All Chapters of 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku: Chapter 51 - Chapter 60

62 Chapters

Bab 51. Panas pagi-pagi

Pada akhirnya Lian harus menghangatkan masakannya. Oh sungguh jadi kerja dua kali. Ini semua karena Saga yang mengajaknya mandi bersama dan jadi pagi terlama mereka.Di sisi lain, Lian memang tidak mau melewatkan kesempatan ini. Seperti kata Anggi. Namun, agaknya sekarang ia menyesal. Seberapa keras pun Lian merayu Saga untuk keluar di dalam, hasilnya tetap sama saja. Zonk! Saga mengeluarkan benih-benih itu di luar. Lian menatap nyalang melihat para benih yang disia-siakan di lantai dan terhempas terguyur air, lalu masuk ke saluran pembuangan itu.Astaga! Padahal untuk menjadi anak, cukup satu saja berlomba masuk ke dalam rahimnya dan menemukan si telur. Mubazir sekali bukan?Ya sudahlah. Hari masih panjang. Semoga saja nanti Saga khilaf dan lupa memakai pengaman atau berpikir mengeluarkannya di dalam. Lian harus optimis."Kenapa melamun?" tanya Saga yang ternyata sudah menghabiskan isi piringnya.Lian mengerjap dan memberikan Saga senyum manis. "Mau nambah tidak? Udangnya masih, Ma
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Bab 52. Memantau Ibu Mita

"Jadi, apa dalam waktu dekat ini kamu akan berhenti?"Masih mengatur napas akibat cumbuan mereka, Lian langsung mengerti apa yang dimaksud Saga.Ia menggeleng. "Berproses. Aku masih ada kontrak dengan brand sampai dua atau tiga tahun mendatang. Jadi, mungkin aku akan mengurangi kerjaan ku saja mulai sekarang. Bagaimana?" Kedua alisnya naik ke atas bertanya."It's good. Tapi, kamu masih tiga puluhan something. Perjalananmu mungkin masih panjang kan? Kamu pasti mempunyai hal yang belum kamu capai selama ini. Lagipula, biasanya orang akan rehat dari pekerjaannya, minimal lima puluh tahun. Tidak apa-apa?"Satu-satunya hal yang ingin ia capai sekarang hanyalah mempunyai anak dan memimpikan hidup jadi ibu rumah tangga yang bahagia. Namun, Lian tidak bisa mengatakan itu langsung kepada Saga sekarang bukan? Ia takut merusak suasana ini. Suatu hari, ia akan mengutarakannya dengan gamblang."Siapa bilang Mas? Aku memulai semua ini bahkan lebih muda
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 53. Ke kantor Saga

"Kamu masih punya waktu berapa lama lagi sebelum jadwal Saga vasektomi?""Satu minggu lebih.""Jadi?" Lian meraih Miko ke dalam pangkuannya dan mencium pipi gembulnya dengan gemas. Ia tahu maksud Anggi, sudah pasti soal misinya mendapatkan benih dari Saga. Yang sampai detik ini, selalu gagal."Kamu bisa menebaknya sendiri kan, Nggi," ucap Lian sibuk memberikan mainan pada Miko.Anggi terdengar membuang napas kasar. "Aku tidak dalam posisimu, tapi rasanya menjengkelkan juga. Apa Saga sungguhan sekeras kepala itu? Sampai kamu saja yang biasanya bisa membuat Saga jadi lelaki paling menurut sedunia, kini tidak termakan oleh rayuan dan permintaanmu?"Kedua bahu Lian terangkat. "Sampai detik ini, aku pun masih berusaha. Tapi ya bagaimana? Apalagi di situasi serumit sekarang dengan ibu Mita yang sakit, pekerjaan Saga yang tambah banyak, semangatku hilang-timbul terus, Nggi. Kadang mau menyerah saja dan pasrah, jika memang aku harus hid
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Bab 54. Live musik

Saga mengamati Lian yang sedang membereskan sampah makannya. Ia menatap perempuan itu tidak percaya. Sikap Lian aneh sekali hari ini. Ia tiba-tiba datang ke kantor —yang biasanya tidak pernah— membawakan makan siang. Lalu, Saga dibuat seperti orang yang dicurigai macam-macam. Kadang Lian menyunggingkan senyum manis, tapi juga kadang senyumnya mengandung makna lain. Tipis-tipis, tapi Saga bisa melihat ada hawa kesal yang Lian bawa ke sini. Entah itu untuk hal apa."Biar aku saja yang buang." Saga meraih sampah paperbag itu dari tangan Lian dan membuangnya di tempat sampah.Mata Lian tidak lepas melihat setiap gerakan suaminya. Susunan kata di kepalanya sudah sedemikian rapi dan siap untuk ia lontarkan.Namun, sebuah ketukan pintu terdengar dan menampilkan salah satu karyawan lelaki. Lian tahu lelaki itu berada di bagian perbendaharaan. Saga menerima beberapa dokumen dari lelaki itu dan menumpuknya di atas meja."Itu semua kerjaan kamu Mas
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 55. Merlot dan Ide konyol

Hari berikutnya dan seterusnya Lian datang ke kantor Saga lagi membawa makan siang. Lian jadi lebih sering memperhatikan Saga dari hal kecil ke yang besar sekalipun. Seperti tadi pagi, Lian memasangkan dasi untuk sang suami, menyeterika baju dan membantu Saga menyisir rambut. Hal yang jarang atau bahkan tidak pernah Lian lakukan karena menganggap Saga bisa melakukannya sendiri. Agaknya memang ia selama ini kurang memperhatikan suaminya. Pekerjaan selalu menyita waktunya dari pagi ketemu pagi lagi. Hingga hal-hal kecil seperti itu tidak terjamah oleh Lian."Enak?" tanya Lian yang tersenyum karena Saga selalu lahap setiap kali ia memasak untuknya."Selalu enak," kata Saga di tengah kunyahannya."Ck! Lelaki memang murahan kalau soal makanan enak."Tawa Saga berderai. "Aku pikir, setelah kamu berhenti jadi model, kamu punya peluang untuk membuka restoran dengan menu seperti ini, Lian.""Itu berlebihan, Mas. Review-mu saja tidak objektif, bagaimana bisa aku percaya diri soal masakanku?""N
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 56. Permintaan maaf

Lian rasa, hidup memang selalu penuh kejutan. Jika tidak, maka hidup hanya akan menjadi putih dan abu-abu saja. Monoton. Namun, kejutan kali ini sangat tidak lucu dan juga tidak akan berwarna apapun baginya. Justru aura galaplah yang akan menyelimutinya.Bagaimana mungkin ia bertemu lelaki ini lagi? Harusnya Lian sudah bisa memprediksi bahwa yang akan bertemu dengan Ine dan membahas soal rumah baru, tentulah Fahri. Karena Lian ingat bahwa yang dimau oleh Ine adalah real estate milik Fahri ini. Namun, ia tidak menyangka bahwa yang terjun langsung menemui klien adalah Fahri sendiri. Apa sesenggang itu, sampai harus menemui Ine langsung? Memangnya tidak punya karyawan? Perusahannya kan besar dan karyawannya mungkin lebih dari seratus orang.Oh no! Ini kacau!Ia menundukkan kepala dan menutup matanya. Lalu sedetik kemudian, ia mendongak dan menyunggingkan senyum tipis."Pak Fahri, kenal dengan Lian?" tanya Ine yang kini menatap Lian dan Fahr
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 57. Flashback

Flashback On—Sore itu, Lian menangis di sudut kamar kosnya. Kamar yang menjadi saksi bisu, bagaimana perjuangannya masuk ke dunia modeling, bagaimana kerasnya persaingan dan industri, serta bagaimana ia mengetahui karakter orang-orang yang sesungguhnya. Semua perasaan sudah ia lalui dan lampiaskan di kamar yang hanya berukuran empat kali empat meter ini. Kebahagiaan, kehilangan, kesedihan, kekecewaan dan sebagainya.Di ruangan gelap itu, Ia menekuk kedua kaki dan menenggelamkan kepala di sana. Udara malam membelai gorden transparan dan menyalurkan energi dingin d setiap inci tubuh Lian. Saat ini, perasaannya teramat sedih, hancur, marah dan ... patah hati. Baru saja, ada seorang yang mengatakan sesuatu yang menyakitkan hatinya. Orang itu mengatakan bahwa Lian tidak memiliki kepantasan sedikitpun. Lian adalah model rendahan dan tidak punya value. Dan juga orang itu mengatakan, Lian tidak punya apa-apa. Lian hanya seonggok manusia yang tidak terlihat dan t
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Bab 58. Masih soal mantan

"Kalau begitu, kita menikah muda. Aku janji akan membahagiakanmu. Aku janji tidak akan ada yang berani mengusikmu. Kamu begini pasti terpengaruh dengan orang-orang di sekitarku bukan? Sehingga kamu bisa berpikir begini? Lianda, please! Kita sama-sama sudah dewasa dan tahu apa yang kita rasakan satu sama lain."Lian marah dengan perkataan Fahri yang seenaknya itu. Ia menghembuskan napasnya dengan kasar. Lalu memalingkan wajah ke lain arah. Ia tidak mampu lagi membendung air matanya."Jika semudah itu, mungkin aku tidak akan banyak berpikir Fahri. Justru kita sudah sama-sama dewasa, kita harusnya tahu bahwa realita ini ada. Kamu terlalu baik untukku, dan aku terlalu buruk untukmu.""Tidak ada yang bilang begitu, Anda!" Suara Fahri meninggi."Aku yang bilang. Aku yang merasakan bahwa ketimpangan ini sangat amat menyiksaku selama ini dan aku sadar, bahwa hubungan ini tidak akan sehat. Please ... " Mohonnya dengan mata yang sudah sepenuhnya basah dan menatap Fahri dengan sayu.Saat itu pul
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Bab 59. Penjelasan semalam

Lian membuka matanya dengan berat. Ia sudah berada di kamar dan cahaya matahari yang menembus vitrase, lembut menyerbunya. Satu kerjapan, dua kerjapan dan Lian merasa mual. Ia pun menyibak selimut dengan kasar dan berlari ke kamar mandi.Lian menundukkan kepalanya di wastafel dan memuntahkan isi perutnya akibat mabuk semalam. Astaga! Apa yang ia perbuat semalam sampai ia lupa semuanya dan jadi seperti ini? Sudah sekian lama ia tidak mabuk. Rupanya saat kembali mabuk, justru rasanya sekacau ini. Tenggorokannya kering dan napasnya memburu.Ia mendongak, melihat pantulan dirinya di kaca atas wastafel setelah mengusap wajahnya dengan air. Satu kata; berantakan. Rambutnya mencuat kemana-mana. Matanya memerah dan oh shit! Ia hanya mengenakan piyama tipis tanpa terkancing semua.Pasti semalam adalah situasi bencana.Kepalanya pening dan ia menunduk dalam untuk menetralkannya. Lalu, ia mencoba mengingat dengan detail apa yang terjadi hingga tidak sadarkan diri dan bangun di siang bolong begi
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Bab 60. Gara-gara Merlot

"Semua yang ada di kepalamu isinya hanya kamu meragukanku, Lian."Saga lantas meraih laptopnya dan membawanya ke ruang kerja. Sebelum mencapai ambang pintu, Saga menoleh lagi dan berkata sesuatu yang membuat Lian semakin tercengang dan bingung."Segera selesaikan urusan masa lalumu," ujar Saga dengan nada paling dingin yang pernah Lian dengar, membuatnya bergidik.Lelaki itu menutup kasar pintunya tanpa sedikitpun memikirkan perasaan Lian. Ya, apa yang harus dipikirkan setelah kekacauan yang Lian buat sendiri?Kulu berlari menghampiri Lian, naik di atas sofa seolah tahu bahwa pemiliknya kini sedang tidak baik-baik saja. Kulu seolah ingin menghibur Lian dengan mengibaskan ekor berbulu lebatnya dengan gemas. Maka, Lian meraih Kulu dan mendekapnya dengan erat. "Kulu ... " Satu butir air mata jatuh melalui pipinya. "I'm so stupid!"Pukul dua siang, Saga belum juga keluar dari ruang kerjanya. Sementara Lian sudah bersiap akan ke rumah sakit untuk mengecek kakinya dan melepas perban yang ma
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status