Semua Bab Gerry's Love Story : Bab 81 - Bab 90

118 Bab

Diomelin

Sebenarnya mak Odah ingin sekali memaki anaknya, karena Gita pingsan pasti karena ulah anaknya. Apalagi saat melihat wajah Gita yang begitu pucat, dia yakin jika Gerry sudah menggempur istrinya seharian penuh.Tentu saja dia bisa menyimpulkan hal itu, karena kejadian serupa juga menimpa dirinya. Nawaf yang baru saja pulang setelah sepuluh tahun lamanya tidak bertemu, langsung mengajak dirinya untuk main kuda-kudaan.Bahkan, pria itu seakan tidak ada puasnya. Selalu saja ingin mereguk kenikmatan surgawi yang sudah lama tidak mereka rasakan.Pantas saja kenikmatan surgawi itu selalu dikatakan dengan nikmat sesaat, karena rasa nikmat yang luar biasa itu hanya bisa dirasakan sesaat saja.Kenikmatan itu hanya akan terasa ketika mereka melakukannya, tidak akan ada rasanya lagi ketika penyatuan itu terlepas. Hanya saja bayang-bayang kenikmatan itu yang terkadang membuat mereka rindu dan lebih menyayangi pasangan masing-masing.Karena dalam bercinta, bukan hanya pria yang berusaha untuk memua
Baca selengkapnya

Mual Muntah

Malam ini Gita tertidur dengan begitu pulas, karena dia bisa tidur kembali bersama dengan suaminya. Malam yang kemarin terasa begitu dingin, malam ini terasa begitu hangat. Karena dia berada di dalam pelukan suaminya.Namun, kehangatan itu seakan menghilang. Gita dengan cepat membuka matanya, dia mencari sosok suaminya yang semalaman tidur bersama dengan dirinya.Akan tetapi, ternyata Gerry tidak ada di sana. Gita langsung mengedarkan pandangannya, tetapi di dalam kamar tersebut tidak ada suaminya."Ke mana dia?" tanya Gita dengan wajahnya yang terlihat lebih ceria. Wajah pucatnya sudah tidak ada lagi, dia sudah terlihat lebih segar."Hoek! Hoek!"Samar-samar dia mendengar suara orang muntah-muntah dari dalam kamar mandi. Gita mengernyitkan dahinya, dengan cepat dia menajamkan pendengarannya."Apakah mungkin Gerry yang sedang muntah-muntah? Apakah dia sakit? Atau dia masuk angin dan kecapean?" tanya Gita khawatir.Dengan cepat Gita turun dari tempat tidurnya, lalu dia melangkahkan kak
Baca selengkapnya

Kelakuan Aneh Dan Menyebalkan

Pagi ini mak Odah benar-benar dibuat pusing oleh tingkah Gerry, karena putranya itu benar-benar bertingkah sangat aneh.Sesudah meminum perasan jeruk lemon dan juga memakan belimbing wuluh, Gerry meminta mak Odah untuk membuatkan Gerry semur jengkol.Padahal di rumah Gita tidak tersedia jengkol mentah, tentu saja hal itu menyulitkan mak Odah. Karena itu artinya dia harus pergi ke pasar terlebih dahulu, padahal dia sangat malas untuk pergi ke mana pun."Ayolah, Mak. Buatin Gerry semur jengkol, kayaknya enak." Gerry berusaha untuk merayu ibunya tersebut, dia berharap jika mak Odah akan mengabulkan permintaannya."Gerry! Dulu kamu pernah berhenti makan jengkol karena Neng Gita, apa kamu mau melihat Neng Gita kebauan? Bahkan bisa-bisa Neng Gita tidak mau deket-deket sama kamu loh," ucap Mak Odah.Gerry langsung menolehkan wajahnya ke arah Gita, dia menatap wajah wanita itu dengan penuh permohonan. Bahkan, dia memeluk pinggang istrinya yang memang dari tadi ada di sampingnya."Bebeb, Aban
Baca selengkapnya

Semakin Aneh Saja

Saat tiba di ruang makan, Gita makan semur jengkol tersebut dengan begitu lahap. Nasi hangat dicampur dengan semur jengkol membuat Gita makan sambil memejamkan matanya.Wanita itu terlihat begitu menikmati makanan yang dibuatkan oleh mertuanya, mak Odah begitu senang dibuatnya. Walaupun Gerry tidak memakan semur jengkol tersebut, tetapi ada Gita yang memakannya.Gerry yang memesannya justru malah memilih menghindar, dia pergi ke dapur dan meminta bibi untuk membuatkan roti isi. Gerry sama sekali tidak mau duduk satu ruangan dengan Gita, karena dia merasa kebauan dengan jengkol yang dimasak oleh mak Odah.Setelah roti isi yang dibuat oleh bibi jadi, Gerry bahkan memakan roti isi tersebut di dalam dapur. Mak Odah sampai benar-benar merasa sangat kesal dibuatnya."Makan, Mak. Jangan liatin Gita aja," ucap Gita kala melihat mak Odah yang hanya memerhatikan dirinya memakan masakan yang sudah dibuatkan oleh wanita itu."Ah! Iye," jawab Mak Odah.Wanita itu langsung mengambil piring untuk di
Baca selengkapnya

Jujurnya Gerry Tentang Hubungannya

"Hah? Maksudnya?" tanya Gilang bingung.Gerry sangat paham jika Gilang saat ini sedang patah hati, dia harus menghibur sahabatnya tersebut agar tidak terlalu larut dalam kesedihannya.Gerry juga harus menuntun Gilang agar tidak melakukan hal-hal yang di luar dugaan, karena biasanya orang yang patah hati akan melakukan hal yang aneh-aneh.Gerry menepuk-nepuk pundak sahabatnya tersebut, dia tersenyum dengan begitu hangat lalu kembali berkata."Lupakan wanita seperti Gina, mulailah kehidupan baru. Dengan nomor ponsel yang baru, siapa tahu nanti kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang baru." Gerry melebarkan senyumnya, dia berharap jika Gilang akan ikut tersenyum.Sayangnya pria itu tidak tersenyum sama sekali, bahkan wajahnya berubah menjadi lebih muram. Gerry menjadi heran dibuatnya.Sebelum menikah Gerry hanya merasakan berpacaran satu kali saja dengan Gita, bahkan wanita itu kini sudah menjadi istrinya.Dia tidak pernah sekalipun mengalami yang namanya patah hati, jadinya dia bingung h
Baca selengkapnya

Malu ya, nikah sama brondong?

Selepas shalat maghrib Jelita nampak bersolek di depan cermin, dia memakai celana pendek yang hanya menutupi bokongnya. Dia juga memakai baju tanpa lengan yang panjangnya hanya sebatas pusar, Jelita terlihat begitu seksi.Wajah cantiknya dia poles dengan make up tipis, tetapi bibirnya dia poles dengan gincu berwarna merah. Warna yang begitu kontras dengan kulit putihnya, tetapi dia sangat suka.Rambutnya sengaja dia urai agar terlihat lebih cantik, tidak lupa dia pakai bandana kain agar terlihat lebih menarik."Sudah oke banget nih gue, sekarang saatnya gue pergi ke rumah Gendis. Gue pengen pastiin apakah benar Gerry benar-benar sudah menikah dengan tante Gita," ucap Jelita.Percaya?No! Jelita tidak bisa percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Gendis, justru Jelita merasa jika apa yang dikatakan oleh Gendis adalah kebohongan semata.Judulnya dia tidak akan merasa percaya jika tidak melihat dengan mata kepalanya sendir
Baca selengkapnya

Dasar bapak mesum!

"Makasih banyak ya, Gerry. Makan malamnya enak, sekarang waktunya elu benerin hape gue." Gilang memberikan ponsel miliknya kepada Gerry.Selepas kepergian Jelita, mereka melaksanakan makan malam dengan begitu ceria. Tidak ada raut wajah tidak mengenakan dari keempat orang tersebut."Beres, gue benerin lagi. Kalem aja," ujar Gerry seraya melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga.Gita dan juga Gendis mengikuti langkah kedua pria itu, saat tiba di ruang keluarga Gita melihat Gerry yang duduk dengan Gilang. Karena tidak mau mengganggu obrolan kedua sahabat itu, Gita langsung bersuara."Yang, aku mau tidur duluan. Lelah banget aku tuh.""Ya ampun! Padahal akunya belum ngapa-ngapain kamu loh, kok udah kecapean aja?" Sontak saja mendengar akan hal itu Gita langsung memelototkan matanya, begitupun dengan Gilang dan juga Gendis. Mereka refleks langsung memukul pundak Gerry."Astagfirullah! Gue punya bokap kok mesum amat, ya?"
Baca selengkapnya

Habisan enak, Yang.

Gelapnya langit masih sama seperti tadi malam, tetapi Gendis sudah terbangun dari tidurnya. Tidur malam ini dia rasa begitu gelisah, karena dia teringat akan tes kehamilan yang akan dilakukan oleh ibunya. Wanita muda itu mengucek matanya, dia duduk dan meregangkan otot-ototnya yang masih terasa kaku."Ya ampun! Aku sudah tidak sabar untuk menemani mom periksa kehamilan," ujar Gendis seraya turun dari tempat tidur.Waktu baru menunjukkan pukul 4 pagi, tetapi Gendis sudah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk shalat subuh. Hari ini hatinya merasa sangat baik, dia bahagia karena sebentar lagi akan memiliki adik.Selama ini dia merasa kesepian, karena di rumah besar itu biasanya hanya ada dia sendiri saja. Gita memang selalu memberikan perhatiannya di saat ada di rumah, tetapi tetap saja dia merasa kesepian karena di rumah itu hanya ada dia sendiri ketika Gita sedang sibuk bekerja.Sepuluh menit kemudian, Gendis sudah ke
Baca selengkapnya

Beneran Hamil?

Pagi yang awalnya dingin berubah menjadi begitu panas karena Gita dan juga Gerry bergumul dengan penuh gairah, pria muda itu selalu saja membuat Gita merasa terpuaskan dengan goyangan maut dari suaminya.Awalnya Gita juga ingin mengambil alih peran, dia ingin menjadi joki dan bermain di atas tubuh Gerry. Sayangnya Gerry tidak mengizinkan.Pria itu takut jika Gita benar-benar sedang mengandung, maka dari itu dia tidak mau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan kepada istrinya tersebut."Enak?" tanya Gerry seraya membantu istrinya untuk duduk dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur.Wanita itu masih mengatur napasnya, sisa-sisa kenikmatan yang diberikan oleh Gerry masih sangat terasa. Area intinya juga masih berdenyut nikmat, rasanya dia masih ingin diam dan menikmatinya."Banget," ucap Gita seraya mengambil tisu dan mengelap inti tubuhnya yang basah karena cairan cinta yang Gerry tembakkan.Gerry tersenyum melihat
Baca selengkapnya

Ya ampun!

Mengantarkan istrinya untuk memeriksakan kehamilan ternyata adalah hal yang sangat menyenangkan, karena Gerry bisa mengetahui secara langsung bagaimana kondisi kesehatan Gita dan juga calon buah hati mereka di dalam rahim wanita itu.Selain senang karena mengetahui istrinya positif hamil, Gerry juga begitu senang ketika melihat titik hitam di layar monitor yang katanya adalah calon buah hatinya bersama dengan Gita.Walaupun usia Gerry masih begitu muda, tetapi dia merasa bahagia karena sebentar lagi dia akan menjadi ayah. Gerry bahkan sudah membayangkan jika calon buah hatinya lahir nanti, dia akan mengajak anaknya untuk bermain bersama."Kondisi kesehatan ibunya sangat sehat, kondisi babinya juga sehat. Tapi, Ta. Karena usia elu sudah tiga puluh lima tahun, elu harus lebih hati-hati dalam kehamilan ini. Elu harus sering periksa," ujar Dokter Janeta.Tentu saja Gita sangat sadar dengan umurnya, kalau saja dia tidak menikah dengan brondong muda sep
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status