Semua Bab Eternal Historian: Aisha's Otherworldly Journey: Bab 11 - Bab 20

22 Bab

Sepuluh

Rasanya seperti sudah berbulan-bulan tidak tidur di kasur, padahal baru beberapa hari berlalu sejak aku meninggalkan rumah penuh kenangan di Elsira dan tiba di Talova. Untunglah, aku diperbolehkan beristirahat lebih dulu hari itu. Tentu saja aku butuh istirahat. Perjalanan dari Elsira ke Pulau Suci Talova ini bukanlah perjalanan yang ringan untukku. Ketika aku bangun, ternyata matahari belum sepenuhnya terbit. Aku pun berkesempatan melihat pemandangan yang tak bisa kulihat di Elsira, yaitu matahari terbit. Di duniaku sebelumnya, Bali adalah salah satu tempat favorit orang-orang Indonesia untuk melihat matahari terbit di pantai. Tapi, tentu saja, aku lebih suka melihat pemandangan matahari terbit dari puncak gunung pada buku travelling yang aku baca. Setidaknya, di dunia ini aku akan menjadikan kamar Historian ini menjadi tempat favorit untuk melihat matahari terbit.Tok. Tok. Tok."Permisi, Nona. Saya masuk -- Oh!" Pelayan berseragam putih hitam khas budaya Eropa jaman dulu itu membe
Baca selengkapnya

Sebelas

Menurut catatan di dalam buku Historia, baik yang ditulis oleh Historian I, II, maupun Historian III, semua mempercayai bahwa bencana alam besar yang terjadi di Telluris akan menimbulkan retakan di langit dan menjadikan Dunia Manusia ini berada dalam kondisi terlemah, sehingga Bangsa Iblis yang dahulu adalah Bangsa Malaikat yang terbuang ke Dunia Bawah dapat masuk ke Dunia Manusia. Historian, Pilar, maupun Saintess adalah orang-orang pilihan Tuhan yang dipinjami kekuatan Bangsa Malaikat demi melindungi Dunia Manusia dari Bangsa Iblis yang serakah demi membalaskan dendam kebencian mereka terhadpa Tuhan yang telah mengusir mereka. Telah lama dipercaya bahwa ada tiga bangsa yang hidup atas kehendak Tuhan, yaitu Bangsa Manusia, Bangsa Malaikat, dan Bangsa Iblis. Historian, orang pilihan Tuhan dan Bangsa Malaikat, memiliki kemampuan untuk bisa merasakan keberadaan Bangsa Iblis dan Bangsa Malaikat, serta membedakannya dengan Bangsa Manusia. Bangsa Iblis dan Bangsa Malaikat yang turun ke Du
Baca selengkapnya

Dua Belas

Pendidikan yang aku jalani sangatlah padat, sampai rasanya setiap pelajaran yang aku terima pun terbawa ke dalam mimpi. Tak hanya itu. Rasanya, tubuhku akan remuk dan otakku akan meledak jika terus seperti ini selama seminggu lagi. Aku butuh istirahat!!"Kamu baik-baik saja, Sha?" tanya Kala.Aku masih membenamkan wajah di antara lipatan tangan dan dada. "Hm."Malam ini, Al, Nym, dan Deon tidak bisa ikut makan malam bersama, karena ada hal yang harus mereka lakukan di luar kastel. Saintess Elanora pun sedang sibuk mempersiapkan hari penobatan yang tinggal dua minggu lagi, jadi beberapa hari terakhir ini dia tidak pernah ikut makan malam bersama.Meski Kala tidak menunjukkan ekspresi, nada bicaranya pun datar, aku tahu bahwa dia mengkhawatirkanku. "Apa aku tidak bisa istirahat satu-dua hari? Ini sudah sebulan lebih aku terus belajar tanpa henti. Aku sampai bermimpi buruk," keluhku.Kala mengusap-usap kepalaku lembut. Dia seakan tahi bahwa aku hanya ingin mengeluh, karena itu dia tidak
Baca selengkapnya

Tiga belas

Dari Pulau Talova, kami harus menyeberangi lautan selama setengah hari untuk tiba di Kerajaan Baslama, sebelum kami harus berkuda berhari-hari ke Kerajaa Tatvan. Sungguh, ini akan menjadi perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Aku hanya bisa berharap tak akan ada hambatan dalam perjalanan kami, karena waktu yang kami miliki benar-benar terbaras.Perjalanan dengan berkuda sepertinya akan memakan enam hari jika kami mempersempit waktu istirahat. Entah bagaimana kami bisa membawa saintess itu, tapi kami harus bergegas kembali ke Talova dalam waktu kurang dari sehari setelah tiba di Amaya. Rasanya gemas karena terburu-buru seperti ini. Tapi, aku harus terbiasa. Historian dan Pilar bisa saja secara tiba-tiba harus melakukan perjalanan berhari-hari.Sebagai kota terujung di Dartan Barat, Kota Abuka menjadi kota perdagangan terbesar di Daratan Barat. Kerajaan Baslama adalah kerajaan terbesar yg menguasai perdagangan di Telluris ini. Selain karena wilayah mereka yang subur dan bagus u
Baca selengkapnya

Empat belas

Siapapun itu tahu. Ketika seorang saintess baru telah muncul, maka saintess sebelumnya akan menghadapi kematiannya. Meski tidak aneh dan memang sudah sewajarnya hal seperti itu terjadi. Namun, tentu saja, kesedihan tidak bisa disembunyikan. Bagiku yang baru mengenal Saintess Elanora, tentu tidak akan merasakan kesedihan yang sama seperti yang dirasakan keempat Pilar yang telah mengenal Saintess Elanora lebih lama.Sejak aku mengatakannya, suasana menjadi terasa berat dan sangat menyesakkan. Aku mungkin seperti orang yang tidak berperasaan, tapi aku melakukannya sesuai permintaan Nona Elanora. Aku hanya bisa diam, menunggu dengan sabar sampai keempat Pilar ini dapat menerima kenyataan, seperti mereka menerima kenyataan kematian Historian III Gavril dan kedua Pilarnya yang tewas di Dungeon Belzeebub."Apa tidak ada pesan dari Nona Elanora?"Aku yang sedang melamun menatap ke luar jendela kereta kuda untuk menghalau kebosanan pun menoleh menatap Nym, Pilar yang menemaniku kali ini. "Tida
Baca selengkapnya

Lima belas

"Standznel!" Rasanya seperti jiwaku turut tersedot keluar melalui telapak tangan yang kuarahkan ke kuda-rusa yang terus-menerus menyerang seakan tak kenal lelah. Padahal, tubuhnya sudah terluka di sana-sini. Kaki kanan belakangnya pun telah putus hingga dia berdiri dengan tiga kaki. Satu tanduknya pun telah hancur. Dia benar-benar meyedihkan, harus hidup dalam kendali orang yang sama sekali tidak menyayanginya. Karena itulah, aku merapal mantera pengambilalihan. Dengan begitu, aku bisa menggunakan sihir 'Sumnumoir' untuk menidurkannya selamanya.Ini pertama kalinya aku menggunakan Sihir Pengambilalihan. Aku tidak tahu bahwa akan setersiksa dan semenyakitkan ini. Saking sakitnya, aku hanya bisa menggertakkan gigi sekuat-kuatnya. Dan, sepertinya sesuatu telah mengalir dari hidungku. Sudah pasti itu darah. Aku sampai sememaksa ini."Sha, hentikan. Kamu sudah mencapai batasmu," ujar Kala dengan berseru, sebab jarak bertarung kami agak berjauhan.Aku menggeleng, tak sanggup menanggapi uca
Baca selengkapnya

Enam belas

Aku berseru bukan karena aku mengenal Ratu Lebah yang mereka sebut. Aku berseru karena aku yakin dengan ingatanku, bahwa Ayah dan Ibu pernah menyebut nama itu ketika menceritakan salah satu pengalaman mereka. Aku tidak benar-benar tahu sosoknya, tapi aku yakin itu adalah iblis yang sama dengan yang pernah Ayah dan Ibu hadapi sebelum aku lahir."Kamu mengenalnya, Sha?" tanya Deon.Aku menggeleng. "Tidak, tapi sepertinya itu iblis yang sama dengan yang pernah Ayah dan Ibu hadapi sebelum aku lahir," jawabku. "Lalu, apakah kalian memang diperintahkan untuk menyerang kami?" tanyaku, kini kembali menatap kedua perampok babak belur itu.Mereka mengangguk. "Kami berani bersumpah, kami hanya disuruh menyerang ketika kau melewati jalan ini. Begitu kami mendapatkanmu, kami disuruh membawamu ke Ulzcak.""Hm? Aku?" tanyaku heran. Kedua lelaki itu saling bertatapan, lalu mengangguk. "Kami disuruh menangkap perempuan bernama Aisha yang memiliki rambut merah keemasan dan mata berwarna hijau kekuning
Baca selengkapnya

Tujuh belas

Kalau diperhatikan, Lory bukanlah orang kaku yang sangat teguh pada sesuatu. Pada kenyataannya, dalam perjalanan kami meninggalkan desa dengan kereta kuda pemberian warga Amaya, Lory terlihat sangat tak nyaman dan canggung. Daripada elang, dia mirip kakatua yang menggemaskan."Kamu bisa bersikap lebih santai, Lory. Keempat Pilar saja tidak sekaku kamu. Yah, jangan lihat Kala. Dia seperti itu karena bayara atas sihir besar miliknya," ujarku tenang dan mencoba untuk membuat Lory sedikit lebih santai, disusul kekehan.Lory menatapku agak lama, lalu ia menunduk dan tampak ragu. "Apakah benar saya saintess? Saya ... bukan orang baik."Aku terdiam sejenak sambil menatapnya. Padahal, aura emasnya menguar-nguar dengan kuat, lebih kuat daripada milik Saintess Elanora. "Kalau sepenglihatanku, kamu memiliki Kekuatan Suci yang lebih kuat dari Saintess Elanora. Entah apa masa lalumu, tapi masa kini juga penting. Kalau kamu sadar bahwa kamu bukan orang baik di masa lalu, itu artinya kamu sudah menj
Baca selengkapnya

Delapan belas

Malam keempat perjalanan kami, Lory pingsan dan demam tinggi. Inginnya kami beristirahat, tapi kami dikejar waktu. Terpaksa, kami tetap melanjutkan perjalanan meski kondisi Lory sangat mengkhawatirkan. Namun, aku tahu alasan Lory seperti ini. Semua karena Kekuatan Suci miliknya akan bangkit.Tepat malan sebelum kami tiba di Talova, Lory sadar dan kondisnya amat sangat baik-baik saja. Aura emas miliknya sudah padat dan pekat, alirannya pun stabil. Namun, satu hal yang membuat kami tidak bisa berhenti cemas."Pada malam penobatan, akan datang sesosok Iblis untuk menemui Aisha," kata Lory begitu ia bangun. Sepertinya, ia diperingatkan oleh Tuhan dan Dewa-Dewi. Layaknya ramalan, pesan dari Tuhan dan Dewa-Dewi biasanya datang di luar keinginan.Dan, saat ini aku sedang bersiap-siap untuk penobatan. Aku bahkan dibangunkan subuh saat langit masih segelap lanngit ketika kami tiba di kastel. Para pelayan begitu bersemangat untuk mendandaniku, sampai aku terkantuk-kantuk karena proses mereka men
Baca selengkapnya

Sembilan belas

Satu per satu orang-orang dari berbagai kerajaan datang menghampiri untuk memberi salam. Aku merasa seperti kaisar yang paling berkuasa, padahal hanya orang yang diutus Tuhan sebagai pencatat sejarah dunia dan membawa perubahan. Apalagi, aku hanya perempuan yang lahir dan besar selama 15 tahun tanpa tahu etika bangsawan. Meski di total dengan kehidupanku sebelumnya, umurku memang sudah 32 tahun. Tapi, tetap saja, pebampilanku yang seperti ini tak ada apa-apanya dibanding orang-orang hebat penguasa negara di hadapanku.Selaa hampir dua jam aku merasakan ketegangan setiap para penguasa kerajaan menghampiri dan mempersembahkan upeti sebagai bentuk penghormatan dan permohonan perlindungan dan kebijaksanaan. Bangku kebesaran yang aku duduki ini terasa berduri, menyiksa sekali. Kalau aku seorang pembuat onar, aku pasti sudah berdiri dan kabur begitu saja.Dan, akhirnya aku pun bisa berdiri. "Terima kasih, kepada seluruh tamu kehormatan yang telah hadir pada hari ini. Saya, mewakili keempat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status