All Chapters of Ternyata Suamiku Simpanan Tante-Tante: Chapter 21 - Chapter 30

44 Chapters

Membawa Mobil Baru Pulang

Elisa nampak mondar mandir menatap ke arah pintu luar, ia gelisah lantaran Bima tak kunjung pulang dan tak memberikan kabar setelah sehari semalam, wajahnya memperlihatkan kecemasan namun ia tak bisa melakukan apa-apa lantaran nomor Bima tidak bisa dihubungi. "Ya ampun Mas, kamu sebenarnya ada di mana si, kenapa sampai sekarang nomor kamu nggak bisa dihubungi," ucap Elisa panik. Sesekali wanita itu membuka gorden, berharap jika suaminya tersebut sudah ada di depan pintu, namun rupanya ia harus kembali menelan kekecewaan lantaran di teras rumah sama sekali tidak ada orang. Detik berganti menit, dan menit pun berganti jam, Elisa sampai tertidur di ruang tamu lantaran sudah terlalu lama menunggu kepulangan sang suami. Sementara di tempat lain, Bima justru sedang bersenang-senang bersama Indah, merendam bagian tubuhnya di sebuah kolam renang hangat yang membuat aliran tubuh menjadi rileks. Ditemani dengan cemilan dan juga secangkir kopi penyempurna kebersamaan mereka. "Maka
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Part 21, Pembuktian Dari Bima

Suara Klakson menggema di depan gerbang berwarna hitam, Bima dan Elisa sudah tiba di mansion Margaret, di mana tempat itulah yang menjadi kebanggaan bagi wanita itu untuk merendahkan dan menghina menantunya. Penjaga pintu pun segera membuka, lantaran mengira jika yang datang itu adalah orang penting yang diundang oleh majikannya, namun saat Bima dan Elisa keluar secara bersamaan, spontan nampak satpam itu merasa pangkling dan tidak menyangka jika yang bertamu adalah anak dan menantu dari majikannya sendiri. "Apa kabar Pak Danang," sapa Bima melepaskan kacamata hitam nya yang memperlihatkan keindahan bola matanya. "B-baik Mas Bima, ya ampun, saya nggak nyangka kalau Mas Bima sekarang bawaannya mobil," ucap pria paruh baya itu tersenyum kagum. "Terima kasih Pak, ini semua berkat kerja keras dan dendam juga pada orang-orang yang telah meremehkan saya." celetuk Bima memberikan jawaban. Lalu tanpa berpikir panjang, pria itu lebih dulu melangkah sambil memakai kembali kacamata
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Part 22, Informasi Yang Didapat Oleh Margaret

"Elisa, aku puas banget, puas melihat Mama kamu yang nggak bisa ngomong apa-apa saat dia tahu kalau kehidupan kita saat ini sudah jauh lebih baik," ucap Bima tersenyum bangga pada dirinya sendiri. "Iya Mas, aku juga seneng banget, tapi..." Elisa menjeda, sambil menatap ke arah Bima yang saat itu sedang fokus menyetir. "Tapi apa Elisa, ada apa?" seketika Bima membalas tatapan istrinya itu. "Melihat kamu kayak gini ke Mama, kesannya kamu jadi sombong sekarang Mas, maaf ya, ini penilaian aku," sahut Elisa terus terang. "Aku sombong? Hanya bersikap seperti ini lalu kamu mengatai aku sombong, Elisa! Bagaimana dengan prilaku Mama kamu ke aku selama tiga tahun ini? Apa itu tidak termasuk kesombongan yang menyundul langit!" pekik Bima tak percaya jika istrinya justru berkata seperti itu padanya. Elisa berusaha menjelaskan apa yang baru saja ia katakan, ia tak bermaksud menyinggung, bahkan ia ingin jika pencapaian yang telah di dapat oleh suaminya itu sama sekali tidak membuatnya ber
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Part 23, Bertemu Bima di Klup Malam

"Maksud Mama apa, ya!" sungut Elisa tak terima kala mendengar ucapan Margaret. "Yah, mana tahu kan, kalau suami kamu itu ternyata melakukan pekerjaan yang tidak halal, menjual barang-barang terlarang, misal," tebak wanita itu membalas tatapan Elisa. ''Ma, tolong jangan keterlaluan, aku tahu Mama ngaak suka sama mas Bima, tapi tolong jangan tuduh atau hina mas Bima sekejam itu.'' jawab Elisa yang begitu kecewa pada ucapan sang mama.Margaret tersenyum sinis mendengar pembelaan dari Elisa, sementara Bima yang merasa terganggu dengan suara berisik di depan kamarnya membuat pria itu akhirnya bangun, membuka pintu dan ternyata ia melihat Elisa sedang bersama mamanya. Sementara Margaret yang melihat tubuh seksi Bima yang bertelanjang dada, seketika membuat wanita itu tertegun menelan salavinya dengan kasar. 'Ternyata pria itu sangat tampan dan seksi saat bangun dari tidur, dan aku baru menyadari kalau karisma Bima memang berpengaruh.' batin wanita itu tak bisa mengedipkan pandangan se
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Part 24, Kerja Sama Dengan Baik

Tok... Tok... Tok... Suara ketukan pintu terdengar sangat nyaring, Bima yang sudah menebak tamu yang pagi ini datang itu segera ia bukakan dan ia temui Margaret. Ya, wanita itulah yang datang ke kediaman Bima bersama dengan Elisa. Saat pintu terbuka, Margaret dan Bima saling menatap satu sama lain, ada malu yang mereka sembunyikan masing-masing lantaran rahasia keduanya sudah terbongkar dengan sendirinya. "Ada apa Ma?"tanya Bima denga tatapan tegang. "Tidak perlu basa basi, di mana Elisa," celetuk wanita itu dengan penuh emosi. "Elisa pergi ke pasar Ma, baru aja," sahut Bima dengan santainya, sesekali ia juga menghisap dan mengeluarkan putung rokok dari mulutnya. "Kamu pasti sengaja kan meminta Elisa pergi dari rumah, karena kamu tahu aku akan datang ke sini!" sungut Margaret seraya menuduh. Mendengr itu tentu saja membuat Bima tersenyum seolah meyakinkan bahwa ia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu. meskipun jauh dilubuk hatinya yang paling dalam ia mengakui per
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Part 25, Bertemu Teman Lama

"Awasss!" Sebuah suara terdengar kencang, bersamaan dengan terpental nya dua tubuh ke pinggir aspal setelah hampir saja tertabrak sebuah mobil yang sedang melaju kencang. Tubuh Elisa terasa begitu remuk, dan ia terlihat syok saat menyadari belanjaannya bertebaran di pinggiran jalan, menoleh ke bagian kiri, melihat seorang laki-laki yang sedang menahan rasa sakit karena ditindih oleh tubuhnya, gegas Elisa menyingkir dan membantu pria itu bangkit. "Kamu nggak papa?" tanya Elisa yang belum cukup jelas melihat wajah laki-laki yang sedang nyengir kesakitan itu. Saat pria itu mengangkat wajah dan menggelengkan kepala atas pertanyaan Elisa, ia pun tertegun dan menatap lama wajah wanita di hadapannya itu. "Elisa!" "Hendy?" Mereka mengulas senyum satu sama lain, rupanya Hendy adalah teman satu angkatan Elisa dulu yang tak sengaja dipertemukan di saat yang sangat tepat, bahaya yang menimpa Elisa pagi ini membuatnya selamat dari maut. Di sebuah kafe, kini mereka sedang berbincang ri
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Part 26, Merekam Vidio Perbuatan Bima dan Joylien

Di sebuah klub yang terlihat sangat ramai, Bima terlihat tak malu-malu lagi saat digandeng mesra oleh Joylien, Kekasih gelapnya saat berada di luar rumah. Pria itu sepertinya sudah menikmati perannya sebagai laki-laki simpanan pemilik klub tersebut. Dengan penuh senyum, Joylien duduk di antara para tamu-tamu yang datang hendak memesan pasangan di sana, dan dengan santainya Bima menemani Joylien sambil sesekali ia menyesap-nyesap puntung rokok yang terjapit indah di sela tangan nya. Saat malam semakin terasa panas, dan Joylien telah memastikan bahwa pekerjaannya telah selesai, ia pun mengajak Bima keluar, untuk menikmati malam hanya berdua saja. "Aku butuh suasana romantis dan hening sayang, dan tempat ini tidak cocok untuk ku malam ini," ucap Joylien yang bersandar mesra di lengan Bima. "Aku akan ikut ke mana pun kau menginginkan nya, waktu malam ku sepenuhnya bekerja untukmu," sahut Bima mengulas senyum. "Kapan ya, kamu menemaniku bukan hanya dalam status pekerjaan, tap
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Part 27, Mengetahui Perselingkuhan Bima

"Hendy, ada apa?" ulang wanitaitu semaki penasaran. "Elisa, Suami yang kamu nikahi itu bukan laki-laki yang baik, jadi aku sarakan kamu berpisah saja dengannya," ucap Hendyndengan tatapan nanar. "Apa maksud kamu, Hendy? Kamu datang ke sini hanya ingin menjelek-jelekkan suamiku, itu tidak lucu!" pekik wanita itu tidak terima. "Tapi aku ingin kamu tahu sebenarnya Elisa, apa yang aku katakan itu tidak salah." jawab pria itu berusaha meyakinkan Elisa. Namun semakin diyakinkan Elisa nampak masih tetap pada pendiriannya, yaitu percaya penuh pada sang suami yang sejak dulu menemaninya. Meskipun Hendy berusaha untuk menjelaskan jika suami dari temannya itu sudah berkhianat. "Hendy, ini sudah malam, sebaiknya kamu pergi dari rumah ini karena aku tidak mau sampai ada yang mengira kalau aku membiarkan tamu laki-laki masuk ke rumah," usir Elisa yang enggan mendengarkan peringatan dari Hendy, lalu ia hendak mendorong pintu agar pintu tersebut tertutup. "Tunggu Elisa, bagaimana jika ak
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 28, Kenyataan Yang Lebih Menyakitkan

1 bulan kemudian "Elisa, tolong dong kamu setrika kemeja ini, mau aku pakai nanti malam untuk kerja. Oh ya, kamu mau titip makanan apa, aku mau keluar sebentar,'' ucap Bima menyerahkan kemeja berwara hitam pada Elisa. "Terserah amu aja Mas, mau beliin apa." jawab Elisa yang masih pelit bicara. Bima tak memaksa ia memutuskan pergi setelah mengambil kunci mobil, sementara Elisa sendiri memutuskan pergi untuk mengabulkan perintah sang suami, namun belum sempat membuka pintu kamar, wanita itu mendengar suara panggilan telpon, menyadarkan dirinya bahwa Bima pergi tanpa mmebawa ponsel yang selama ini sangat rahasia baginya. Perlahan Elisa mulai melangahkahkan kakinya mendekati nakas, untuk melihat siapa yang sejak tadi menghubungi nomor suaminya. Elisa mengangkat salah satu tangannya untuk meraih benda pipih itu, jemarinya gemetar dan keringat kecil keluar dari kening wanita itu, melihat ada sebuah foto profil yang sangat ia kenali , namun nama yang tertulis justru sangat mengejutkan.
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Part 29, Kepergok

"Astaga, jadi mama kamu juga ikut terlibat!" Hendy menatap tak percaya, bagaimana dengan perasaan Elisa saat ini yang pastinya hancur berkeping-keping kala melihat langsung dengan nyata pengkhianatan antara suami dan mamanya itu, bahkan Elisa juga tidak tahu sejak kapan Bima dan Margaret tidak lagi menjadi musuh. Namun, saat Hendy menoleh ke arah Elisa, wanita itu sama sekali tidak menangis atau menunjukkan bahwa dirinya sedang terluka, ia nampak biasa saja bahkan meneguk minuman yang ada di meja dengan santainya. "Elisa, apa kabar dengan hatimu, apa masih baik-baik saja?" tanya Hendy yang terlihat mencemaskan keadaan temannya itu. "Ya, aku tidak masalah, bahkan hatiku sudah aku persiapkan untuk melihat semua ini, aku sudah membaca pesan singkat mamaku tadi di ponsel mas Bima, dan sekarang aku sudah mengerti dari mana selama ini semua harta dan kemewahan yang mas Bima bawa pulang," ucap Elisa terlihat begitu tegar. "Lalu, apa keputusanmu selanjutnya?" Hendy nampak lega,
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status