All Chapters of Jangan Membenci Cinta: Chapter 121 - Chapter 130

206 Chapters

Permintaan Kakek Dan Nenek

Bee menahan nafas dengan jantung berdebar kencang tatkala Kakek dan Nenek Akbi menatapnya intens dari atas hingga bawah tanpa ekspresi kemudian bernafas lega setelah mereka tersenyum ke arahnya.Bee membalas senyum Kakek dan Nenek dari suaminya itu yang tampak segar bugar padahal diceritakan sang Kakek memiliki riwayat penyakit jantung dan sudah berkali-kali melakukan operasi untuk menyambung masa hidupnya.“Apa kabar Akkeu?” Sapa Karina sambil berdiri dengan kedua tangan terentang memberi kesan bila beliau sedang menunggu pelukan dari sang cucu menantu.Bee sempat terkesiap mendengar sapaan Karina yang memanggil nama tengahnya kemudian buru-buru tersadar lalu melangkah mendahului Akbi agar Nenek yang masih cantik itu tidak terlalu menunggu lama balasan pelukannya.Bee memeluk Karina, lalu memejamkan mata sambil tersenyum ketika pelukan sang Nenek mengerat.Dari tempat duduknya, sang Kakek melihat betapa damainya wajah Bee ketika mendapat pelukan hangat itu dan ia tidak perlu bertanya
Read more

Janji Yang Harus Ditepati

Irama jantung keduanya mulai berdetak kencang seiring dengan suhu tubuh yang meningkat setelah Akbi mendorong pelan tubuh Bee hingga kini sudah terbaring terlentang di atas ranjang dengan dirinya berada di atas Bee, menopang pada lutut dan sikut.Penyatuan bibir mereka semakin lama semakin menuntut melepaskan rindu yang menggebu, sama halnya dengan pakain keduanya yang telah terlepas entah sejak kapan.Tangan Akbi merayap seringan bulu menyentuh setiap bagian di tubuh Bee dan berakhir di bagian inti yang sangat miliknya rindukan.Membelai di sana berlama-lama mencetuskan banyak desahan yang lolos dari mulut Bee terlebih ketika bibir Akbi telah beralih pada leher dan berakhir di dadanya.Keduanya sangat merindukan penyatuan itu, saling memberi dan menerima, bergerak konstan dan perlahan untuk menikmati tubuh satu sama lain.Peluh bercucuran ketika mereka sudah hampir mendapat apa yang mereka cari lalu mengerang bersama setelah sampai pada puncaknya.Nafas keduanya tersengal dengan iram
Read more

Sisa Waktu

“Akkeu? Apa yang sedang kamu lakukan di sini!” Karina berseru ketika melihat sang cucu menantu berada di dapur dengan apron melapisi tubuh bagian depannya.“Nenek sudah bangun?” Bukannya menjawab, Bee malah balik bertanya.“Ya, karena pelayan membangunkan ku ... kata mereka kamu mengambil alih pekerjaan mereka, tidurlah lagi ... ini masih terlalu pagi,” omel Karina sambil melangkah mendekati Bee.Bee hanya terkekeh, tidak memperdulikan omelan Karina bahkan ia rindu suara cerewet yang dulu sering ia dengar dari mendiang sang Nenek.“Coba deh, Nek ... aku buat krim sup.” Tanpa segan Bee mengarahkan sendok berisi krim sup ke depan mulut Karina, wanita tua itu sempat menatap Bee beberapa saat namun akhirnya membuka mulutnya juga.Belum pernah Karina seakrab ini dengan siapa pun, semua orang menghormatinya berlebihan dan terkesan takut kepadanya tapi Bee begitu santai menghadapinya seolah ia adalah nenek kandung sendiri.Saat krim sup itu menyentuh lidahnya, Karina merasakan sejumput rasa
Read more

Bukan Suami Yang Pantas Untuk Bee

Sydney memiliki seratus pantai yang indah, dari teluk tenang nan teduh dan teluk kecil tersembunyi hingga pantai selancar yang ramai serta tujuan wisata terkemuka di dunia.Dan kali ini Akbi membawa Bee ke Bondi Beach, pantai tersohor di Sydney.Sudah melewati jam makan siang ketika mereka sampai di sebuah resort yang memiliki kolam renang nyaris menyatu dengan pantai.Terkadang ombak dari lautan membentur sisi kolam renang sehingga menimbulkan gelombang tinggi yang masuk ke area kolam.Moment tersebut selalu di nantikan para pengunjung dan menjadi hiburan tersendiri bagi resort tersebut.“Berenang atau jalan-jalan di pantai?” tawar Akbi seraya melepaskan koper mereka.Tangannya melingkari pinggang Bee yang sedang menatap penuh takjub ke arah laut lepas dari balkon.Ia kecup pipi Bee beberapa kali untuk menyadarkan wanitanya bila ada orang lain di sini selain dirinya dan lautan.“Jalan-jalan dulu, gimana?” Bee memberi saran dan tanpa menunggu waktu berlalu, lelaki itu melepaskan peluk
Read more

Wanita Luar Biasa

Akbi duduk di atas pasir sambil menekuk lututnya, kedua tangannya melingkar dengan lebar memeluk lututnya yang terbuka.Menatap kosong ke arah laut bersama Gio yang juga duduk melakukan hal sama dengannya hanya saja di tangan lelaki itu terdapat botol bir dengan kadar alkohol rendah.Keduanya tidak bicara setelah Akbi menceritakan semuanya kepada Gio, tentang awal hubungannya dengan Bee dan berkembang menjadi sebuah cinta yang saat ini mati-matian sedang berusaha mereka benci agar dapat saling melepaskan.Juga tentang niat mereka yang terpaksa harus berpisah, Akbi sendiri tidak mengerti kenapa sampai bisa menceritakan semua itu kepada Gio, seorang lelaki yang jelas-jelas menyukai Bee.Mungkin karena dirinya sedang mabuk dan frustasi sehingga ia butuh seseorang untuk berbagi padahal Gio sendiri belum tentu dapat membantunya bahkan mungkin lelaki itu mensyukuri apa yang sedang terjadi dengannya dan Bee saat ini.Tapi Akbi tidak peduli, cepat atau lambat Gio pasti mengetahuinya dari Ibu
Read more

Hari Terakhir Bersama

Hari ini Akbi membawa Bee ke salah satu landmark di Australia, Sydney Opera House menjadi tempat tujuan mereka pertama kali setelah check out dari hotel di Bondi Beach.Bangunan yang memiliki atap unik seperti cangkang itu membuat Bee takjub.Selama ini ia selalu melihatnya di televisi namun sekarang karena menikahi pria kaya raya, ia bisa menginjakkan kaki di sana.Ternyata gedung yang merupakan warisan dunia UNESCO itu memiliki seribu ruangan dan hanya tujuh ruangan yang berfungsi sebagai ruang pertunjukan.Setiap harinya Gedung Opera Sydney selalu menampilkan pertunjukan seni, seperti kali ini suaminya mengajak menonton konser musik rakyat.“Nyanyi donk Bi, kaya waktu itu ...,” kata Bee yang sedang bersandar kepala pada pundak suaminya.Kedua tangan mereka saling menggenggam erat, tidak terpisahkan.“Waktu terakhir aku nyanyi buat kamu ... kamunya malah nangis, memangnya sejelek itu suara aku?” keluh Akbi pura-pura kecewa.Bee menegakkan tubuhnya, ia tertawa hingga terpingkal mende
Read more

Waktunya Memberitahu Beni

Wajah tua Karina dan Prayoga tampak sendu melepas kepulangan Akbi dan Bee, mereka sempat menahan sang cucu namun hanya bisa beberapa hari saja karena Akbi masih memiliki tanggung jawab pada perusahaannya di Jakarta.Yang membuat Bee merasa bersalah adalah ketika Karina dan Prayoga tidak hentinya berpesan untuk memberikan mereka cicit yang banyak sebagai penerus Marthadidjaya.Akbi sendiri yang meminta agar Bee mengiyakan semua ucapan Kakek dan Neneknya agar tidak memperpanjang masalah yang sedang mereka hadapi.Maka dengan berat hati Bee melakukannya, berkali-kali Akbi mengelus punggungnya untuk memberi ketenangan bila semua akan baik-baik saja biarpun ia telah membohongi Kakek dan Nenek yang malang itu.Lambaian tangan Karina dan Prayoga mengiringi mobil yang membawa kedua cucu mereka ke Bandara.Bee masih melihat ke belakang melalui kaca jendela dengan genangan di pelupuk mata.Jika Karina mengatakan bila ia menyayangi Bee maka Bee pun seperti itu, di masa lampau Bee begitu dekat de
Read more

Mengulur Waktu

Beni mendongak dari beberapa kertas yang sedang ia tanda tangani, kaca mata yang bertengger di hidungnya sedikit turun agar ia bisa melihat dengan jelas dari jarak dekat.“Bee? Menantu kesayangan Papa, apakabar? Gimana liburannya?” sapa Beni hangat ketika matanya bertemu dengan mata lentik mirip mata Miranda.Pria tua itu berdiri lalu berjalan ke tengah ruangan sambil merentangkan kedua tangan menanti menantu cantiknya memberi pelukan.Sudah cukup lama mereka tidak bertemu dari semenjak Bee masuk rumah sakit yang disebabkan oleh kecelakaan beberapa waktu lalu.Beni terlalu sibuk dengan pekerjaannya di usia senja, ia juga harus menyeimbangkannya dengan pola hidup sehat.“Kabar baik Pa, Papa apakabar?” Balas Bee setelah melepaskan pelukan.“Papa baik, hanya saja Papa harus banyak istirahat setelah bekerja di siang harinya kalau enggak, sakit jantung Papa suka kumat.” Deg.Jantung Bee berdebar kencang mendengar penuturan Beni karena saat ini ia hendak memberitau sesuatu yang mungkin dap
Read more

Bukan Pria Yang Dulu

Akbi berdecak sebal seraya membuang muka ke arah lain ketika Anggit baru saja masuk ke dalam ruangannya.Di belakang perempuan itu Rani berlari tergopoh-gopoh.“Ma ... maaf Pak Bu Ang—“ Rani tidak meneruskan kalimatnya karena tangan Akbi telah terangkat memintanya untuk pergi.Ekspresi kesal yang ditunjukan bos tampannya itu membuat Rani tidak enak hati karena telah berkali-kali tidak mampu menahan Anggit sesuai permintaan Akbi.Namun apa yang bisa Rani lakukan saat ini ketika Anggit sudah berada di ruangan Akbi?Ia bergegas pergi sebelum Akbi menghardiknya karena tidak becus bekerja.“Selama ini aku sabar ya Bi, walau kamu blokir nomor aku dan malah sengaja mencium jalang itu di depan aku ... silahkan berbuat semau kamu tapi pada akhirnya kamu akan menikahiku, kamu harus bertanggung jawab, Akbi ... sekarang sudah satu tahun, cepat ceraikan jalang itu!” Dengan lantangnya Anggit berucap demikian, perempuan itu sampai menyimpan kedua tangan di pinggang dengan mata nyalang menatap Akbi.
Read more

Teror Diana

Tidak menunggu waktu sampai satu minggu, nyatanya Diana sudah mendengar kabar tentang perpanjangan kontrak pernikahan anaknya dengan anak Miranda.Dari mana lagi wanita sosialita itu mendapat kabar tersebut bila bukan dari Anggit?Bila harus jujur, Diana pun tidak akan pernah merestui hubungan Akbi dengan Anggit setelah mengetahui bagaimana matrelialistisnya perempuan itu.Anggit hanya dijadikan alat untuk membuat Bee menderita, jangan pikir Diana bisa dibodohi. Wanita itu buaya, mana bisa dikadali oleh Anggit.Maka tidak menunggu satu hari berlalu setelah mengetahui hal itu, Diana langsung menghubungi Bee dan mengajaknya bertemu.“Tante, apa kabar?” sapa Bee sopan, ia berdiri lalu mengulurkan tangan untuk mengecup punggung tangan Diana namun mertuanya itu menepis kasar tangannya.Bee berusaha bersabar seperti biasa, ia sudah sering mendapat perlakuan kasar dari Diana jadi ia tidak terlalu mengambil hati sikap Diana tadi.Anggit yang ikut bersama Diana tersenyum meledek, begitu puas m
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status