Beranda / CEO / Jerat Cinta Tuan CEO / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Jerat Cinta Tuan CEO: Bab 71 - Bab 80

83 Bab

CHAPTER 71 – Tugas yang Tak Mudah

Khandra menatap ayahnya sangsi. Matanya kemudian beralih pada hadirin yang mengisi meeting room itu. Ada banyak reaksi tergambar di wajah mereka. Ada yang terlihat tenang, terkejut, bahkan ada yang menatap tak percaya.Akhirnya Khandra menganggukkan kepalanya perlahan. Khandra harus menunjukkan kepada semua bahwa ia memang layak memangku jabatan itu. Ia kemudian menatap ayahnya dengan keyakinan yang mulai tumbuh di matanya.”Terima kasih, Pa. Aku berjanji tidak akan mengecewakan kepercayaan yang Papa berikan kepadaku.”Suasana di ruang rapat itu menjadi hening sejenak. Para eksekutif senior Imperium Holding Company menatap putra mahkota mereka dengan rasa penuh hormat. Mereka tahu, di balik sikap tenangnya, Khandra menyimpan ambisi dan determinasi yang tinggi untuk membawa perusahaan mencapai puncak kesuksesan.Benny kemudian berdiri dari kursinya. Meskipun terlihat sedikit kepayahan, tapi ada rasa bangga terpancar di matanya.”Baiklah, saudara-saudara sekalian. Hari ini menandai dimu
Baca selengkapnya

CHAPTER 72 – Demi Sebuah Jabatan

Rakha terduduk kaku di kursinya. Dunianya terasa berhenti berputar. Ucapan maminya kemarin ternyata bukan omong kosong. Pagi ini Rakha mendengar sendiri ucapan papinya yang mengangkat Khandra sebagai CEO Imperium.Musnah sudah harapan Rakha untuk mengungguli Khandra. Angannya untuk menguasai Imperium hanya tinggal mimpi.Ponsel Rakha berdering nyaring. Nama maminya tertera di layar ponselnya. Dengan setengah berteriak Rakha langsung menyemburkan amarahnya.”Mami tahu apa yang papi lakukan pagi ini? Dia mengumumkan pada semua orang bahwa mulai saat ini Khandra diangkat sebagai CEO. Apa Mami benar-benar tak bisa mencari tahu alasan utama di balik keputusan papi ini?” sembur Rakha pada Nisya, maminya, sesaat setelah rapat berakhir.”Mami masih belum bisa mencari tahu. Orang kepercayaan Mami juga tak tahu alasannya,” jawab Nisya yang hatinya juga merasa hancur dengan masa depan Rakha.”Mami 24 jam penuh bersama papi dan Mami benar-benar tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya?” sembur Ra
Baca selengkapnya

CHAPTER 73 – Pemimpin Baru

Ruang rapat Imperium Holding Company sudah dipenuhi jajaran direksi dan eksekutif perusahaan. Di ujung meja, duduk Khandra dengan penuh wibawa. Hari ini adalah tugas pertamnya sebagai CEO baru menggantikan sang ayah.Wajahnya tegas, namun juga terpancar kekhawatiran di balik sorot matanya. Ia tahu tidak semua direksi perusahaan menyetujui pengangkatannya yang mendadak.Hari ini ia memimpin rapat pertamanya sebagai CEO. Meskipun bukan kali pertama ia memimpin rapat, tapi suasana pagi ini sangat berbeda.Khandra harus mampu menunjukkan kepemimpinannya di hadapan para bawahan yang sebagian besar lebih senior dan berpengalaman darinya. Banyak di antara mereka yang meragukan masa depan Imperium di tangan Khandra.Rakha, Manager Marketing sekaligus adik tiri Khandra, duduk dengan santai di jejeran kursi membelakangi jendela kaca besar.Sorot matanya penuh dengan rasa ingin tahu dan sedikit sinis. Ia sangat menentang pengangakatan Khandra sebagai pemimpin perusahaan sebesar Imperium.”Terima
Baca selengkapnya

CHAPTER 74 – Makan Malam Perusahaan

Nisya mengempaskan ponselnya ke atas sofa. Ia kesal bukan main. Benny sudah tidak bisa disetirnya lagi. Bahkan Nisya merasa suaminya itu mulai menjaga jarak dengannya.Dan siang ini ia kembali menerima telepon dari orang kepercayaannya bahwa Rakha terlibat perselisihan dengan Khandra saat rapat. Anaknya itu bahkan walkout dari ruangan rapat.Tindakan yang sangat ceroboh menurut Nisya. Ia sudah berulang kali memperingatkan anaknya itu untuk bersikap hati-hati, tapi nyatanya Rakha malah terbawa emosi.Nisya tak ingin rasa emosi membuat Rakha gelap mata. Kalau hal itu sampai terjadi, Nisya khawatir semua yang sudah ia lakukan selama bertahun-tahun menjadi sia-sia.Nisya mengembuskan nafas panjang, berusaha menenangkan diri. Ia tahu bahwa kemarahan tidak akan menyelesaikan masalah. Justru, ia harus bertindak hati-hati menghadapi situasi ini.Ia harus segera menemukan jalan keluar dari situasi ini sebelum segalanya semakin memburuk. Rakha adalah segalanya baginya, dan ia tidak akan membiar
Baca selengkapnya

CHAPTER 75 – Tamu Mengejutkan

Evanna terperangah menatap perempuan yang datang bersama Rakha. Seorang wanita muda dengan penampilan yang sangat mencolok di pesta itu. Gaun ketat berwarna emas dengan belahan rendah memamerkan lekuk tubuhnya yang semampai.Perempuan itu adalah Diva, kakak tirinya. Evanna tak pernah tahu kalau Rakha dan Diva sedekat itu. Pandangan Evanna langsung terpaku pada Diva dan Rakha yang berjalan bergandengan tangan menghampiri mereka. Ia tak menyangka Rakha akan mengajak Diva ke pesta ini.Evanna melirik Khandra yang duduk di sampingnya. Raut muka suaminya itu tak menunjukkan emosi apa-apa. Ia tampak duduk dengan tenang di kursinya.”Selamat malam semua.”Rakha menyapa mereka dengan senyum lebar. Ia menatap kedua orang tuanya juga Khandra yang tampak tak acuh dengan kehadirannya.”Selamat malam, Evanna,” sapa Diva dengan senyum manisnya, namun terlihat dibuat-buat.”Malam, Diva. Aku tak menyangka kau akan datang ke pesta ini,” balas Evanna, masih terkejut.”Tentu saja aku datang. Rakha yang
Baca selengkapnya

CHAPTER 76 – Konfrontasi Panas

Lampu kristal berkilauan menyinari ballroom mewah Imperium Building yang terletak di jantung kota. Malam itu, perusahaan keluarga Alcantara mengadakan pesta untuk menyambut CEO baru mereka, Khandra Anantara. Khandra adalah putra sulung Benny Alcantara dan juga suami Evanna.Evanna, dengan gaun malam elegan yang melekat di tubuhnya, melangkah mendekati meja bar. Ia merasakan tatapan kagum dari para tamu undangan saat Khandra memperkenalkannya pada mereka. Namun, Evanna juga mendengar bisikan-bisikan yang membuatnya tidak nyaman.Setelah berbasa-basi dengan para tamu yang tak Evanna kenal, Evanna berpamitan dan melangkah menuju meja bartender. Kakinya terasa sedikit pegal dan kerongkongannya kering.”Satu mocktail lavender,” pesan Evanna pada bartender.Ia menyandarkan tubuhnya pada barstool, menikmati alunan musik jazz yang memainkan lagu lembut. Evanna kembali menatap Khandra yang tengah berbincang dengan beberapa investor.Evanna tengah menunggu minuman yang dipesannya saat Diva—kaka
Baca selengkapnya

CHAPTER 77 – Salah Paham

”Kau menyebut nama laki-laki lain saat aku menyentuhmu?” seru Khandra geram.Evanna menggeleng cepat menyadari kesalahannya. Sial, tanpa sadar ia malah mengucapkan nama Rakha saat mereka bercumbu.”Apa hubunganmu dengan Rakha?” tanya Khandra geram. Gairahnya hilang seketika.Khandra mencekal lengan Evanna dan menariknya memasuki kamar. Khandra meradang karena apa yang diucapkan Evanna membuatnya mengingat lagi kejadian tiga tahun yang lalu.”Ma, maaf, aku tak sengaja. Aku tadi melihat Rakha di dekat kolam renang. Aku malu dia melihat apa yang kita lakukan di balkon. Makanya aku tak sengaja berucap seperti itu,” ujar Evanna memberi alasan.Khandra menatap Evanna dengan tatapan menusuk. Dia tidak percaya dengan alasan yang diberikan Evanna.Amarahnya memuncak, dibakar oleh kecemburuan yang membara dalam dirinya. Dengan gerakan kasar, dia mendorong Evanna ke dinding, menguncinya dengan tubuhnya yang kekar.”Jangan berbohong padaku, Evanna!” bentaknya, suaranya bergetar menahan emosi.Eva
Baca selengkapnya

CHAPTER 78 – Berusaha Meyakinkan

Evanna menguap lebar dan membuka matanya yang masih sangat mengantuk. Tak terasa ia tertidur dengan pikiran berkecamik memenuhi otaknya. Evanna melirik jam dinding yang menunjukkan waktu pukul empat pagi.Pagi itu, Evanna bangun lebih awal daripada biasanya. Sambil menunggu Khandra bangun, Evanna memutuskan untuk menyiapkan makan pagi.Evanna tahu Khandra marah padanya. Mencoba sedikit mengobati kekecewaan suaminya itu, Evanna memasak makanan kesukaan Khandra.Evanna menata hasil karyanya pagi ini di meja bundar yang ada di ruang kerja Khandra di lantai tiga. Mereka biasa menghabiskan sarapan mereka di sana. Khandra seringkali malas bertemu muka dengan ibu tirinya saat sarapan.Khandra keluar dari kamar dengan wajah lebih segar. Sepertinya berendam di dalam bak air hangat sedikit meredakan emosinya.Ia memasuki ruang kerjanya dengan kemeja putih membungkus tubuh tegapnya dan dasi biru tua melingkari lehernya. Tampaknya ia ingin berangkat kerja lebih pagi."Maafkan aku," kata Evanna me
Baca selengkapnya

CHAPTER 79 – Taktik Kotor Rakha

Wajah Khandra berubah tegang saat melihat nama Rendra, asistennya, tertera di layar ponselnya. Tak biasanya Rendra meneleponnya sepagi ini, kecuali ada hal yang sangat penting dan mendesak.”Ada apa, Rend?” tanya Khandra cemas.”Ada masalah penting di kantor. Sebaiknya kau segera kemari!” seru Rendra dari balik telepon. Suaranya terdengar cemas.Khandra langsung melompat dari tempat duduknya dan meraih jas yang terletak di punggung kursi dan.”Apa yang terjadi? Jelaskan!””Sistem keamanan komputer diretas dan sistem komputer di kantor menjadi kacau. Para karyawan panik dan tidak bisa bekerja,” lapor Rendra.Darah Khandra berdesir panas. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Sistem komputer perusahaannya termasuk canggih dan dilengkapi sistem keamanan yang ketat. Tak mungkin ada yang dengan begitu mudah meretas sistem komputer perusahaan, kecuali ….”Segera hubungi tim IT dan lakukan apa pun untuk memulihkan data tersebut!” perintah Khandra dengan suara menggelegar.Tanpa menunggu jawaban Re
Baca selengkapnya

CHAPTER 80 – Konflik

Suara benturan pintu yang dibuka paksa membuat Evanna terlonjak kaget. Evanna yang memasuki kamar Rakha tanpa izin sampai terlonjak kaget ketika sosok Nisya muncul dengan wajah merah padam. Mata wanita paruh baya itu menyala-nyala, penuh amarah yang siap meledak."Apa yang kau lakukan di sini?" bentak Nisya, suaranya menggema di ruangan yang sunyi itu.Evanna tergagap, berusaha menenangkan detak jantungnya yang mendadak berpacu cepat. "Mama... saya...saya…""Jangan panggil aku Mama.! Aku bukan ibumu," potong Nisya tajam."Menjadi menantuku saja kau tidak pantas. Sekarang jawab, apa yang kau lakukan di kamar anakku?" sembur Nisya.Evanna menelan ludah, otaknya berputar cepat mencari jawaban yang tepat. Ia tahu bahwa apapun yang dikatakannya, Nisya pasti akan menyalahartikannya. Wanita itu sudah terlanjur membencinya sejak awal pernikahannya dengan Khandra."Saya mencari Rakha, Ma," akhirnya Evanna berhasil menjawab, suaranya bergetar. "Khandra meminta saya untuk—""Khandra?" Nisya mend
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status