“Jovian, ini Simon Mackenzie, adik satu tingkat di bawahku yang paling aku percaya. Dia punya indra ke-6. Jadi dia bisa melihatku dan arwah-arwah lainnya. Aku belum pernah menceritakan dia padamu sebelumnya. Aku ingin kamu melihat Simon sendiri.” Marvin menunjuk ke arah pemuda itu. “Simon, ini—oh ya. Kau gak bisa dengar aku,” kata Marvin. “Gak bisa dengar kau?” heranku. “Ya. Dia hanya bisa melihat, gak bisa dengar,” jawab Marvin. “Marvin bicara apa?” tanya Simon dengan pandangan ke arah arwah itu. “Dia memperkenalkanku padamu,” jawabku. Aku menjulurkan tangannya dan coba untuk bersikap sedikit ramah dengan tersenyum tipis padanya. “Aku Jovian Timothy Ray. Kamu Simon Mackenzie, ‘kan?” Tangannya yang dibalut sarung tangan kelabu itu sempat melayang untuk menjabat tanganku, namun saat mendengar namaku, dia tidak jadi untuk menjabatku. “Jovian Timothy Ray? Kau ... J.T Ray?” “Iya. Kau mengenalku?” Aku semringah padanya. Tangannya diturunkan. Lalu dia berkata sambil menunjukku, “Kau
Last Updated : 2024-01-28 Read more