Emilio menaikkan satu alisnya, lelaki itu tidak habis pikir, antara polos atau memang bodoh perempuan di sampingnya ini. Kepalanya tak henti-henti menggeleng. Lelaki itu menggulung lengan kemeja hingga ke siku, menampilkan lengannya yang padat dan sedikit berurat.“Hanya gara-gara ini lo ke situ?” tanya tak habis pikir.Luisa mengangguk. Perempuan itu mengambil ponselnya. Tadi, dia menunjukkan chat yang dikirim oleh Merry.“Dia sahabatku, aku sering menjemputnya saat dia mabuk,” jawab Luisa jujur.“Lo nggak takut ke club. Tapi, lo takut tinggal sendirian di rumah. Aneh!”“Beda, Il,” sanggah Luisa. Perempuan itu membenarkan posisi duduknya, celana panjang yang dia kenakan cukup longgar, Luisa tak biasa mengenakan pakaian ketat atau pendek, walaupun di rumah.“Tetap aja aneh,” ujarnya. Emilio mengambil ponsel Luisa lagi, lelaki itu menyalin nomor Merry, lalu membuat pelacakan pada nomor tersebut. Kening Emilio mengerut seketika, dia tahu Luisa tidak berbohong. Namun, nomor yang menurut
Last Updated : 2024-02-02 Read more