All Chapters of Suamiku Ternyata Pura-Pura Lumpuh: Chapter 21 - Chapter 30

43 Chapters

21. Panik

Tanganku ditarik oleh Pria bercambang dan berperawakan tinggi itu, yang entah sejak kapan ia berada di sini, sehingga aku harus menabraknya.Jarak kami terlalu dekat hingga aku dan dia saling menatap satu sama lain dengan sangat dalam.Tatapan elangnya seolah membuatku terpaku di tempat dan jantungku seolah memompa lebih cepat dari biasanya.Menit berikutnya aku baru sadar kalau tangan kiri Pak Adnan sedang merengkuh pinggangku."Astagfirullah," ucapku saat tersadar dan langsung melepas tangan Pak Adnan dari tangan dan pinggang."Maaf, aku hanya ....""Terima kasih, Pak. Aku yang minta maaf karena jalan sambil menunduk," kataku sedikit salah tingkah. Entah apa yang salah dalam diriku."Hu,um ... okey," balasnya Aku celingak-celinguk mencari adikku Amran, tetapi anak itu tidak nampak batang hidungnya sama sekali."Cari siapa?" tanyanya menatapku dengan alir bertaut."Eh ... a-aku cari Amran, kok, gak kelihatan," jawabku."Oh ... Amran belum datang, Pak Sapto baru pergi menjemputnya da
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

22. Danu Muncul di Hadapan

Aku memejamkan mata saat Pak Adnan semakin dekat dan bersiap teriak jika orang-orang dalam gudang ini tidak mau menolongku saat Bosnya macam-macam. "Dasar cerob*h! Kalau datang bul*n itu jangan lupa ganti rotimu," bisiknya tepat di depanku sambil melilitkan jasnya di pinggangku. Aku membuka mata perlahan dan tatapan kami bertemu karena jarak wajahku dan wajahnya hanya dua jengkal. Aku sedikit terpaku beberapa detik menatap mata elangnya, alis tebalnya, cambang tipis yang membingkai wajahnya.  Hingga aku tersadar dengan apa yang ia ucapkan barusan. "Roti, datang bul* n ... astagaaaa," pekikku panik dan menoleh ke belakang tapi tak terlihat karena dia sudah menutupi tubuh belakangku dengan jasnya. "Apakah aku ...?" tanyaku sedikit tercekat. Dia mengangguk pelan. "Kamu tembus dan membuat pria-pria itu menatapmu aneh." 
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

23. Adnan Gelagapan

"Mau apa kamu ke sini, hah?"Pertanyaan itu bukan keluar dari mulutku, melainkan dari mulut adikku-Amran. Aku memilih bungkam dan bersembunyi di balik badan Amran."Aku ... aku mau bertemu Istriku," "Istri? Setelah apa yang kamu lakukan pada kakakku, dengan tak tahu malunya kamu masih menyebut dia istrimu!" hardik Amran"Apa pun yang kamu katakan, dan bagaimana pun juga Alyera masih istriku karena kami belum bercerai dan tidak akan pernah bercerai," ucap Bang Danu dengan percaya dirinya."Kalau begitu, ceraikan kakakku sekarang juga. Supaya kakakku bisa melanjutkan hidupnya tanpa bayang-bayang lelaki benalu sepertimu!""Tidak akan! Meskipun kamu memaksaku,""Alyera ... ijinkan aku bicara denganmu, aku mohon!""Kakakku tidak akan pernah mau bicara denganmu! Pergi sana!" Amran mendorong tubuh Bang Danu."Ayolah Alyera. Kembali ke rumah dan kita akan hidup bahagia bersama anak kita. Lupakan semuanya dan kita memulai dengan awal yang baru," mohonnya, tetapi tidak membuatku kasihan. Aku
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

24. Kedatangan Mertua

Malam ini, aku sedang duduk di teras rumah sambil menikmati tiupan semilir angin. Ini adalah malam ketiga aku di rumah kontrakan.Hari ini adalah hari pertama aku kerja kantoran dan Alhamdulillah kerjaan berjalan dengan lancar meskipun otakku sedikit kelelahan, tetapi aku menikmatinya.Aku bersyukur karena sekretaris Pak Syam mau berbaik hati mengajariku segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh seorang sekretaris.Di kantor, Pak Adnan juga bersikap dengan sangat profesional. Dia hanya menyapa, meminta berkas dan duduk di ruangannya sepanjang waktu sampai jam pulang kantor.Dia tidak pernah mengajakku berdebat hari ini, apalagi menggangguku.Apa? Mengganggu? Sepertinya aku sudah tidak waras jika harus berharap diganggu oleh pria itu.Mungkin aku terbawa suasana saat kemarin dia bicara dengan ibunya di rumah sakit atau aku yang kegeeran.Aku langsung istigfar berkali-kali karena aku masih sah sebagai istri Bang Danu. Apa kata orang kalau aku belum pisah tapi sudah memikirkan pria lain.
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

25. Senyum Pak Adnan

"Kakak sudah siap?" tanya Amran saat memasuki rumah setelah ia kembali dari mengantar Naifa ke sekolahnya."Sudah ... ayo!" Aku meraih tas di atas meja makan, setelah memastikan diriku sudah sangat rapi.Hari ini aku akan ke Kantor Pengadilan Agama untuk sidang pertama atau mediasi. Hari ini tepat sebulan kedatangan orang tua Bang Danu dan kemarin aku mendapat surat panggilan dari pengadilan.Sebelum berangkat, aku sempatkan menelpon Bapak dan Ibu yang sedang berada di kampung. Menanyakan kabar lalu meminta doa dan dukungannya.Aku menarik napas panjang dan mengembuskan dengan perlahan-lahan. Aku berharap semuanya berjalan dengan lancar tanpa hambatan apa pun.Untung hari ini Pak Adnan memberiku cuti, kalau tidak mungkin aku akan keteteran."Jangan lupa membawa semua bukti yang kakak punya!" pesan Amran saat adikku itu menghidupkan motor.Aku kembali memeriksa tas dan memastikan kalau bukti foto perselingkuhan Bang Danu dengan wanita itu masih ada, juga berkas palsu dan asli tentang
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

26. Mendadak Gila

"Kami pulang duluan, Pak," ucapku, sambil berlalu tanpa menunggu balasan darinya.   Aku menyuruh Naifa untuk segera naik ke motor, lalu aku menghidupkan motor dan meninggalkan parkiran sekolah tanpa menoleh lag ke arah atasanku.   Naifa sempat melambaikan tangan pada Pak Adnan dan pria itu membalas lambaian tangan anakku, terlihat dari kaca spion motor.   Aku langsung menghentikan motor di depan tempat tinggalku karena memang sudah kukatakan sebelumnya kalau sekolahan putriku sangatlah dekat, jalan kaki pun bisa.   Aku dan Naifa masuk ke rumah dan Naifa langsung mengganti baju sekolahnya dengan baju yang sudah kusiapkan di atas nakas.   Setelah selesai, aku langsung meraih tas dan tak lupa ponsel kumasukkan ke dalamnya lalu mengajak putri cantikku untuk keluar.   Aku mematung di depan rumah saat melihat pria bercambang tipis itu berdiri dengan gagahnya di sam
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

27. Pergi ke Pengajian

"Selamat pagi," sapaku pada setiap staf kantor yang aku lewati sambil mengangguk dengan sopan ."Pagi, Bu Alyera," balas mereka dengan ramah dan aku balas dengan senyum yang mengembang.Aku mengayunkan langkah menuju meja kerjaku yang berada di luar ruangan CEO. Saat sampai, aku langsung mendaratkan bokong di kursi.Aku mengembuskan napas pelan lalu mulai melakukan rutinitasku. Untung aku diajari banyak hal oleh sekretaris senior sehingga aku bisa langsung bekerja saat ini juga meski jam baru menunjuk angka enam setengah.Kamis pagi ini, aku sangat sibuk sekali menyiapkan berkas penting dan juga jadwal meeting Tuan Adnan.Saking sibuknya sampai-sampai aku tidak perasan dengan kehadiran seorang pria yang ternyata menatapku lekat di samping meja kerjaku."Astaghfirullah al'azim," ucapku langsung beristigfar saat ekor mataku menatap Tuan Adnan. Aku mengusap pelan dada ini saking kagetnya."Kenapa? Memangnya aku hantu sampai segitunya," omelnya sambil menatap dirinya sendiri."Bapak yang
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

28. Boleh Kenalan Nggak?

"MasyaAllah ... kamu cantik sekali Nak Alyera."Bu Intan-ibunya Tuan Adnan langsung memujiku saat aku selesai mengganti pakaianku dengan pakaian pemberiannya.Ibunya Tuan Adnan melangkah ke arahku dan berdecak kagum sekali lagi, "Putraku sangat pintar memilih pakaian untukmu dan sangat cocok sekali di badanmu, Nak.""Hah ... jadi ...?""Iya, Nak Lyera. Pakaian itu Adnan yang membeli khusus untukmu," balas wanita paruh baya itu."Khusus untukku?" tanyaku sekali lagi untuk memastikan. Entah kenapa, otakku langsung ngeleg."Iyyalah. Khusus untukmu, karena ini pertama kalinya putraku memilih dan membeli pakaian seorang diri untuk perempuan yang sangat spesial untuknya. Apalagi perempuannya secantik kamu," ujarnya lagi sambil menjawil daguku."Spesial? Sepertinya Ibu salah paham. Aku dan Tuan Adnan hanya sebatas atasan dan bawahan. Dia CEO dan aku sekretarisnya," kataku mencoba menjelaskan agar Bu Intan tidak salah mengartikan kedekatan kami."Ibu tahu kalau kamu menganggapnya seperti itu
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

29. Bos Dingin dan Irit Bicara

"Daffa! Kenapa lama banget ambil makanannya, Nak?" tanya Bu Yeni pada pria itu dan ternyata namanya Daffa."Eh ... Mami, ini Daffa lagi ngobrol sama dia." Pria yang bernama Daffa itu menunjuk diriku dan sepertinya dia anak dari Bu Yeni, terdengar dari obrolannya."Ngapain ngobrol sama perempuan dari kasta bawah. Buruan ambil makanan! Kalau enggak, ayo pulang!" omel wanita paruh baya itu membuat hatiku langsung berdenyut.Sungguh ucapannya setajam silet."Kak! Ayo kita pergi dari sini dan cari tempat duduk," ajak Anggi karena melihat kataku berkaca-kaca."Ayo!"Aku langsung pergi meninggalkan dua orang itu."Mami apa-apaan, sih. Daffa belum tau namanya siapa."Masih sempat terdengar di telinga ini, kalau pria itu protes dengan kelakuan ibunya."Nggak penting kamu tau dia siapa!" hardik wanita paruh baya itu."Mami mulai lagi, deh. Suka banget ngatur-ngatur aku."Itu kalimat Daffa yang terakhir kudengar lalu aku segera fokus menikmati hidangan bersama Anggi.Dari kejauhan sempat kulihat
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

30. Bang Danu dan Dua Wanita

Sabtu pagi ini adalah hari yang menyebalkan untukku. Kenapa?Karena sepupu Tuan Adnan yang bernama Daffa itu benar-benar datang ke kantor. Bahkan dia datang pagi-pagi sekali. Sangat menyebalkan bukan?Dia berdiri dengan sok cool-nya di samping mobilnya lalu membuka kacamata-nya terus mengedipkan mata ke arahku, membuat aku bergidik ngeri dibuatnya."Hei Nona Alyera ... selamat pagi," sapanya."Pagi, Pak Daffa," balasku sopan karena menghormati pria itu."Manisnya, cantiknya, lembutnya," ujarnya membuat aku memutar bola mata malas."Saya duluan, Pak." Aku melangkah hendak meninggalkannya di parkiran tapi pria ini malah menghadang langkahku."Eits ... buru-buru amat sih, Nona. Aku mau bicara nih,""Ya udah, silakan bicara, Pak!""Pertama-tama ... jangan panggil Pak, karena aku masih muda! Panggil Abang aja atau panggil nama juga gak masalah!"Astaga ... Tuan Adnan dan Pak Daffa sama persis gak mau dipanggil Pak. Padahal 'kan itu bahasa formal, biar gak terkesan gak sopan."Saya tidak bi
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status