Wanita itu sengaja mendatangi Rara dan mengatakan kehamilan anaknya!." kata Revan terlihat marah."Revan, tunggu...apa maksud kamu?. Sekretaris kamu hamil, apa itu anakmu?." tanya papanya tak percaya."Enggak pa, itu bukan anak Revan!." sanggah Revan cepat."Kamu yakin?." tanya papanya lagi. Tentu saja dia ikut merasa cemas.Mama Revan tampak sedih dan meneteskan air mata. Dia bisa membayangkan bagaimana perasaan Rara."Revan yakin, Pa. Revan bahkan menantang Marsya untuk tes DNa, tapi dia tidak mau.""Dia ingin Revan menikahi dia, setelah dia melahirkan baru dia bersedia tes DNa...""Tapi, Revan yakin kalau itu hanya akal-akalan Marsya saja, Pa!.""Dia mau menjebak Revan." kata Revan panjang lebar.Papa Revan membetulkan letak kacamatanya. Dengan bijaksana dia bertanya pada Revan."Jika dia anak kamu, bagaimana?.""Kamu berani bertindak, kam

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 22

    Revan memarkir mobilnya dengan sembarangan ketika sudah sampai didepan rumah sakit, dia bahkan meninggalkan mobilnya masih lengkap dengan kuncinya. Dia langsung turun dan segera berlari kedalam rumah sakit, meninggalkan mobilnya dengan pintu yang terbuka."Dimana pasien atas nama Kinara Larasati?." tanya Revan dengan terburu-buru, nafasnya memburu karena dia berlari sejak tadi."Nyonya Kinara ada di ruang observasi ibu hamil, disebelah sana!." petugas front office memberikan arah pada Revan. Revan segera berlari, jantungnya berdegup sangat kencang, ada ketakutan menyergapnya.Seseorang menelpon Revan ketika dia sedang meeting, mengabarkan bahwa Rara terjatuh di supermarket dan sedang dibawa oleh ambulance ke rumah sakit. Revan seketika menghentikan rapatnya dan menuju ke rumah sakit.Ruang Observasi Ibu Hamil. Revan membaca papan petunjuk didepan pintu, Revan segera masuk dan melihat seorang perawat."Pasien atas nama Kinara Larasati, apakah istri saya ada disini?." tanyanya dengan ce

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 21

    Hari ini adalah jadwal Rara untuk kembali berkunjung ke dokter guna memeriksakan kehamilannya. Revan sudah sangat tidak sabar, sejak pagi suami Rara itu terus menerus menelpon Rara mengatakan akan menjemput Rara dan mengingatkan Rara bahwa mereka akan ke dokter."Ya ampun, Van!. Kamu udah berapa kali telpon hari ini?.""Aku ingat sayang, kita akan pergi ke dokter buat lihat junior!." kata Rara gemas."Sekarang masih jam tiga, Van. Dokternya nanti jam tujuh malam.""Apa, mau pulang sekarang?."Rara hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah suaminya. Tapi hatinya juga merasa sangat bahagia, karena Revan begitu senang dan bersemangat menyambut kehamilan Rara."Sayang, papa kamu sangat sayang sekali loh sama kamu.""Dia gak sabar pingin lihat kamu, nanti kamu kasih lihat papa kalau kamu udah tambah besar diperut mama ya!.""Biar papa seneng, oke!." kata Rara lembut sambil mengusap perutnya yang masih rata. Rara tersenyum.Tak lama, Revan benar-benar datang seperti yang dia katakan ketika

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 20

    Rara melihat Revan yang sudah selesai mandi, dia segera menghampiri dan memberikan piyama tidur untuk suaminya itu."Makasih, sayang!." kata Revan sambil tersenyum."Makanannya udah aku hangatin, makan yuk!." ajak Rara. Perutnya juga terasa sudah mulai lapar sekarang. Sejak hamil, Rara memang merasa jadi mudah sekali lapar.Revan mengganguk dan segera berganti pakaian. Revan kemudian memeluk istrinya hanga dan mencium keningnya. Mereka lalu bergandengan tangan keluar dari kamar menuju ke meja makan.Rara melayani suaminya dengan baik, dia mengambilkan nasi dan lauk pauk, juga menuang air putih dalam gelas.Revan sangat bahagia melihat kebersamaannya dengan Rara. Rara adalah wanita impiannya, dan sekarang mereka sudah menikah, bahkan akan segera memiliki anak, membuat Revan tak menginginkan apa-apa lagi dalam kehidupannya. Bagi Revan hidupnya kini sudah lengkap dan sempurna!."Makasih, sayang!." kata Revan. Mereka lalu menikmati makanan mereka dengan tenang sambil mengobrol ringan."Sa

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 19

    "Apa saya boleh masuk?." tanya Marsya sambil menatap lekat Rara.Rara tidak serta merta menginjinkan permintaan sekretaris Revan itu untuk masuk, karena dia melihat ada maksud terselubung dari kedatangan wanita itu."Tidak perlu, karena saya rasa kamu tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam apartemen kami!." tolak Rara."Bos kamu, suami saya, sedang ada di kantor, jadi kalau kamu mencarinya harusnya disana!. Bukan kesini!." ketus Rara. Dia merasa tidak perlu berbicara dengan baik pada wanita seperti Marsya.Marsya terlihat menekan emosinya. Tangannya yang sedang memegang sebuah paper bag tampak mencengkram lebih erat."Saya sudah tidak bekerja dikantor pak Revan!." kata Marsya yang seketika membuat Rara terkejut, tapi dia segera bersikap sewajar mungkin."Karena itu saya tidak mencarinya dikantor!." lanjut wanita itu."Kebetulan saya tahu pasword apartemen ini karena saya sering kesini.""jadi ya saya datang kesini!." Rara menghela nafasnya, dia tahu wanita didepannya ini sedang in

DMCA.com Protection Status