Home / Pernikahan / Istri Simpanan Sang Aktor / Chapter 11 - Chapter 16

All Chapters of Istri Simpanan Sang Aktor: Chapter 11 - Chapter 16

16 Chapters

Terjebak

Dona menyunggingkan senyum bahagia di wajahnya tatkala melihat sebuah postingan di beranda media sosialnya. Sebuah foto profil yang menampilkan sepasang sejoli nan rupawan menghiasai akun si pembuat status itu. Foto sepasang selebriti yang sempat digadang-gadang sebagai couple goal oleh seluruh orang.Sebuah foto langit hitam tampak pada postingan itu. Sang pemilik akun menyematkan sebuah kalimat yang mewakili postingan itu.“Aku pernah mati-matian memperjuangkanmu. Mengabaikan semuanya hanya demi kamu. Bahkan mengorbankan impianku hanya demi impianmu. Menjadi tahu diri adalah adab penting dalam hidup.”Dona tertawa lepas begitu selesai membaca status yang diposting oleh Jihan lima menit yang lalu itu. Hatinya merasa begitu bahagia membaca status yang menyiratkan makna kekecewaan itu. Jelas Dona tahu pada siapa status itu ditujukan.“Satu tikus usdah masuk ke dalam perangkap. Kita lihat nanti apakah tikus dalam perangkap ini bisa menarik pasangannya untuk mati bersamanya?” ucap Dona s
Read more

Rencana Pertama

“Ada denganmu, Sayang?” “Maksudnya apa sih, Mas?” tanya Dona balik sabil menyeruput minumannya. Kejadian tabrakan tadi membuatnya memerlukan asupan yang bisa membuat pikirannya lebih dingin. “Kamu benar-benar tidak tahu apa yang terjadi? Gosip kita di media sosial sudah sangat viral, Dona.” “Gosip apa, Mas?” Dona berpura bingung. “Gosip tentang meet and greet kita. Padahal kan kita masih belum mempersiapkan apapun untuk itu. Bagaimana mereka bisa mengetahui hal itu?” “Aku sudah mengumumkannya di salah satu fanbase kita. Nggak masalah kan, Mas? Toh nanti juga akan terlaksana. Aku juga sudah minta izin dengan Mas tadi pagi.” “Tapi event seperti itu bukan hanya tentang kita berdua saja, Sayang. Ada managemen kita yang juga harus tahu dan semuanya butuh proses persiapan yang matang. Mas kan sudah jelasin tadi pagi.” “Sudahlah, Mas. Kan mas bisa langsung bicara dengan managemen nanti.” Doni menghelakan napasnya. Putus asa mendengar setiap bantahan dari Dona yang begitu ringa
Read more

Kejutan Tak Terduga

Suara bel di depan pintu apartemennya membuat Dona terkesiap. Dengan cepat diselesaikannya step terakhir riasan wajahnya dan berjalan menuju ke pintu apartemennya. “Dia menepati janjinya,” gumam Dona sambil menyunggingkan senyum sinisnya. “Hai,” sapa Aaron yang berdiri tepat di depan Dona. “Bagaimana kamu tahu alamatku?” “Mendapatkan alamat orang yang aku cari adalah hal yang sangat mudah bagiku, terlebih orang itu adalah artis terkenal seperti kamu,” jawab Aaron sambil tersenyum. “Uang memang bisa memudahkan segalanya.” Dona memutar kedua bola matanya. “Tunggu sebentar, aku ambil tas dulu.” Dona bergegas mengambil tasnya kemudian kembali keluar dari dalam apartemennya. “Kamu sudh lama menungguku?”tanya Aaron sambil berjalan di samping Dona. “Aku tidak sedang menunggu kamu, Tuan Arogan. Jangan terlalu percaya diri.” Aaron menahan tawanya mendengar penyangkalan Dona. “Lalu kamu sedang menunggu siapa dengan gaun dan riasan wajah seperti itu?” “Aku memiliki banyak ja
Read more

Asumsi yang Keliru

Jihan berdiri menatap ke arah luar dari balkon kamarnya. Dicecapnya beberapa kali wine yang ada di dalam gelas bordeaux di tangannya. Pikirannya melayang jauh. Dia sama sekali tidak menyangka suami yang selalu dibanggakan dan diperjuangkannya tega melakukan hal sejahat itu padanya. Meski belum melihatnya secara langsung, namun firasatnya sebagai seorang istri tidak dapat dibohongi.“Apa kurangku di matamu sampai kamu tega mengkhianati aku, Mas?” ucap Jihan sambil menatap kosong ke luar.“Aku terus menemanimu sejak kamu bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa. Aku tetap mempertahankan kamu meskipun aku memiliki banyak pilihan lain yang lebih mapan dan mencintai aku, bahkan aku menjual semua yang aku punya demi bisa membangun sebuah perusahaan untukmu. Tapi sekarang apa balasanmu padaku, Mas? Kamu diam-diam mengkhianatiku bermain api dengan wanita lain!”Tangan Jihan yang tidak memegang gelas dengan cepat mengepal kuat. Hatinya begitu sakit dan emosinya meluap. Di satu sisi, dia ta
Read more

Malam yang panas

Doni menghelakan napasnya dengan kasar. Hidupnya begitu dipenuhi oleh konflik. Jihan dan Dona sama-sama berang padanya. Tuntutan mereka sama persis, cemburu.“Aku harus apa sekarang?” batin Doni sambil menyugar kasar rambutnya. Penampilannya sudah sangat kacau.“Dona tidak bisa dihubungi sejak tadi, Don.” Roland, pihak management Dona dan Doni tiba-tiba datang dan masuk ke dalam ruangan Doni.“Aku akan membuat janji dengannya besok pagi jika dia sudah bisa dihubungi. Acara meet and greet itu harus kita meetingkan bersama dulu tentang waktu, tempat serta konsepnya. Dona juga harus hadir,” lanjutnya sambil berjalan mendekati tempat duduk Doni.Langkah Roland melambat seiring perubahan ekspresi pada wajahnya melihat keadaan Doni yang begitu menyedihkan dan kusut.“Kamu baik-baik saja, Don? Apa ada masalah?” tanya Roland bingung.Doni mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Roland sambil tersenyum.“Tidak ada. Aku hanya kelelahan hari ini. Aku ingin pulang dan beristirahat.”“Kamu yakin
Read more

Hal yang tak terduga

“Kamu dimana?” tanya Doni saat Dona mengangkat teleponnya. “Di apartemen.” “Mas ke sana sekarang.” “Tidak usah. Sebentar lagi aku akan tiba di kantor. Kita bertemu di sana saja.” “Ada yang mau Mas tanyakan denganmu. Ini penting. Tidak bisa dibicarakan di kantor.” “Bicarakan saja sekarang. Mas tidak perlu ke apartemenku.” “Apakah sekarang Mas tidak boleh lagi ke apartemenmu?” “Tidak.” “Kenapa?" "Mas tidak boleh datang ke sini selama Mas belum menceraikan Jihan." "Tapi kamu juga istriku, Don." "Aku hanya istri pelampiasan, bukan istri yang sebenarnya. Aku muak disembunyikan selayaknya sesuatu hal yang memalukan." "Jangan begini, Don. Please. Mas tidak sanggup kalau kamu begini terus. Mas kan sudah janji akan menepati janji Mas untuk menceraikan Jihan. Kamu bersabar sebentar ya," mohon Doni. "Sudahlah, Mas. Buktikan saja apa yang menjadi janji Mas padaku." "Apa kamu sengaja melakukan hal ini karena laki-laki itu?" "Cih! fitnah apa lagi ini, Mas?" Dona terdec
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status