Semua Bab Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar: Bab 141 - Bab 150

187 Bab

Anda yakin?

"Tidak perlu kami sendiri pun bisa, tugas Anda menjaga anak-anak maka lakukanlah," ucap Brian mulai muak.Tak lama mereka sampai di ruangan kerja Manan, ruangan itu terkunci membuat Brian merogoh saku celana Manan ternyata pria itu selalu membawa kemana-mana kunci ruangan kerjanya.Brian menemukannya dan membuka ruangan itu lalu membawa pria itu masuk ke dalam ruangan itu lalu masuk ke bilik kamar pribadi Manan saat bekerja.Andi membantu Brian untuk membaringkan tubuh Manan yang dalam keadaan mabuk itu. Setelah itu mereka keluar dan menguncinya."Di mana kamar Safia, biar ku serahkan kuncinya padanya," ucap Brian"Biar kuantar sendiri," ucap Brian pada Andi"Anda yakin akan datang sendiri, saya takut akan terjadi kesalahpahaman, Tuan," ucap Andi."Karena, gadis itu?" tanya Brian dan Andi mengangguk."Ada cctv di luar ruangan?" tanya Brian "Ada, Tuan," jawab Andi "Kendali kontrolnya di mana?" tanya Brian"Di ruang kerja, Tuan Manan, Tuan," jawab Andi "Oke, berarti aman," ucap Brian
Baca selengkapnya

Merepotkan Saja

Safia yang baru turun dari lantai atas dan hendak membuka membuka pintu ruangan kerja Manan pun terkejut.Safia menghebuskan napas beratnya, 'Bisa-bisanya ia menjadi tantrum seperti ini ada handphone ia bisa menghubungiku dan meminta membukakan pintu,' pikir Safia.Ia berjalan menuju ruangan kerja Manan sesampainya di depan pintu ia langsung membuka kunci pintu itu dan terbuka. Manan berdiri di balik pintu."Kenapa tidak dari tadi pagi membuka pintunya? Kenapa menunggu aku memintanya untuk dibuka? Jika aku tidak menggedor pintunya kau tidak akan membukakannya kan?" tanya Safia.Safia meraih tangan telapak tangan Manan lalu meletakkan kunci di atas telapak tangan Manan. "Ini simpan suruh siapa kau mabuk, merepotkan saja! Kau pikir hanya kau saja yang bisa bangun kesiangan, aku juga karena aku tidak bisa tidur kemarin malam." Safia pun pergi meninggalkan pria dengan hati gusar karena marah, dari kemarin lelaki itu sangat menjengkelkan."Hai kau mau kemana? Aku belum selesai bicara," te
Baca selengkapnya

Kau Harus diperiksa!

Sejak saat itu hari-hari dipenuhi dengan pertengkaran dan perdebatan. Manan yang seolah terprovokasi oleh suster yang merawat anak-anaknya,Safia semakin meradang saat ia selalu di salahkan dalam berbagai macam persoalan. Hingga berakibat ASInya tidak mau keluar."Apa sebenarnya yang kau pikirkan, sudah kubilang rileks saja jangan terlalu keras berfikir tetapi kamu tidak, kamu mudah sekali tersinggung, mudah sekali menangis, itu membuat aku lebih percaya pada suster Rida dibandingkan kamu," ucap Manan dengan keras."Kau juga, Mas. Harusnya kau bisa menjaga perasaanku saat anak-anak masih butuh asi. Kau selalu saja marah padaku tidak peduli aku benar ataupun salah," ucap Safia dengan menatap tajam pria itu."aku tidak bisa membiarkan kamu seperti ini terus. Sebenarnya aku sedang menunggu Anton pulang dari liburannya tapi setelah melihatmu seperti ini aku tidak bisa menunggu lagi. Ayo ikut aku kau harus periksa, Fia," paksa Manan sambil menarik tangan Safia dan mengajaknya pergi ke psiki
Baca selengkapnya

Hidangan Istimewa Penuh Kejutan

waktu terus berlalu dan tidak terasa sudah 40 hari telah terlewati, dan Manan merasa bekas operasi Safia sudah kering dan Manan sudah sudah tidak secemas dulu saat Safia menggendong anak-anaknya.Hari inipun hari yang membuat Brian juga sangat senang pasalnya Hanie pun sudah melewati masa idahnya dan ia mulai merencanakan untuk menghalalkan Hanie.Brian mempersiapkan berkas-berkas pernikahan mereka untuk di bawah ke KUA lain lagi yang dilakukan Manan di rumahnya.Manan meminta Ira memasak sedikit istimewa dan ingin mengundang seluruh pekerjanya yang ada di rumahnya untuk sarapan bersama di taman belakang, Ira sedikit terkejut tetapi tidak terlalu banyak bertanya ia langsung memasak sesuai keinginan tuannya.Setelah selesai semua, Manan meminta Ira untuk Suster Rida agar makan bersama dengannya dan Safia dan meminta Ira untuk untuk menemani anak-anaknya di kamar mereka. Awalnya ia mengundang mereka semua tetapi anak-anak siapa yang akan menjaganya sebab itu ia akhirnya hanya mengundang
Baca selengkapnya

Saya berhentikan Kamu!

Safia menegang, selama ini dia tidak pernah mengadu pada Manan, setiap keributan yang disebabkan oleh suster Rida.Suster Rida melihat ke arah Safia lalu membaca pesan yang dikirimkan Ira pada Safia lalu melihat video tersebut, ia pun terbelalak dan ia menelan salivanya sendiri."Saya bisa jelaskan Tuan, Nyonya mungkin Mbak Ira salah paham, " ucap Suster Rida membela diri"Dia tidak salah paham Suster Rida, ada lagi yang akan saya tunjukkan sebelum Kamu keluar dari sini," ucap Manan sambil mengambil handphone milik Safia dan diberikan kembali pada istrinya itu.Manan merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah handphone dan diberikan pada Suster Rida. "Lihat itu!" perintah Manan manan dan Suster Rida mengambil handphone tersebut dan kembali melihat dan menghembuskan napasnya."saya saat ini tidak dapat saya saat ini tidak bisa membelah diri karena yang terekam di sini semuanya adalah benar jadi terserah anda apa yang akan Anda lakukan terhadap saya," ucap Suster Rida pasra.mainan
Baca selengkapnya

Ingin Bekerja

lima tahun kemudian, di malam hari setelah makan bersama dan Amar serta Erin sudah kembali ke kamar mereka."Aku ingin bekerja, Ayah sudah tua dan sakit-sakitan aku ingin menggantikan kepemimpinannya. Aku bosan menunggu anak-anak di rumah mereka sudah besar sehabis pulang bisa ke kantor dulu di sana juga ada kamar tidur untuk mereka istirahat," ucap Safia."Terserah kamu, aku perna mengatakan padamu jika anak-anak sudah besar kau bisa lakukan apapun, lagi pula siapa yang akan melirik kamu jika di rumah saja dan jangan lupa jika kau tertarik dengan pria katakan saja padaku dan saat itu tiba aku siap menceraikanmu," ucap Manan sambil beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah ruangan kerjanya.Safia menghela nafasnya enam tahun sudah menikah dengan Manan tetapi pria itu tak pernah sedikitpun hatinya terbuka, andai ia tidak memikirkan anak-anak mungkin ia sudah pergi dari dulu. 'Apa mereka harus menjadi korban atas nama sebuah cinta dari orang-orang dewasa? Padahal mereka mengh
Baca selengkapnya

Terserah Kau Saja

Manan melirik Safia yang terlihat menahan senyum membuat Manan sedikit jengkel pada wanita itu.'Baiklah hari ini kau menang, lain kali akan kubuat tersenyum saja tidak bisa,' pikirnyaMereka pun melanjutkan sarapannya dengan tenang tanpa celoteh anak-anak yang biasanya akan riuh karena sibuk memilih lauk yang hendak di makan.Setelah selesai mereka pun keluar dan masuk kedalam mobil. anak-anak duduk di bangku tengah sedang safia duduk dibangku depan di sebelah dirinya."Antarkan ke rumah ayah aku akan mengambil mobilku," ucap safia."Apa kau akan bawa mobil sendiri jangan gila kau, sudah sangat lama kau tidak mengemudi," protes Manan pada Safia."Aku sudah membiasakannya, Mas, saat aku menjemput anak -anak sekolah aku mampir ke rumah Ayah dan melatih kemampuanku dalam mengemudi," ucap Safia sambil memasang sabuk pengamannya.Manan kembali dikejutkan dengan kata-kata Safia. Wanita itu mulai seenaknya dan tidak lagi meminta ijin terlebih dulu dan ia tidak dapat menegurnya karena ada an
Baca selengkapnya

Apa Aku Sudah Mirip Dengannya

setelah kepergian orang suruhan dari Akran seorang wanita berjalan menuju ruangan yang ditempati oleh Akran. wanita itu langsung masuk ke dalam ruangan itu tanpa mengetuk pintu lalu duduk di depan meja Akran."Kapan kita mulai untuk melakukan rencana kita?" tanya wanita itu."Aku sudah mengirimkan cara detail bagaimana orang itu di handphone-mu bukan? pelajari dulu bagaimana dia. Aku tidak mau kamu gagal andai itu terjadi maka kamu akan menjadi budakku selamanya."aku sudah melihatnya dan mempelajarinya sekarang kau yang harus menilai Apakah penampilanku saat ini sudah seperti dirinya?" tanya wanita itu pada Akran."Jadi menurutmu aku belum mirip seperti dirinya?" tanya wanita yang sering dipanggil Lala oleh Akran itu."Jika aku berkata demikian maka itu artinya belum apa aku harus menjelaskannya lagi," ucap Akran dengan ketusnya."Apa kau sudah memasang kaca yang bisa menampakan seluruh tubuhmu agar kau bisa menilai dirimu sendiri saat berjalan, duduk dan lain sebagainya apakah suda
Baca selengkapnya

Ini Perintah

Safia keluar dari rumahnya ia dan berjalan dan masuk kedalam mobilnya, sudah beberapa hari ini ia mengendarai mobilnya sendiri tanpa sepengetahuan Manan dan tadi pagi pria itu marah padanya karena mengemudi sendiri.Wanita itu memasang sabuk pengamannya dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah tersebut.Sekitar setengah jam kemudian ia sudah sampai, Safia berhenti di basement dan keluar dari mobilnya dan berjalan melewati lobby masuk kedalam lift yang kemudian bergerak ke atas mengantarkannya ke lantai ruangannya berada.Pintu lift terbuka dan ia keluar berjalan keruangan yang biasa di gunakan sang ayah. Kaki-kaki jenjangnya menapak keras membentur lantai, beberapa karyawan mengangguk hormat saat melintasinyaSafia masuk kedalam ruangan itu, berjalan perlahan sambil menatap seluruh ruangan lalu menyentuh kursi kebesaran sang Ayah. Ia tidak mengira akan duduk di kursi presdir.Safia duduk dan memejamkan matanya ia teringat dengan kata-kata sang ayah bahwasanya beliau ingin menyerahkan
Baca selengkapnya

Siapa Dia?

Safia menatap pria paruh baya. "Trimakasih paman.""Sama-sama, Nak, apa ada yang bisa saya bantu lagi," ucapnya pada Safia "Tidak, Paman boleh kembali ke ruangan paman," ucap Safia dan Arman mengangguk hormat lalu keluar ruangan Safia.Safia melihat beberapa file yang ada di mejanya ia mulai mempelajari satu persatu hingga beberapa kali melihat jam tangannya, tak lama kemudian ia pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar ruangannya setelah meninggalkan pesan pada Arman asistennya melalui interkomnya. ia masuk dalam lift dan pintu tertutup, benda itu bergerak ke bawah dan pintu terbuka kembali, dan Safia keluar serta berjalan kearah mobilnya. Ia masuk kedalam lalu mengemudikan dengan kecepatan sedang menuju sekolah anaknya.mobil berjalan menuju sekolah Amar dan Erina. hampir saja Safia lupa untuk menjenguk mereka. Tak lama kemudian ia pun sampai dan segera keluar dari mobilnya lalu masuk kedalam pintu gerbang terlihat anak-anaknya bermain di taman dan ditunggui oleh guru
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status