Home / Romansa / Hasrat Cinta Sang Pilot / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Hasrat Cinta Sang Pilot: Chapter 11 - Chapter 20

94 Chapters

11. Perkenalan Keluarga Krisna

Dengan diselimuti rasa gugupnya, Krisna mengayunkan langkahnya melewati pintu depan rumah itu. Tangannya yang kini tengah menggenggam tangan Yura, membawa perempuan itu masuk lebih dalam hingga langkah mereka terhenti tepat di samping taman.Samar sekali Krisna mendengar suara seseorang yang tengah berbicara di sana. Matanya lurus ke depan, sementara Yura yang kini berdiri di sampingnya, bisa merasakan genggaman tangan Krisna semakin erat.“Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh keluarga besar saya yang sudah menyiapkan acara pertunangan ini.” Sayup-sayup suara Steven terdengar. “Dan di hadapan semua orang yang ada di sini…”Jeda sesaat, tatapan Steven kini teralihkan pada sosok perempuan yang tengah berdiri di sampingnya. “Rembulan Nawang Maninggar, will you marry me?”“Terima! Terima! Terima!” Suara gemuruh semua orang membuat suasana berubah menjadi riuh. “Will you spend the rest of your life with me?”Lalu anggukan samar dari perempuan itu mengubah suasana yan
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

12. Terjebak Rencana Krisna

“Abang!”Suara panggilan seorang perempuan sontak membuat Krisna dan Yura menoleh bersamaan. Disha yang baru saja menyadari keberadaan mereka, lantas menghampirinya usai berbincang dengan beberapa kerabatnya.“Sha, kenalin, ini Yura.”Disha menerbitkan senyuman lebar. “Hai, Kak Yura. Aku Disha. Adiknya Abang yang paling cantik sedunia. Akhirnya, bisa kenal sama pacarnya Abang, ya.”Yura balas menjabat tangan Disha. “Aku Yura. Senang bisa ketemu sama kamu, Sha.”“Setelah sekian lama Abang nggak pulang-pulang, sekalinya dia pulang yang dibawa justru kabar bahagia.” Disha tiba-tiba berhambur memeluk Yura. “Makasih ya, Kak Yura.”Masih dalam kebingungannya, Yura memutuskan untuk menyimpan banyak pertanyaan di kepalanya. Dia membalas pelukan Disha, yang anehnya, dia bisa merasakan betapa hangatnya keluarga Krisna.“Kak Yura udah makan?”“Belum, Sha.”“Bang, Kak Yura masa nggak diambilin makan, sih? Ambilin dong, Bang.”Krisna terkekeh. “Ya udah, yuk, kita ambil makannya barengan!”“Yuk, Ka
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

13. Curhat dengan Leon

“Lo pasti udah gila, Ra!” Yura menjeduk-jedukkan kepalanya di atas meja. Menyadari kebodohan yang baru saja dilakukannya.Perempuan itu tidak yakin betul alasannya mengapa tiba-tiba dia mengajak Krisna menikah. Yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya dia membantu Krisna untuk tidak terlihat menyedihkan di depan mantan kekasihnya. Tapi kenyataannya, dia justru terjebak dengan ucapannya sendiri.Segala penerimaan dan kebahagiaan yang memancar di tengah keluarga Krisna semalam menjadi satu-satunya alasan Yura. Terlepas dari tindakannya yang berhasil membuat hati Awan memanas, Yura menyukai bagaimana Maura dan Davin tertawa bahagia menyambut keberadaannya. Pun begitu dengan Disha, Freya, dan keluarga lainnya. “Ra, lo gila, ya!” Suara teguran Leon sontak membuat perempuan itu menoleh dengan wajahnya yang ditekuk. Leon baru saja keluar dari ruangan Wira setelah dipanggil oleh atasannya.Yura menegakkan posisi duduknya, lalu menggeser kursinya agar bergerak ke samping kubikel sahabatnya
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

14. Ma, Krisna Ngajak Nikah

YURA mengayunkan langkah memasuki kediaman rumahnya saat waktu sudah menunjuk angka enam petang. Badannya terasa lelah luar biasa, meskipun dia tidak ada tugas liputan di luar kantor, kenyataan bahwa ada banyak laporan yang harus dikerjakannya membuat perempuan itu kelelahan.“Ra…”Perempuan itu berjengit kaget saat suara seseorang memanggil namanya. Yura lantas menoleh, dan mendapati Abhimana berdiri di depan teras rumahnya.“Sejak kapan Om berdiri di sana?”“Dari tadi. Kamu lagi mikirin apa, sih?”“Nggak ada.” Yura kemudian mengayunkan langkahnya melewati Abhimana begitu saja. Namun langkahnya kembali terhenti begitu pria itu kembali bersuara.“Tadi siang makan siang sama siapa, Ra?” tanya Abhimana kemudian.Yura menoleh, tampak ragu menjawab pertanyaan dari pria itu. “Sama mamanya Krisna.”Abhimana manggut-manggut, agak terkejut mendengar jawaban Yura. “Susah sejauh mana kamu mengenal dia?”Yura mengembuskan napas lelah, lalu menatap ke arah Abhimana. “Aku sama Krisna sudah mau mel
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

15. Kencan

“Ra, mau ke mana? Nggak mau makan dulu?”Suara vokal Wulan terdengar saat Yura baru saja menuruni anak tangga. Perempuan itu melangkah mendekati Wulan, lalu melirik sekilas ke arah Abhimana yang kini menatap ke arahnya.Perempuan itu mengulas senyum, lalu menggeleng. “Aku mau pergi, Ma.”“Mau ke mana?” Wulan lantas bangkit dari duduknya, mengabaikan Abhimana yang hanya diam sembari menikmati makanannya.“Aku mau keluar sama Krisna, Ma. Krisna udah ada di depan.”“Lho, kenapa nggak diajak masuk?” Wulan lantas melongokkan kepalanya ke arah depan, meskipun tidak terlihat dari tempatnya, rupanya Wulan tidak menyerah.Sang ibu lantas berjalan menuju ke depan mendahului Yura. Dan benar saja, Krisna berdiri di depan teras rumahnya, sementara mobilnya diparkirkan di depan pagar rumahnya.“Nak Krisna…”Krisna yang tadinya sibuk dengan ponselnya, lantas menoleh. Pria itu menerbitkan senyumannya, berjalan menghampiri Wulan untuk mencium punggung tangan perempuan paruh baya itu.“Apa kabar, Tante
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

16. Berkunjung ke Kantor Mahesa

KRISNA membelokkan mobilnya menuju basement begitu dia tiba di gedung Diamond Squad. Pria itu turun dari mobil, lalu melangkah menuju lobi. Hari ini, Mahesa mengajaknya untuk bertemu untuk membicarakan bisnis kerjasamanya Diamond Group dengan Diva Air. Sebagai perwakilan dari perusahaan, tentu saja Krisna tidak menolaknya.Pria itu lantas menekan panel angka enam puluh dua. Untuk selama beberapa saat, hening. Suasana gedung perkantoran siang itu tampak lengang, tapi kesibukan dari masing-masing mereka tidak terhindarkan.Setelah lift berhenti di lantai tujuannya, Krisna melangkah menyusuri lorong. Bersamaan dengan suara sapaan Julia terdengar.“Selamat siang, Mas Krisna.”Krisna menerbitkan senyumannya begitu berdiri di hadapan Julia. “Siang, Julie. Apa kabar kamu?”“Baik, Mas. Ada janji sama Pak Mahesa, ya?”“Iya, Jul. Mahesa ada, kan?”“Ada, Mas. Pak Mahesa tadi bilangnya kalau Mas Krisna datang disuruh langsung masuk saja. Silakan.” “Oke, Julie. Kalau begitu saya masuk dulu.”Kri
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

17. Fitting Baju Pengantin

“Bagusan mana, Ra? Kamu pengen nikah secara adat atau modern?”Yura yang tadinya tengah sibuk melihat-lihat album referensi yang ada di atas meja, lantas menoleh.Siang itu, Maura sengaja mengajak Yura untuk mampir ke butik milik Disha. Meskipun Krisna sedang bertugas dan dia tidak ada di Jakarta, tetapi Yura tetap sungkan menolak ajakan tersebut. Ditambah lagi mereka sebentar lagi akan menikah.“Ma, kalau modern, kayaknya terlalu santai banget, ya? Tapi kalau adat begini, lucu kayaknya,” ujar Yura sembari menunjuk salah satu foto pernikahan adat Sunda.“Pas banget sih, Kak. Papa kan masih memiliki keturunan darah Sunda. Opa orang Sunda dan nikah sama Oma yang asli Betawi,” sahut Disha saat baru saja muncul dari balik pintu ruangan, kedua tangannya membawa secangkir teh di atas nampan.Yura manggut-manggut lalu kembali melihat-lihat beberapa referensi lain yang ada di buku album tersebut.“Soal ini, kayaknya aku perlu diskusi sama Abang juga deh, Ma. Kan nggak mungkin semua-semua pili
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

18. Pertemuan Awan dan Krisna

KRISNA pernah sesekali mengharapkan sebuah keajaiban hadir di tengah kemelut di hatinya. Seperti tiba-tiba dia bisa melupakan masa lalunya. Pikirannya yang tengah berkecamuk sekarang, sudah cukup melelahkan. Terlebih saat perkataan Bima kembali berdengung di telinganya.Pria itu meneguk minumannya dengan perlahan. Tidak tahu ke mana harus melarikan diri lagi. Lalu saat bersamaan suara seseorang yang memanggil namanya terdengar.“Kris?”Dengan wajahnya yang berantakan, lantaran Krisna sudah seharian ini belum pulang usai bertugas. Kehadiran Awan yang tiba-tiba berdiri tak jauh darinya bukan salah satu hal yang diharapkannya.Tolong katakan semua ini hanya mimpi.Tapi sekuat apapun Krisna berusaha mengelak. Aroma wangi yang sangat dikenal dari perempuan itu meruntuhkan dinding pertahanannya.“Ada apa?” Ada getar lemah yang terdengar dari suara Krisna. Seandainya saja Awan tahu jika semuanya hanyalah sandiwara, Krisna pasti terlihat menyedihkan dan ditertawakan.“Aku ganggu?”Krisna tid
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

19. Jemputan Krisna

“Hai, Sayang.”Krisna dan Bima baru saja melewati pintu kedatangan saat Yura sudah berdiri tak jauh dari pintu tersebut. Pria itu lantas menarik pinggang Yura, melingkarkan tangannya ke belakang sembari mengecup kening perempuan itu.“Udah lama nunggunya?” tanyanya sekali lagi.Sementara Yura melotot ke arahnya. “Krisna!” “Kenapa, sih?” Krisna menoleh ke arah Bima. “Bim, kenalin ini, Yura. Calon bini gue.”“Hai, gue Bima.” Bima menjulurkan tangannya ke arah Yura, yang langsung disambut oleh perempuan itu.“Gue Yura.”“Akhirnya, ada yang mau juga sama dia. Udah yakin nikah sama dia kan, Ra?” tanya Bima bercanda. “Doakan aja gue nggak salah pilih ya, Bim.” Yura melirik ke arah Krisna yang tampak tak terima dengan jawaban perempuan itu. “Apaan sih kalian berdua! Udah yuk! Bim, gue balik, ya?” Usai berkenalan dengan Bima, keduanya lantas meninggalkan pintu kedatangan dan langsung bergegas menuju area parkiran.“Kamu tunggu di sini aja. Biar aku yang ambil mobilnya.”“Nggak usah, Kris
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

20. Lamaran

Tidak ada dekorasi spesial yang sengaja disiapkan untuk menyambut kedatangan keluarga Krisna malam itu. Mengingat bahwa hanya akan ada Yura, ibunya, ayahnya, ditambah Abhimana dan keluarga Krisna.“Ma, Mama mau masak untuk sekampung apa gimana?” ujar Yura saat melihat ibunya masih sibuk di dapur. Dibantu dengan beberapa pegawainya, Wulan menoleh ke arah Yura yang tampak kaget melihat dapur rumahnya banyak makanan di sana.“Ini kan bukan cuma acara makan malam biasa, Ra. Malam ini adalah malam spesial karena kamu bakalan dilamar sama Nak Krisna. Harus dibuat spesial juga, dong.”Yura mengembuskan napas lelah, tidak menyangka jika ibunya akan seantusias ini. Sementara di belakang rumah sana, ada Dharma—ayahnya Yura bersama Abhimana yang tengah menyiapkan taman belakang yang nanti malam akan digunakan untuk berlangsungnya acara.“Sayang, kok ngalamun?”Yura mengerjapkan matanya. Lalu tersenyum kikuk saat mendapati Dharma berdiri di hadapannya.Entah sudah berapa lama Yura tidak bertemu d
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status