Home / Romansa / Tambatan Hati Perawan Tua / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Tambatan Hati Perawan Tua: Chapter 11 - Chapter 20

27 Chapters

11. Lamaran

Setelah mendapatkan kata iya dari Iza, Rio pun benar-benar melakukan apa yang dia katakan. Sebagai pembuktian bahwa dia benar-benar serius akan hubungan mereka berdua., Rio membawa kedua orang tua dan keluarga dekat untuk mendatangi rumah Iza pasa sore keesokan harinya.Keluarga Rio datang dengan tiga buah mobil, membawa personil keluarga yang cukup banyak. Mereka bahkan juga membawa berbagai seserahan dan hadiah untuk Iza. Mulai dari pakaian, perhiasan bahkan sampai alat make up dan daily care. Serta tidak lupa membawa sebuah cincin pengikat hubungan Rio dan Iza.'Kok kayaknya heboh banget ya?' Iza merasa takjub dengan acara dadakan itu. Seolah Rio dan keluarganya sudah melakukan persiapan untuk lamaran itu sejak jauh-jauh hari.Di lain pihak, keluarga Iza bisa dibilang tidak siap dan kalang kabut dalam mempersiapkan segalanya untuk acara lamaran ini. Namun mereka tetap menerima kedatangan para tamu dengan lapang dada. Serta berusaha memberikan sambutan terbaik mereka."Selamat datan
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

12. Pertemuan Tak Terduga

Setelah acara lamaran itu, hubungan Iza dan Rio jadi semakin dekat. Keduanya kerap bertemu di sela-sela kesibukan harian serta persiapan untuk acara selanjutnya, penikahan.“Udah sampai di sini saja.” Iza beranjak turun dari boncengan motor vario milik Rio. Gadis itu juga melepaskan helm yang dipakainya dan menyerahkan kepada Rio. Pagi ini Iza sedang diantarkan oleh Rio ke sebuah hotel di ibukota kabupaten. Untuk menghadiri seminar tentang penyakit menular yang diadakan oleh dinas kesehatan kabupaten, di hall sebuah hotel berbintang lima. Iza sebagai pemegang program, mewakili rumah sakitnya untuk hadir dan memberikan laporan rutin setiap semester. “Nanti pulangnya gimana?” Rio menanyai Iza sambil meletakkan helm di cantolan motor.“Aku bisa pulang sendiri atau bareng temen.” Iza tak ingin merepotkan Rio untuk menjemputnya, karena pria itu harus bekerja.Kali ini Iza terpaksa berangkat dengan diantark
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

13. Tingkah Janggal

Iza : Rio, ibu nayain kapan kamu bisa ikut ke tempat perias. Kamis besok gimana? Kamu bisa, nggak?Iza mengirimkan pesan di aplikasi chatting kepada Rio atas permintaan ibunya. Sebagai orang Jawa tulen, Sri sudah heboh sendiri untuk mepersiapkan segala sesuatu. Agar acara pernikahan putrinya dapat berlangsung dengan lancar, tanpa ada halangan yang berarti. Padahal acara itu rencananya baru diadakan tiga bulan mendatang.“Gimana Rio bisa gak?” Sri menanyai sang putri.“Belum dijawab, Bu.” Iza menjawab dengan napas terhela panjang menghadapi Sri. “Sabar donk, Rio mungkin sedang sibuk di kantronya.”“Gimana bisa sabar, wis mepet Kabeh iki. Dan kita masih belum melakukan persiapan.”“Kan masih tiga bulan lagi acaranya, Bu.”“Tiga bulan itu mepet banget. Ojo serba dadakan, mengko akeh sing kelewatan.”“Terserah ibu saja deh.” Iza malas untuk melanjutkan perdebatan. Dan tidak lama kemudian ponselnya kembali berbunyi, menandakan adanya pesan
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

14. Berita Buruk

“Mari silahkan masuk, Nak Iza.” Ibu Rio mengajak Iza masuk ke dalam kamar putranya.Iza melangkah masuk lebih dalam sendirian ke dalam kamar. Sementara ibunya dan ibu Rio menunggu dirinya di daun pintu.Iza mendapati Rio yang sedang terbaring di kasurnya, sedang tertidur pulas. Iza mendekat dan mengamati wajah tunangannya itu yang terlihat pucat dan banyak berkeringat. Refleks Iza menempelkan sebelah telapak tangannya ke kening Rio, dan mendapati suhu yang panas di sana.‘Sepertinya dia sedang demam.’ Iza bergumam lirih. Jadi merasa bersalah sendiri karena sudah mencurigai Rio.Kemudian pandangan mata Iza tertuju kepada tumpukan obat yang jumlahnya banyak sekali di atas meja sebelah ranjang.‘Kamu sakit apa?’ Karena penasaran, Iza pun beralih untuk melihat obat-obatan itu. Namun langkahnya terhenti karena Nanik yang meraih tangannya.“Sebaiknya kita biarkan dia istirahat saja dulu.
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

15. Kebenaran

Sekujur tubuh Iza terasa lemas demi mendengar diagnosa penyakit yang diderita oleh Rio, HIV AIDS. Penyakit paling menakutkan dan menjadi momok utama dalam dunia medis, karena sampai saat ini belum ada obatnya. Orang yang menderita penyakit itu hanya bisa mengurangi gejala dan mengobati infeksi penyerta akibat penurunan sistem imun yang terjadi. Akan tetapi untuk penyakitnya sendiri tidak akan bisa diobati.‘Bagaimana mungkin Rio dapat menderita penyakit itu?’Berbagai pertanyaan berputar-putar di kepala Iza. Masih tidak percaya dan tidak habis pikir bagaimana pria yang akan menikah dengannya tiga bulan lagi malah menderita penyakit mematikan itu. Penyakit yang tidak hanya berbahaya bagi tubuh penderitanya sendiri tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya, terutama pasangannya. Karena B20 dapat menular melalui cairan tubuh, seperti darah dan cairan-cairan lainnya.“Za … Kamu yang sabar ya …” Ragil berkata lirih kepada Iza se
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

16. Penyangkalan

Setelah pulang dari rumah Ragil, Iza langsung mengurung diri di dalam kamarnya. Dia bahkan tidak menyapa saat melewati bapak dan ibunya yang sedang duduk di ruang tengah sambil menonton TV. Tak ingin kedua orang tuanya itu khawatir jika mengetahui wajah dan suaranya yang sedang kacau karena terlalu banyak menangis sepanjang sore tadi.“Lho Iza kenopo toh, Buk?” Yono bertanya kepada sang istri. Merasa janggal dengan sikap putrinya malam ini.“Mboten ngertos, Pak. Tadi siang Iza sama Ibu mampir ke rumah Rio untuk ngomongin undangan dan persiapan lainnya. Lhakok tibake si bocahe malah sakit. Mungkin Iza sedih dan khawatir sama Rio.” Sri menjelaskan kepada suaminya.“Rio sakit? Sakit opo?” Yono juga merasa tidak tenang mendengar kabar itu.“Demam, katanya abis kehujanan. Sama apa tadi katanya, radang paru-paru, kebanyakan ngerokok paling yo, Pak?”“Owalah, penyakite arek enom lek ngerokok kui. Angel wes.” Yono mengangguk mengerti dengan penjelasan sang
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

17. Mencari Bukti

“Za, kamu jadinya mau mengundang berapa orang untuk acara akad dan resepsi pernikahan nanti?" Sri menanyai Iza, saat mereka sedang duduk bersama pada suatu sore.“Belum tahu, Bu.” Iza menjawab sambil berkonsentrasi menonton TV.“Lho kok belum tau? Ndang dihitung toh, Nduk!”“Acaranya kan masih lama, Bu."“Masih lama piye? Iki wes kurang dua bulan setengah. Sudah mepet buat bikin undangan dan nyebarnya.” Sri mengomel kesal kepada Iza yang terlalu santai dan menggampangkan.“Pak, undangan untuk rekan njenengan pinten?” Sri beralih menanyai sang suami yang ikut bersantai bersama mereka.“Sekarep wes, Bu. Seratus wes cukup koyoke.” Yono menjawab sekenanya, males menghitung. Paling yang akan dia undang hanya rekan satu sekolahan SD tempatnya mengajar, dan beberapa rekan guru lainnya yang cukup akrab.“Yowes, seratus yo? Mengko keluarga besar, tetangga kampung, da
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

18. Penjelasan

“Ya karena pasien B20 yang dibicarakan oleh Iza adalah pasien Dokter Yudi.” Ragil yang kali ini membantu menjawab sambil tersenyum kecil kepada sang dokter.“Serius?” Yudi masih tidak percaya. Namun pandangan mata serius dari Iza dan Ragil sekaligus, membuatnya sadar bahwa kedua wanita berhijab itu tidak sedang bercanda.Yudi pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal sebelum bertaya, “Pasien yang mana sih?” “Rio Dewantoro.” Iza menyebutkan nama lengkap Rio.“Sebentar …” Yudi beranjak dari posisinya, kemudian kembali lagi tak lama kemudian dengan membawa sebuah laptop. Kemudian dokter muda itu kembali duduk dan berkutat dengan tombol-tombol di laptopnya.‘Sepertinya dokter Yudi akan mengakses rekam medis online milik Rio.’ Iza membatin lega dalam hati.Yudi membaca beberapa saat rekam medis online di laptopnya. Kemudian menghela napas panjang sebelum berkata,
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

19. Keputusan

“Jangan mengada-ada kamu, Iza! Rio itu kelihatan sangat  sehat dan bugar, mana mungkin dia sakit?” Sri memilih mode denial. Untuk menolak mempercayai apa yang dikatakan oleh putrinya.“Pasti kamu mencari-cari alasan biar bisa batalin pernikahan kan?”“Astghfirullah, Ibu … Mana mungkin Iza berbohong soal penyakit mengerikan seperti ini?”Iza dapat mengerti kekecewaan ibunya, namun juga tidak terima jika dituduh mengarang cerita untuk membatalkan pernikahannya dengan Rio.“Aku tahu kalau Ibu dan Bapak tidak akan percaya begitu saja dengan  ucapan Iza. Oleh karena ini, aku membawa dokter Yudi. Dokter yang merawat Rio di RSUD.”Iza pun mejelaskan alasan kehadiran Yudi di rumah mereka saat ini.Semua pandangan mata kini kontan beralih kepada dokter Yudi, yang sejak tadi hanya terdiam tanpa suara. Memperhatikan pembicaraan memilukan antara seorang anak perempuan dan kedua orang tuanya.
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

20. Kebulatan tekad

Iza memang sudah mantap memutuskan untuk membatalkan pernikahannya. Kedua orang tuanya juga sudah setuju dan memberikan restu baginya untuk melakukan hal itu. Namun ternyata sampai beberapa hari setelah kedatangan dokter Yudi ke rumahnya, Iza masih belum juga berani menemui Rio.Memang terkesan klise dan kekanakan, namun Iza merasa tidak tega dan sedih untuk memutuskan hubungannya dengan Rio dengan jalan seperti ini. Bukan karena adanya masalah dalam hubungan mereka berdua, melainkan karena suatu sebab eksternal yang sangat tidak terduga.‘Apa aku sudah jatuh cinta kepadanya?’ Iza bermonolog dalam hatinya sendiri.'Tidak, ini bukanlah cinta. Karena kami juga hanya kenal sebentar saja … Ini hanyalah rasa iba dan empati semata."Iza mencoba mengenali perasaanya sendiri kepada Rio saat ini. Hubungan selama beberapa minggu setelah mengenal pria itu memang cukup manis dan berkesan baginya.Rio memperlakukan dirinya d
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more
PREV
123
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status