Semua Bab Pembalasan Berkelas untuk Mantan Suami Culas: Bab 11 - Bab 20

39 Bab

Bab 11

Aku menarik handle jendela yang berada di bagian bawah dengan sangat kuat. Hingga jari jemari tangan pria bermasker dan bertopi itu yang menyembul di bagian dalam terjepit di antara sela-sela kayu kusen dan kayu jendela. Pria itu berteriak kesakitan. Meskipun aku merasa sangat ketakutan, aku mencoba memberanikan diri untuk melawan. Untung saja, lampu kamar menyala terang. Sebab aku memang tak bisa tidur dalam keadaan gelap."Nana! Nana! Tolong!" teriakku memanggil Nana. Tanganku masih memegang kuat handle jendela.Pria itu masih berusaha untuk menarik tangannya sambil mengaduh kesakitan. Rasakan! Siapa suruh ia datang ke rumahku dengan cara seperti ini. Aku yakin, pria itu pasti punya niat jahat padaku.Tok! Tok! Tok!Nana mengetuk pintu kamarku. "Bu Alma! Bu Alma! Apa yang terjadi, Bu!" teriak suara Nana dari balik pintu kamarku.Aku baru ingat, pintu kamarku terkunci dari dalam. Hingga Nana tak bisa masuk untuk menolongku.Brak! Brak!Pria itu menggebrak kaca jendela kamarku dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-18
Baca selengkapnya

Bab 12

Aku mencoba mengenali pria itu dari motornya. Sayangnya, aku belum lama tinggal di kampung ini. Motornya juga terlihat masih baru dan belum terpasang plat nomor polisi. Motor itu melaju duluan, ternyata ia juga sama-sama ingin menyeberangi jalan raya. Segera aku mengikuti motor itu. Siapa tahu, aku akan mendapatkan petunjuk.Untung saja, jalanan pagi ini cukup sepi. Jadi aku bisa dengan mudah mengikuti motor yang dikemudikan pria misterius itu. Setelah sampai di pertigaan, tiba-tiba saja pria itu berbelok arah ke kanan dan memancu motornya dengan kecepatan tinggi. Aku berusaha menambah kecepatan mobilku. Tapi sayangnya, aku kehilangan jejak. Apa mungkin, pria itu tahu aku mengikutinya?Aku semakin yakin bahwa pria itulah yang pernah datang ke rumahku malam itu dan mencoba masuk ke dalam kamarku. Aku mencoba tetap melajukan mobilku untuk menemukan pria itu. Tetapi tetap saja tak berhasil. Sial! Kemana perginya pria itu? Lain kali, aku pasti akan menemukannya. Sebab aku yakin, pria itu t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-19
Baca selengkapnya

Bab 13

"Belanjaan kamu udah siap, Al," kata Mas Wijaya yang kini sudah duduk di depan meja kerjanya."Terima kasih, Mas. Jadi totalnya berapa, Mas?""Totalnya delapan juta. Tapi kamu gak usah bayar deh. Aku kasih gratis buat kamu.""Yang benar, Mas? Kamu baik banget deh, Mas. Sering sekali kasih aku gratisan," kataku dengan senyuman mengembang."Ini sih belum seberapa kali, Al. Coba kalau kamu mau jadi istriku lagi, apapun yang kamu mau, pasti aku turuti. Bahkan kalau kamu minta ambilkan bulan sekalipun, aku akan ambilkan untukmu.""Gombal deh kamu, Mas.""Kok gombal? Aku serius, Al. Kamu perlu apa, kasih tahu aku? Pasti aku akan kasih untuk kamu.""Kamu serius, Mas?""Iya, Alma Sayang ... duh, aku harus gimana lagi sih biar kamu percaya?"Mas Wijaya tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. Lalu ia duduk di atas meja kerjanya di depanku."Iya deh, Mas, aku percaya kok.""Al, aku sayang banget sama kamu. Kamu mau ya, nikah lagi sama aku?" tanya Mas Wijaya lalu memegang tanganku. Membuat aku se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-19
Baca selengkapnya

Bab 14

"Mas, apa kamu yang udah transfer uang ini?" tanyaku pada Mas Wijaya. Mataku masih memandang nominal uang di layar ponsel."Iya, Al. Itu sebagai tanda permintaan maaf aku buat kamu," jawab Mas Wijaya tersenyum."Tapi ini terlalu banyak, Mas.""Ya ampun, Al. Uang segitu gak ada artinya buat aku. Seandainya kamu mau jadi istri aku lagi. Aku akan kasih berapapun yang kamu mau. Kalau perlu, semua uang aku akan jadi milik kamu," kata Mas Wijaya dengan nada bicara terdengar sombong.Mas Wijaya selalu saja meninggi, seolah ia memiliki segalanya. Padahal, apa yang ia miliki saat ini tak lepas dari peranku. Aku yang dulu mati-matian bekerja, tapi ia yang saat ini menikmati hasilnya. Apakah ia tak merasa malu padaku? Atau mungkin, ia sudah amnesia dan melupakan perbuatan dzolimnya padaku.Biarlah, saat ini ia bersikap sombong. Tetapi, aku akan pastikan suatu hari nanti sikap sombongnya akan berubah dengan tangisan. Aku ingin lihat, bagaimana ia jatuh terpuruk hingga hancur sehancur-hancurnya ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-21
Baca selengkapnya

Bab 15

Ting!Sebuah suara notifikasi pesan membuyarkan aku dari lamunan. Ternyata pesan dari Mas Wijaya. Ia mengirim pesan padaku bahwa ia sebentar lagi akan tiba di pusat perbelanjaan tempat kami janjian bertemu. Setelah membalas pesan darinya, aku segera bersiap untuk pergi. Sebelum pergi, tak lupa aku mengunci pintu kamar. Hal ini aku lakukan untuk berjaga-jaga agar barang-barang milikku tak hilang lagi."Na, saya pergi dulu ya?" kataku pada Nana yang sedang duduk di depan televisi sambil melipat pakaian."Oh, iya, Bu, hati-hati di jalan.""Iya, Na. Oh ya, Na, apa sebelumnya kamu pernah membawa masuk teman ke rumah ini? Atau, ada tetangga yang pernah main ke rumah ini?" tanyaku, sebelum pergi."Enggak ada, Bu. Saya kan gak ada teman di sini. Gak ada juga tetangga yang pernah datang ke sini. Yang ada, saya yang suka main ke rumah tetangga. Memang kenapa, Bu?" jawab Nana sekaligus bertanya."Gak papa, Na. Saya cuma tanya aja kok. Ya sudah, saya pergi dulu.""Iya, Bu."Aku segera keluar dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-21
Baca selengkapnya

Bab 16

Mas Wijaya langsung menyerahkan kartu kreditnya pada sang karyawan untuk pembayaran kalung yang aku suka ini. Tanpa banyak berpikir dan tak ada sedikitpun rasa keberatan darinya. Seolah harga kalung ini tak ada artinya bagi Mas Wijaya. Aku yakin, uang Mas Wijaya pastilah sangat banyak. Hingga ia mampu membelanjakan aku pakaian serta perhiasan dan lainnya hingga mencapai lebih dari seratus juta rupiah hari ini. Angka yang cukup fantastis bagiku."Mas, kamu yakin mau belikan kalung ini untuk aku?" tanyaku pada Mas Wijaya. Aku masih memandang takjub kalung yang ada di tanganku saat ini."Yakinlah, Al. Anggap saja itu hadiah karena kamu udah nemenin aku belanja hari ini," jawab Mas Wijaya tersenyum."Terima kasih ya, Mas. Kamu baik banget. Udah belanjain aku, dan sekarang malah beliin aku kalung mahal," ucapku dengan binar mata seolah terharu. Agar Mas Wijaya merasa senang melihatku terharu menerima pemberiannya."Aku kan udah bilang sama kamu, Al, apapun akan aku berikan untuk kamu. Apal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-23
Baca selengkapnya

Bab 17

"Mas, tolong carikan saya kamera yang bagus dan juga canggih. Kalau bisa, ukurannya yang sangat mini agar tak kelihatan saat dipasang," kataku. Aku merasa bingung, sebab gambar kamera cctv dalam majalah itu terlalu banyak. Aku yang minim pengetahuan tentang kamera cctv merasa bingung."Bagaimana kalau yang ini, Mbak?" tanya Sang karyawan sambil menunjukkan gambar kamera dengan ukuran kecil.Karyawan itu menjelaskan padaku kegunaan serta kecanggihan kamera cctv yang ia tunjukkan padaku. Selain tanpa kabel, camera cctv itu juga berukuran mini. Bisa mendeteksi suara juga terlihat terang meskipun dipasang di tempat gelap. Selain itu, camera cctv itu juga bisa terhubung di ponsel. Meskipun aku tak berada di rumah, aku bisa memantau keadaan rumah melalui ponselku. Setelah deal dengan harganya, aku langsung membayar total harga dan juga biaya pemasangannya."Mbak, ini nota pembayarannya. Kira-kira, kapan kami bisa datang untuk memasang kamera cctv di rumah Mbak Alma?" tanya karyawan itu."Na
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-23
Baca selengkapnya

Bab 18

POV WijayaAku memandang tak percaya melihat kecantikan mantan istri buruk rupaku yang kini tampil sangat cantik bagai seorang putri. Kulit putih, wajah glowing, rambut panjang lurus dan tubuh langsing bak seorang model. Aku benar-benar tak menyangka, mantan istri yang sempat aku sia-siakan itu kini telah berubah drastis.Aku tercengang ketika Alma bicara bahwa ia akan tinggal di depan rumahku. Entahlah, ini seperti sebuah keajaiban, atau mungkin malah sebuah keberuntungan untukku. Jika memang ia akan tinggal di depan rumahku, itu adalah kesempatan yang bagus untukku. Dengan begitu, aku bisa berusaha mendekatinya. Tak akan aku sia-siakan kesempatan emas ini. Apalagi, melihat penampilan Alma yang begitu cantik luar biasa.Aku masih ingat jelas, bagaimana penampilan Alma ketika masih menjadi istriku dulu. Wajah kusam, kulit kering dan badan seperti gajah bengkak. Sungguh tak sedap dipandang oleh mata. Melihatnya saja, aku malas. Itulah mengapa akhirnya aku memutuskan untuk selingkuh den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya

Bab 19

Aku bisa mendengar hembusan nafas Lastri yang terdengar memburu ketika mengusap dada bidangku dengan lembut. Hembusan nafas Lastri yang mengenai leherku membuat gairah tak bisa lagi aku bendung. Sebagai pria normal, akhirnya aku menyerah juga. Hingga terjadilah pertempuran panas di malam yang dingin ini. Aku dan Lastri menumpahkan segala hasrat yang cukup lama terpendam. Sebab akhir-akhir ini, kami jarang sekali melakukan hubungan intim. Mungkin karena seringnya kami cek-cok membuat kami tak tertarik untuk melakukannya.Lastri tiba-tiba mendorong tubuhku dengan kasar ketika kami sedang sama-sama dalam puncak kenikmatan. Melepaskan pergulatan panas yang baru saja terjadi di antara kami. Aku yang masih menikmati permainan panas kami merasa cukup kecewa dengan ulah Lastri yang menyudahi permainan kami secara sepihak. Wajah Lastri tiba-tiba berubah terlihat merah padam. Seolah ia sedang benar-benar sangat marah padaku. Entah setan apa yang merasukinya saat ini."Kamu kenapa sih, Las?" ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-04
Baca selengkapnya

Bab 20

Aku terngiang-ngiang dengan ucapan yang disampaikan Lastri padaku tadi tentang Alma. Apa mungkin, yang diucapkan Lastri tentang Alma benar? Tapi sepertinya, tak ada tanda-tanda Alma ingin balas dendam padaku. Alma juga bersikap baik dan tak menunjukkan kebenciannya padaku. Itu artinya, Alma telah melupakan semua kejadian dimasa lalu. Pun sikap Alma pada Ibu dan Kakakku Rosi yang terlihat baik. Tak kulihat ada dendam ataupun kebencian di mata Alma pada kami.Lastri terlalu berlebihan dan mengada-ada. Aku yakin, ia hanya cemburu karena aku kembali jatuh cinta pada Alma. Tentu saja, wanita mana yang tak cemburu apabila suaminya menyukai wanita lain? Lagi pula, aku sudah bosan hidup dengan Lastri. Karena di hatiku saat ini hanya ada Alma seorang. Bagaimanapun caranya, aku harus bisa mendapatkan hati Alma kembali.******"Mas, aku minta uang," kata Lastri pagi ini ketika aku baru selesai berganti pakaian. Aku pikir, Lastri masih marah padaku karena kejadian semalam. Sebab biasanya, setel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status