All Chapters of Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin: Chapter 21 - Chapter 30

39 Chapters

Maafkan aku!

Sadar sesuatu menyembul dari balik resleting celana, mata Abian yang sebelumnya memejam tiba-tiba melebar. Ia gegas mendorong tubuhnya menjauhi Lara.Tautan bibir yang dipaksa terlepas membuat napas Abian dan Lara memburu. Kedua pandangan mata itu saling bertemu untuk beberapa saat, sebelum Abian memutuskan untuk bangkit dan melawan hawa nafsu yang mulai menguasai dirinya.Lara diam mematung. Merasakan kekecewaan yang mulai menyesakkan dada."Se-sepertinya orang tuamu sudah pergi. Aku akan cek ke luar," ujar Abian tergagap sebab salah tingkah. Matanya mengedar, seakan tak ingin teralih pada tubuh sang istri lagi, yang kini pakaiannya acak-acakan sebab ulahnya sendiri. Mungkin kejantanannya akan kembali bangkit jika hal itu benar terjadi.Abian gegas melangkah pergi tanpa menunggu jawaban. Namun bukan untuk mengecek keberadaan kedua mertuanya, Abian justru memasuki ruang kerjanya.Abian lantas buru-buru menutup pintu dan bersender di dinding ruangan. Mencoba menjernihkan pikirannya seb
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

Kapan memberi Mama Cucu?

Lara mengangguk ragu sebagai jawaban. Ada rasa tak percaya mendapatkan respon baik seperti yang ia harapkan. Namun ia melupakan sesuatu. Yakin kehadiran kedua orang tuanya yang menjadi sebab sikap Abian berubah."Tetaplah di rumah hari ini. Aku akan meminta seseorang untuk menggantikan tugasmu untuk sementara. Istirahatlah sejenak," ujar Abian seraya menyuapkan roti ke dalam mulutnya.Seluruh pasang mata yang menatap mulai mematung, seakan tak percaya dengan apa yang telah telinga mereka dengar."Aku harus berangkat sekarang, ada meeting dengan Klien penting hari ini." Setelah menghabiskan roti dalam sekali suap, Abian gegas bangkit. Mencium tangan kedua orang tuanya dan kedua mertuanya.Setelahnya Abian menghampiri Lara. Mengambil tangan kanan Lara paksa dan menempelkan punggung tangannya di dahi sang istri."Tetaplah di rumah, jangan keluyuran," pesan Abian singkat seraya menyentuh sedikit hidung Lara dengan telunjuknya.Lara sontak diam mematung. Bahkan kecupan kecil pada dahinya m
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Kecurigaan Abian

"Mama pulang dulu, Lea. Jaga kesehatanmu."Belum sepenuhnya pertanyaan Lara terjawab, tanpa Lara sadari, Calista telah melambaikan tangan dari kaca mobil yang perlahan menghilang dari pandangan mata.Entah kenapa, namun ada rasa tidak rela yang tiba-tiba menghantam. Seolah alam bawah sadar memerintahkan Lara untuk menghentikan mobil itu. Namun tak Lara sanggupi. Ia hanya diam menatap jalanan yang baru dilewati mobil kedua orang tuanya dengan tatapan sendu.Hingga dirinya hampir melupakan sesuatu. Yakin pesan singkat yang baru Abian kirimkan padanya.Lara pun buru-buru berlari kembali memasuki rumah tanpa menghiraukan tatapan heran dari kedua mertuanya."Aku harus cepat pergi ke perusahaan!" gumamnya lirih di tengah-tengah langkah kakinya yang tak henti menapaki lantai rumah.Setelah bersiap, Lara gegas kembali keluar rumah guna menunggu taksi online langganannya."Lea. Mau pergi ke mana? Abian menyuruhmu di rumah hari ini, kan?" Pertanyaan Sita seketika menghentikan langkah Lara setel
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Menstruasi pertama

***Lara yang telah menyelesaikan makan siangnya, berdiri dari tempat duduk dan hendak membuang wadah bekas makanan ke tempat sampah.Tanpa lara sadari sebelumnya, salah seorang karyawati yang tak jauh dari tempat Lara gegas berdiri dan mengekor ke mana pun Lara memijakkan kaki.Bak seorang penguntit, wanita itu semakin mendekatkan dirinya ke arah Lara yang kala itu tengah membelakangi.Sadar dan merasa tak nyaman, Lara seketika menghentikan langkah kaki dan hendak berbalik badan dengan wajah kesal. Meminta penjelasan pada karyawati yang seakan membuntutinya ke mana pun ia pergi.Namun belum sempat mengucapkan sepatah kata, bahu Lara seketika diputar cepat kembali pada posisinya semula. Lara pun mengerinyitkan dahi tak mengerti."Sttt!" Karyawati meletakkan jari telunjuk di ujung bibirnya."Siapa kamu? Apa maumu?" tanya Lara cemas, selagi tubuhnya yang masih membelakangi, sebab kedua bahunya ditahan paksa oleh wanita asing yang tidak pernah ia lihat dalam perusahaan sebelumnya."Janga
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Pertikaian Lara dan Medina

Medina seketika meraih kalung di lehernya dan menatapnya sekilas."Kalung seperti ini kamu bilang bagus?" Medina menelengkan kepala dengan tatapan meremehkan.Kalung itu memang terlihat cukup usang, namun jika tidak menyukainya, seharusnya Medina menjual atau menyimpannya saja, kenapa harus dipakai?"Model kalung itu terlihat seperti punya Mamaku. Tapi sekarang sudah hilang karena dicuri seseorang. Tapi sudahlah, mungkin orang itu miskin, dan jauh lebih membutuhkan dari keluargaku." Lara menggidikkan bahu seraya tersenyum kecil.Sindiran itu tanpa sadar membuat darah Medina mendidih hingga naik ke puncak ubun-ubun.Sebagai seorang wanita yang mudah tersulut emosi, Medina merasa sindiran itu memang ditujukan padanya. Sebab kalung itu sebenarnya memang bukanlah miliknya. Namun sang suami selalu meminta dirinya memakai kalung itu tanpa sebab yang jelas. Ketika Medina bertanya pun Prasetya tak mengatakan alasannya dan memilih untuk pergi. Secara tidak langsung Medina beranggapan jika sang
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Aku kelinci

"Berbalik!" titah Abian memutar jari telunjuk sebagai isyarat."Ta-tapi, Pak--""Berbalik!" Abian mengulangi kalimatnya dengan lantang, tatkala Lara tak kunjung menuruti perintahnya.Mendapatkan tatapan tajam membuat Lara gegas menurut tanpa banyak bertanya."Menunduk! Posisikan kedua tanganmu di depan seperti kelinci."Lara mengerinyitkan dahi, dan memutuskan untuk menurut saja tanpa banyak bertanya. Jika hari ini dia kembali membuat masalah, tidak menutup kemungkinan jika hukumannya akan ditambah semakin berat.Namun di sisi lain Lara merasa bingung. Ini pertama kali untuknya. Sebab biasanya, Abian hanya menghukum para pekerjanya dengan skorsing atau menghanguskan bonus bulanan.Mungkin status Lara saat ini membuat hukuman itu berubah."Lompat! Katakan, aku kelinci, sampai aku perintahkan untuk berhenti," titah Abian datar. Menyenderkan punggungnya di senderan kursi seraya menyilangkan kaki.'Apa? Aku kelinci? Apa orang ini sudah gila?' batin Lara heran."Tidak dengar perintahku? Ma
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

Rambutku tersangkut

Seluruh pasang mata yang mereka lewati diam-diam memperhatikan. Hingga Abian sampai di samping tempat mobilnya terparkir."Buka pintunya!" titah Abian menghentikan langkah kakinya di sisi kiri mobil.Kedua tangan Abian yang kini menopang tubuh sang istri membuatnya kesulitan menggerakkan tangan. Lara pun gegas membantu membuka pintu.Abian perlahan memindahkan tubuh Lara ke atas bangku di samping kemudi.Namun saat akan bangkit, tubuh Abian tertahan oleh sesuatu."Ouch! Tu-tunggu dulu, Pak. Rambut saya tersangkut," ujar Lara memegangi kepalanya yang terus bergerak mengikuti gerakan tubuh Abian.Beberapa helai rambut Lara yang terurai, tak sengaja tersangkut di salah satu kancing kemeja sang suami."Tck! Kamu sungguh repotkan." Abian akhirnya kembali menunduk. Membiarkan Lara melepas simpul rambut yang menaut di salah satu kancing kemejanya.Hampir lima menit berlalu, namun Lara tak kunjung berhasil menarik kembali helai rambutnya yang tersangkut."Tidak bisa? Tarik saja kalau begitu."
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

Sebenarnya, siapa kamu?

Atas arahan dokter, Lara gegas dibawa ke salah satu bangsal di rumah sakit itu.Setelah melakukan sejumlah pemeriksaan medis pada kaki, dokter melilitkan perban elastis di sekitar luka memar."Ini akan membaik dalam beberapa hari ke depan. Ganjal kaki yang terkilir dengan bantal atau guling saat tidur, guna mengurangi pembengkakan," terang dokter."Hanya begitu saja? Tidak dikasih obat atau salep gitu?" Abian mengangkat alisnya heran."Saya akan memberikan obat pereda nyeri. Kompres air es jika bengkaknya tak kunjung kempes." Dokter mengambil satu strip obat pereda nyeri dalam raknya dan memberikannya pada Abian.Abian memandangi parasetamol yang ada di tangannya. 'Jika tahu begini, aku juga bisa menghubungi Dokter pribadi untuk datang ke rumah. Tidak perlu membuang waktu pergi ke rumah sakit'Setelah selesai melakukan pemeriksaan, keduanya keluar dari dalam rumah sakit. Namun bedanya, Lara kini duduk di sebuah kursi roda. Sedangkan Abian mendorongnya dari belakang."Aku mengerti kau
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Bantu mandi

"Begitukah? Apa itu benar, Abian?""I-iya, Ma," jawab Abian tergagap. Wajahnya tertunduk menyembunyikan sorot kebohongan dari matanya."Kalau begitu Mama akan segera memanggil Dokter, maaf telah menyalahkanmu atas semua ini.""Tidak perlu, Ma. Kami baru saja pulang dari rumah sakit," sahut Lara sebagai penengah. Tentunya hal itu ia lakukan sebab tatapan sang mama mertua masih menyiratkan rasa curiga."Benarkah? Karena Abian adalah Suami sigap yang siap siaga, selama kaki Lea belum sembuh, seluruh tanggung jawab mengenai keperluan Lea ada di tanganmu. Mulai dari mandi, makan, obat, dan segala kebutuhan lainnya. Mama tak mengijinkan Pelayan membantumu. Mengerti, Abian?" Sita melipat kedua tangannya di depan dada. Sedangkan tatapannya masih terasa penuh curiga."Si-siap!" jawab Abian lantang tanpa berpikir panjang. Yang terpenting baginya untuk saat ini hanyalah menghilangkan kecurigaan sang ibu setelah dirinya diminta untuk mencoba menerima Lea sebagai seorang istri. Terlebih, kondisi L
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Sentuh saya semau Anda!

Setelah melepas seluruh pakaiannya, Lara gegas menuangkan sabun cair ke bak mandi. Setelahnya, kedua tangannya mengocok air hingga gelembung sabun terlihat memenuhi bathtub.Hal itu Lara lakukan agar tubuh bagian bawahnya tak terlihat dari air jernih yang ia pakai berendam.Lara pun pada akhirnya teringat akan sesuatu. 'Aduh! Aku lupa membawa baju ganti'"Emm, Pak Abian. Bisa bantu saya mengambil baju ganti? Sa-saya lupa bawa," ujar Lara ragu. Ini kali pertama dirinya memberikan sebuah perintah untuk Abian selama berstatus sebagai atasannya."Oke." Di luar dugaan, Abian menanggapinya dengan santai. Tak sedikit pun Lara menangkap raut kesal setelah menerima perintah dari dirinya.Pria tampan dengan kaos hitam polos itu masih tetap berada di posisi semula. Membelakangi bak mandi. Gegas berjalan ke arah pintu dan kembali menutupnya rapat.Selang beberapa detik, pria itu kembali, namun dengan mata terpejam. Kedua tangannya meraba mencari pegangan, begitu pula kakinya yang berusaha mencari
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status