Home / Rumah Tangga / Istri Seorang Tiran / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Seorang Tiran: Chapter 11 - Chapter 20

29 Chapters

Bab 11

Baru saja matahari menunjukkan bentuk sempurnanya. Seorang pelayan turun dari kereta kuda yang digunakan untuk membawa dirinya dan barang-barang. Pelayan bernama Berlin, memasuki kastil tempat dimana tuan putrinya menghabiskan malam yang sepertinya akan sulit dilupakan.Berjalan tegap di sebuah lorong, wajahnya datar namun pikirannya tidak bisa setenang penampakan luar yang dirinya tunjukan. Sejak tadi malam, Berlin benar-benar memikirkan tentang keadaan Gloriana yang membuatnya tidak bisa tertidur dengan nyenyak."Apakah kamu pelayan dari Selir Gloriana?" Seorang pelayan wanita bertanya kepada Berlin yang isi pikirannya masih tertuju kepada gadis yang menjadi atasannya."Benar, aku datang untuk menjemput Tuan Putri Gloriana. Bisakah kamu tunjukan dimana dirinya sekarang?" Balas Berlin atas pertanyaan yang diajukan kepadanya."Selir Gloriana sedang berada di kamar sekarang namun kamu dilarang untuk masuk terlebih dahulu.""Kiranya kenapa demikian, apa Tuan Putri sedang melakukan sesuat
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

Bab 12

Berlin dan Gloriana memasuki sebuah bangunan berbentuk persegi panjang berukuran 20x30 meter yang di dalamnya telah diisikan beberapa perabot dan berbagai macam dekorasi. Dalam ruangan itu juga sudah tersedia rak yang digunakan untuk menaruh buku-buku novel, kotak perhiasan dan berbagai macam barang pribadi yang memang dibawa Gloriana dari Kerajaan Deux."Apa kau yang menyiapkannya kamar ini?" Tanya Gloriana kepada Berlin setelah melihat barang-barang yang ia bawa sudah tertata mirip seperti tata letak kamar dirinya saat berada di istana Deux."Iya, putri. Saya semalam menyiapkan kamar ini.""Pasti berat untukmu, kan? Duduklah! Biar aku pijit pundakmu.""Jangan Putri, itu tidak perlu. Lagian kamar ini juga cukup kecil jadi rasanya mudah saja menyiapkan segala sesuatu." Berlin mencari alasan untuk menolak kebaikan hati atasannya."Kalau dibandingkan kamarku dulu, memang ini jauh lebih kecil.""Katanya jika Anda menjadi kesukaan ka
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 13

"Jadi seperti itu sosok pemimpin kelompok serigala wanita. Memang terlihat aura alpha darinya." Ucap Berlin setelah melihat rombongan Selir Victoria pergi menjauh."Keren juga julukan yang kau berikan untuk mereka!""Lalu, apa strategi yang akan Putri lakukan untuk mengahadapi mereka?""Kenapa aku harus menghadapi mereka?"mendengar jawaban seperti itu membuat Berlin menghela nafas panjang-panjang kemudian pergi membereskan cangkir, piring dan teko yang ada di atas meja. "Putri, kapan Anda akan berkunjung ke tempat selir lainnya?" Tanya Berlin sambil tangannya berkerja."Sekarang juga. Aku akan mengunjungi mereka satu persatu hari ini juga. Jadi besok, aku bisa berleha-leha di kamar ini.""Kalau begitu biar saya siapkan pakaian Anda dan cendramatanya."Sebagai pelayan yang profesional, Berlin telah dibekali berbagai macam pengetahuan untuk menunjang kehidupan putri kerajaan yang ia layani. Menyiapkan pakaian, merias dan
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Bab 14

"Salam saya terhadap Tuan Kaisar." Gloriana menundukkan kepala dan menurunkan posisi badannya."Aku akan masuk." Kaisar yang berpakaian kemeja putih dengan tegas berjalan memasuki kamar seorang wanita tanpa memedulikan perasaan seperti apa yang saat ini sedang dirasakan oleh orang-orang yang melihatnya. "Aku tidak perlu teh. Sebab itu pelayan sepertimu segera pergi dari ruangan ini sekarang." Kali ini ia dengan kuasanya memerintahkan Berlin untuk keluar dari kamar Gloriana dan meninggalkan mereka berdua saja di dalam ruangan.Pelayan itu keluar dari kamar sambil memasang wajah bingung dan khawatir namun sebenarnya di dalam hatinya muncul sebuah perasaan senang melihat sosok kaisar yang mengunjungi Gloriana bahkan disaat bukan hari kunjungan malamnya. Itu berarti kaisar menaruh perhatian terhadap junjungannya sehingga potensi menjadi selir kesukaan kaisar menjadi tinggi."Tuanku, ada apa sampai malam-malam datang ke kamar saya?" Tanya wanita yang matanya su
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Bab 15

Setelah seorang laki-laki keluar dari sebuah bangunan, seorang pelayan wanita segera masuk ke dalam bangunan yang ditinggalkan oleh laki-laki tersebut. Pelayan membawa sebuah baskom berisi air hangat lengkap dengan handuk yang sengaja ia ceburkan ke dalam air."Selama pagi, putri." Ucap pelayan tersebut dengan nada riang dan tersenyum lebar."Selamat pagi, Berlin." Seorang wanita pirang yang masih menggunakan piyama membalas sapaan yang ia terima."Bagaimana malam Anda, putri. Apa menyenangkan?"Pertanyaan yang keluar membuat Gloriana diam sambil mengontrol emosi yang tiba-tiba meluap, mencoba tenang untuk menyembunyikan rasa malu yang ia rasakan. Hanya saja, Berlin sudah sejak kecil bersama dengan wanita yang ada di depannya itu, jadi ia tahu kalau saat ini dia sedang mencoba menutupi perasaan aslinya."Biasa saja, tidak begitu menarik." Jawabnya sambil melepaskan piyama yang ia kenakan."Begitukah? Sayang sekali." Pelayan mendekatinya dan mulai membasuh tubuh bagian atas kemudian be
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Bab 16

Gloriana merasakan sebuah dilema. Cairan dari perasan anggur yang ia minum sedang berputar-putar di mulutnya, membuat lidahnya tersiksa. Rasanya terlalu aneh untuk ditelan namun jika ia memuntahkannya keluar maka akan langsung menjadi pusat perhatian dan etika kebangsawanan dirinya akan dipertanyakan.Sialnya, ia tidak bisa berlama-lama menahannya di mulut dan keluar dari ruangan sebab semakin lama lidahnya merasakan cairan anggur itu semakin naik juga kadar mual dalam dirinya. Sebab itu meskipun harus sedikit mengeluarkan air mata ia memutuskan untuk menelan air anggur itu ke dalam tenggorokannya.Efek anggur itu tidak hanya aneh di mulut namun juga panas di tenggorokan. Meskipun begitu Gloriana yang telah menenggaknya harus memasang wajah datar yang dipaksakan."Ada apa Adinda Gloriana? Kenapa bola matamu berlinang air mata?" Tanya Victoria setelah meneguk air anggur yang berada di gelas dalam genggaman tangannya sendiri."Tidak apa Ayunda, aku
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bab 17

Gloriana berjalan perlahan sambil memegangi perutnya yang berdenyut-denyut meski telah membuang hampir semua isinya. Di dalam ruang rias, pelayannya yang bernama Berlin telah membawa segelas obat hasil dari campuran ramuan dengan air hangat. Setelan diberikan gelas berisi ramuan, Gloriana meminum ramuan dengan takaran yang telah diberitahu oleh apoteker istana dengan cepat.Setelah meminumnya, Gloriana duduk diam untuk mengatur nafas. Otaknya mulai berpikir tentang apa yang telah terjadi kepada dirinya dan langkah apa yang harus ia lakukan sekarang."Bagaimana keadaan Anda, Putri?" Berlin membuka suara, memberikan pertanyaan yang berasal dari rasa khawatirnya."Tubuhku membaik, ramuannya mulai berkerja, rasa sakitnya perlahan mulai mereda.""Syukurlah kalau begitu. Untuk berjaga-jaga aku telah meminta ramuan dengan dosis yang lebih besar. Tapi sepertinya tidak perlu menggunakannya." Berlin melipat sebuah kertas yang pada bagian tengahnya berisikan tumbukan beberapa dedaunan lalu memas
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Bab 18

Sinar pagi dari sela-sela jendela menembus kulit putih yang sedikit pucat. Seorang wanita meregangkan tubuh dan menarik nafas panjang-panjang sebelum akhirnya pelan-pelan membuangnya kembali."Selamat pagi, putri.""Pagi, Berlin. Apa yang kau bawa itu?" Tanya wanita dengan pakaian piyama yang sedikit melorot di bagian bahunya."Aku membawa sup yang hangat untuk anda."Mendengar makanannya sudah datang, wanita berambut pirang itu langsung duduk di meja yang sedari awal sudah tertata rapi. Dia membenarkan piyamanya sembari menunggu makanan itu benar-benar siap dihidangkan."Bagaimana tidur Anda, putri?""Sudah lama aku tidak tertidur se-nyenyak ini." Dia mengatakannya sambil tersenyum lebar seperti benar-benar merasa terberkati hanya karena tidur yang nyenyak.Malam hari setelah pesta penyambutan berakhir. Selir berambut pirang bernama Gloriana segera kembali ke kamarnya dan melakukan sebuah strategi agar tidak mendapatkan gangguan lagi dari siapapun sebab energi sosialnya nyaris terkur
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 19

"Dengarkan aku dulu Ayunda Gloriana." Alice berkata setelah melihat wajah tidak tertarik dari Gloriana atas ide yang ia miliki."Membangun fraksi ketiga yang berisikan hanya kau dan aku?""Makanya dengarkan aku dulu. Tidak hanya kau dan aku tapi aku yakin akan menjadi besar nantinya.""Apa yang kau pikirkan Dinda Alice, memangnya kita bisa merebut pengikut selir itu.""Tentu saja bisa."Gloriana terdiam, Alice nampak begitu percaya diri mengatakannya. Melihat wajah seriusnya, mungkin tidak ada salahnya untuk mendengarkan saja."Ayunda, meskipun terlihat begitu kuat tetapi kenyataannya hubungan antara selir sangatlah rapuh. Jika kita bisa memberikan hubungan yang sehat mereka pasti akan berbelok." Alice melanjutkan perkataannya."Strategi seperti itu mungkin bisa saja dilakukan untuk mengambil pengikut Victoria tapi sepertinya tidak akan berpengaruh kepada selir yang mengikuti Charlotte.""Tak berpengaruh juga tak apa. Yang terpenting sekarang adalah kita mengambil sebanyak mungkin sel
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Bab 20

Sebagai putri ketiga dari pasangan bangsawan bergelar count membuatnya paham kalau melayani seorang putri raja adalah salah satu cara untuk dianggap tetap berharga oleh keluarganya. Meski ia sadar kalau kelak nanti, ia akan meninggalkan sisi putri Gloriana untuk menikah dengan seorang bangsawan yang telah dipilih oleh orang tuanya.Sayangnya karena sebuah kejadian luar biasa yang mencoreng nama putri Gloriana membuat dirinya terusir dari keluarga count bahkan dari kerajaan. anehnya, hal itu malah membuatnya lega, sebab dengan begitu ia bisa menghabiskan seluruh waktunya untuk melayani orang yang begitu ia kagumi sejak kecil. Kini setelah perjalan panjang, dirinya berada di sebuah negeri asing dengan orang-orang yang asing juga. Meskipun kehidupannya serba terbatas sekarang, Berlin tidak mempermasalahkannya.Kamar seorang pelayan dari selir kaisar begitu sederhana. 3x3 yang hanya memuat kasur dan satu lemari pakaian. Berbeda dengan kamar seorang selir yang besarnya bisa mencapai dua d
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status