Home / Pernikahan / Luka dalam Pernikahan / Chapter 1 - Chapter 5

All Chapters of Luka dalam Pernikahan : Chapter 1 - Chapter 5

5 Chapters

Ocha Keguguran

“Aduuuh… perutku…. sakiit…” keluh Ocha lirih. Spontan ia mencengkram bagian depan kemejanya karena perutnya mendadak nyeri.Ini bukan sakit perut biasa. Perutnya seperti kejang hebat dan diremat-remat. Rasanya seratus kali lebih sakit daripada nyeri bulanan yang sering Ocha rasakan. Aku nggak boleh sakit sekarang. Aku nggak boleh sakit sekarang, kata Ocha berulang-ulang dalam hati, seperti mengucapkan mantra sakti supaya rasa sakitnya langsung hilang.Ocha tidak ingin pekerjaannya berantakan. Dia sedang berada di ballroom hotel bintang lima. Restoran miiknya mendapat kesempatan emas, melayani catering di acara pertemuan Prakasa Group. Jaringan bisnis milik pengusaha muda dan sukses bernama Indra Prakasa.“Are you ok, Cha?” tanya Indra yang berdiri di samping Ocha. Ocha dan Indra sedang membicarakan rencana acara group Perkasa selanjutnya. Sudah setahun ini perusahaan Indra selalu menggunakan layanan catering dari restoran Ocha.“Nggak pa-pa, Pak Indra. Saya baik-baik saja. Cuma sedi
Read more

Pertolongan Indra

Kelopak mata Ocha bergerak-gerak. Dia berusaha membuka matanya yang terasa begitu berat. “D-dimana saya..?” lirih Ocha bertanya karena dia berbaring di ruangan yang tidak dikenalnya. Suaranya serak. Kerongkongannya kering sekali, sampai terasa nyeri.“Halo, Bu Rosa. Kenalkan, saya Dokter Arman, yang merawat Ibu.”Seorang lelaki paruh baya berdiri di sisi tempat tidurnya. Ia memakai jas putih dan mengantongi stetoskop.Ocha memandang wajah dokter Arman yang teduh. Samar Ocha mengingat apa yang sudah terjadi. Dia sedang mengurus catering Group Perkasa, lalu perutnya nyeri, cairan merah, lalu dia tak ingat apa-apa lagi.“A-apa saya pingsan, Dok?” Ocha memandang nanar selang infus yang menancap di lengannya. “Iya, Bu. Tadi ibu pingsan sebentar. Tapi jangan khawatir. Sekarang kondisi ibu sudah mulai membaik.”“Saya sakit apa, Dok?” Ocha cemas sekali. Darah hampir selalu berkaitan dengan penyakit yang tidak ringan.“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Bu. Ibu sehat-sehat saja.” Arman menil
Read more

Arka Cemburu

Pandangan Ocha menerawang ke luar jendela rumah sakit. Dia sedang merenung di tempat tidur. Mencoba meredakan denyut nyeri di hatinya yang datang setiap kali ia teringat pada anak pertamanya yang tak sempat hadir ke dunia.Bunyi pintu terbuka membuat Ocha menoleh. Matanya berkaca-kaca, berharap Arka yang datang. Ia ingin sekali menangis di pelukan Arka. Menumpahkan isi hatinya.“Eh, Pak Indra. Nggak jadi pulang, Pak?” Ocha berbasa-basi. Suaranya masih lemah. Tubuhnya juga lemas seperti tak bertulang.Hari sudah menjelang sore. Tadi Indra sudah berpamitan akan pulang. Ada acara yang harus dihadirinya malam ini. Tapi sudah sampai di lobby rumah sakit, dia membatalkan niatnya.Indra duduk di samping tempat tidur Ocha, lalu menggeleng. “Saya nggak tega membiarkan kamu sendirian. Suami kamu sudah bisa dihubungi?”Ocha menggeleng sambil menggigit bibir. “Belum, Pak.”“Kamu mau saya bantu mencari suamimu? Berikan saya fotonya dan informasi kemana dia pergi tadi pagi. Saya bisa menyuruh anak
Read more

Tuduhan Mertua

Karena tidak ada tanggapan dari Arka, Ocha membuka matanya. Arka masih menatapnya dengan pandangan tak percaya. Matanya membelalak lebar dan mulutnya terbuka.“Ka! Kok kamu malah bengong sih?” tanya Ocha memelas. Ocha mengharapkan bibir Arka mengeluarkan kata-kata hiburan dan penyemangat umtuknya. Bukankah suami istri seharusnya saling mendukung dan menguatkan saat keadaan buruk terjadi? Bahkan Indra lebih tahu cara menghibur Ocha.Arka tergeragap. “Ke-gu-guran? K-kamu hamil?” Kening Arka berkerut.“Tadinya aku hamil sekarang sudah nggak,” jawab Ayesha sendu.“Tapi… kenapa kamu nggak bilang padaku kalau sedang hamil?” Sama seperti Ocha tadi, Arka juga sulit mencerna informasi ini.“Bukannya aku nggak mau bilang ke kamu, Ka. Tapi aku juga nggak sadar kalau sedang hamil,” terang Ocha tidak sabar. “Aku juga baru tahu setelah dokter memeriksa dan bilang ternyata aku keguguran.”Ocha menghela napas panjang. Bercerita tentang kejadian ini seperti membuka sakit hatinya.Perlahan Arka duduk
Read more

Ocha Pergi

“Arka, dengar. Mami nggak akan menyampaikan usulan ekstrim seperti ini, kalau Ocha setia. Kamu buka mata hati kamu dong, Ka. Jangan dibutakan cinta. Buat apa mempertahankan istri yang suka selingkuh. Mumpung pernikahan kamu baru sebentar. Tidak akan ada yang terlalu tersakiti.”Arka menyugar rambutnya. Mendadak dia merasa pening. Kenapa mami harus datang saat ini? Waktu Arka dan Ocha sedang menghadapi masalah. Arka merasa kehadiran Mami membuat masalahnya makin rumit. Tapi tidak mungkin meminta Mami pergi.“Nanti saja kita bicarakan soal itu ya, Mi. Sekarang Arka mau fokus menjaga kesehatan Ocha. Mami sebaiknya pulang dulu saja. Istirahat juga di rumah ya.”“Loh kamu ini bagaimana sih, Ka? Mami ke sini kan mau menjenguk Ocha. Masa’ langsung disuruh pulang.” Rinta jadi kesal. Padahal dia berniat bertanya langsung tentang peristiwa kehamilan dan keguguran ini pada menantunya. Dia ragu Arka akan berani bertanya langsung. Anaknya itu kadang kurang tegas.“Ocha juga masih tidur. Sekarang M
Read more
DMCA.com Protection Status