Semua Bab Suamiku Lebih Memilih Pelakor: Bab 31 - Bab 40

42 Bab

31. Kemalangan Irwan

"Wan kenapa bos besar tiba-tiba panggil kamu?" Wawan salah satu teman satu kantor Irwan dang menghampiri suami Adel yang baru saja keluar dari ruangan atasan mereka.Kepala Irwan terlihat menunduk berbeda seperti sebelum-sebelumnya yang selalu menampakkan sosok yang sok berwibawa dan terlalu memandang rendah orang-orang yang ada di bawahnya.Berkali-kali Irwan nampak memijit pelipisnya. Sosok Wawan yang ada di belakangnya tidak ia hiraukan keberadaannya."Wan, apa ada masalah? Kenapa muka kamu kaya gitu?" Wawan menangkap pancaran air muka yang tidak biasa dari rekan kerjanya tersebut. Irwan nampak tidak bersemangat bahkan raut mukanya itu.Irwan memilih masuk ke dalam ruangan yang sudah beberapa tahun ini ia tempati dan minta agar rekannya itu untuk tidak mengganggunya terlebih dahulu.Irwan mendudukkan bobotnya di atas kursi kebesarannya. Pria yang usianya hampir memasuki kepala empat itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Matanya mengelilingi seluruh sudut pada ruangannya
Baca selengkapnya

32. Talak untuk Ratna

"Mas kamu ini kemana sih? Kenapa kamu gak bisa dihubungi?" Ratna semakin tidak tenang. Sudah beberapa hari suaminya itu tidak ada kabarnya. Terakhir yang Ratna lihat. Hendra pergi membawa Halimah yang terluka dan tidak ada kabar setelah kejadian itu. "Ma ... Mama kenapa dari tadi Lala perhatiin mondar-mandir gak jelas?" Lala yang sedari tadi dengan ponsel di tangannya lama-lama merasa risih sendiri dengan tingkah ibunya itu."Mama itu lagi berusaha menghubungi nomer Papa kamu. Tapi dari kemarin lusa ponsel Papa kamu itu sudah dihubungi. Sekarang malah gak aktif.""Sengaja dimatikan kali, Ma. Kali saja Papa itu lagi senang-senang sama istri mudanya. Biar saja, Ma. Lagian kita lebih tenang tanpa ada Papa di rumah seperti ini. Papa sudah berubah terlebih semenjak sudah punya istri baru," celetuk Lala yang tidak bisa sepenuhnya diterima oleh Ratna."Kamu kalau gak tahu apa-apa mending diam saja, La. Mama lagi pusing malah tambah kamu bikin pusing saja." Ratna sedikit emosi karena sengaja
Baca selengkapnya

33. Ratna terusir dari rumah

"Ratna kenapa kamu, Nak?" Bu Nur yang baru saja membukakan pintu untuk tamunya ternyata tidak lain adalah putrinya sendiri.Ia menatap ke arah Ratna yang ketika itu dalam kondisi menangis juga beberapa barang yang ia bawa dengan tas jinjing."Ayo, masuk gak enak dilihat tetangga," ajak Bu Nur pada Ratna."Kamu mau kemana? Kenapa bawaanmu banyak sekali?" Beberapa kali Bu Nur mengajukan pertanyaan pada putrinya namun belum satupun pertanyaannya itu dibalas oleh Ratna."Bu aku diusir sama Mas Hendra bahkan dia juga sudah menjatuhkan talaknya sama aku." Ratna mulai bercerita sambil sesenggukan."Apa, Rat? Apa ibumu ini tidak salah dengar?" Masalah dari Irwan masih belum mendapatkan jalan keluar ditambah lagi masalah Ratna yang tiba-tiba saja mendapatkan talak dari suaminya."Iya, Bu. Aku sudah dicerai sama Mas Hendra." Ratna mengulang kembali ucapannya."Dasar kurang ajar itu suami kamu. Baru punya istri baru, kamu dibuang begitu saja.""Apa bedanya dengan anak laki-laki ibu." Hendra tiba
Baca selengkapnya

34. Jungkir balik kehidupan Irwan

"Bu, bagaimana pendapat ibu tentang niatan Mas Hendra yang ingin melamar Rum?" Rumana baru saja menyusun pakaian ibunya yang selesai disetrika dsn kemudian ia tata di dalam lemari perempuan yang telah melahirkannya itu.Ibu Rumana nampak mengembuskan napasnya pelan. "Kamu yang akan menjalani. Kalau kamu ragu. Kamu bisa salat istikharah untuk meminta petunjuk Allah. Apa Hendra masih sering menghubungi kamu?"Rumana mengangguk. "Iya, Bu. Hampir setiap hari Mas Hendra kirim pesan ke Rumana. Entah yang menanyakan kabar ibu, kabar anak-anak, juga kabar Rumana sendiri.""Lebih baik kamu minta petunjuk dulu sebelum mengambil keputusan. Ibu yakin sebenarnya Hendra itu baik. Hanya karena hasutan dari mantan istrinya yang sudah memisahkan dia dari kakak kamu dulu.""Apa ibu tidak punya pikiran kalau Mas Hendra hanya akan menjadikan Rumana sebagai pelampiasannya saja karena Rumana memang mirip dengan Mbak Mayang.""Kenapa kamu tidak tanyakan langsung pada Hendra?" Rumana nampak berpikir sejenak.
Baca selengkapnya

35. Kedatangan tamu

"Mas ...!" jerit Adel ketika ia masih berada di dalam kamar mandi. Petang itu istri dari Irwan berniat untuk mandi. Karena terpaksa dan sebenarnya malas mau tidak mau perang itu Adel nekat untuk tetap mandi. Rasa gerah juga keringat yang sudah membasahi seluruh badannya membuat Adel terpaksa mandi di kamar mandi yang ada di rumah baru mereka.Irwan yang kebetulan berada di ruang tengah segera berlari ke arah istrinya ketika mendengar jeritan suara Adel."Mas tadi ada yang ngintip_in aku mandi." Adel berlari dan menabrak tubuh suaminya dengan hanya mengenakan handuk sebagai pembungkus tubuhnya.Rumah yang baru saja mereka tempati itu memang belum ada pagar pembatas pada bagian belakang rumahnya. Kamar mandi mereka berbatasan langsung dengan kebun milik tetangga mereka."Mengintip bagaimana maksud kamu?" Irwan merasa penasaran dengan aduan dari istrinya itu. Pria tersebut mengedarkan pandangannya ke sekitar kebun dan nihil tidak ia dapati ada orang maupun sesuatu yang mungkin mencurigak
Baca selengkapnya

36. Adel kembali bertingkah

"Mas, kamu kenapa? Kok cepat pulangnya?" Adel menyambut kedatangan Irwan, pria yang sudah menjadikannya istri dengan meninggalkan anak dan istrinya.Irwan yang sebelumnya berpamitan untuk pergi mencari kerja, tiba-tiba pria tersebut pulang lebih cepat dengan ekspresi wajah yang sukar untuk dilukiskan."Mas, kamu kenapa?" Adel kembali mengulangi pertanyaan yang sama pada suaminya.Irwan menjatuhkan bobotnya di ata kursi ruang tamu rumah tersebut. Kursi yang menjadi saksi satu kenangan yang ditinggalkan oleh mantan istrinya karena kursi tersebut adalah hadiah dari Rumana yang diminta oleh ibu mertuanya.Irwan memijit pelipisnya sambil menghembuskan napas dengan berat.Adel nampak memandangi tingkat laku suaminya. Perempuan tersebut menunggu respon dari sang suami. "Mas! Kamu itu dengar gak sih, Aku ngomong. Kamu dari tadi aku tanyain diam terus. Kamu kira aku ini apa? Ditanya baik-baik malah aku dicuekin."Irwan masih bergelut dengan hati dan pikirannya. Pria yang mulai merasa bosan de
Baca selengkapnya

37. Hari bahagia Rumana

Di rumah Rumana. Di sana mulai banyak berdatangan tamu terkhusus keluarga dan juga tetangga dekat rumahnya. Toko yang ada di dekat rumahnya sengaja tutup untuk hari ini begitupun dengan toko onlinenya semua kegiatan transaksi sengaja diliburkan oleh Rumana atas saran dan juga nasihat dari Ibunya. Acara di rumah tersebut sudah di mulai sejak pagi tadi yakni berupa acara pengajian dan dilanjutkan sore hari yakni acara lamaran Rumana dari Hendra."Mbak Rumana cantik banget. Pangling banget loh. Gak kelihatan kalau sudah ada dua anaknya," celetuk salah satu pegawai Rumana yang memang datang untuk bantu-bantu acara di rumah tersebut."Bisa saja kamu ini, Lin.""Benar kata Lina, Rum. Kamu memang cantik banget hari ini," ucap Nia membenarkan apa yang diucapkan oleh salah satu pegawai yang bekerja di tempat Rumana."Pasti Mas Hendra pangling.""Kamu bisa saja, Nia." Rumana sengaja mengundang Nia dan juga keluarganya untuk datang ke rumahnya agar bisa menyaksikan acara penting di dalam hidupny
Baca selengkapnya

38. Memuai apa yang ditanam

"Sah.""Sah.""Alhamdulillah ....""Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jama'a bainakumaa fii khoir."Di dalam ruang tamu rumah Rumana prosesi ijab kabul telah usai dan berjalan dengan lancar.Usai akad selesai, kedua mempelai dipertemukan di depan seorang penghulu dan tentunya disaksikan oleh para saksi dan tentu oleh wali.Semua tamu undangan dipersilahkan untuk menyicipi suguhan yang telah disediakan oleh tuan rumah."Rum, kamu cantik sekali," puji Hendra pada perempuan yang kini telah halal baginya. Rumana yang mendapatkan pujian dari suaminya itu sontak pipinya bersemu merah. Meski sebelumnya mereka telah saling mengenal lama. Namun kondisi dan situasi yang berbeda yang membuat keduanya sama-sama saling salah tingkah."Rum, Mas Hendra sudah ditunggu para tamu di depan," seru Nia dari balik pintu kamar Rumana. Sementara kedua anak Rumana asyik dengan teman baru mereka karena banyak tamu di rumah mereka yang membuat anak-anak kecil tersebut merasa senang karena rumah yang biasa
Baca selengkapnya

39. End

Karena diterpa emosi yang bertubi-tubi membuat Irwan tidak bisa berpikir dengan jernih. Tanpa pikir panjang dan mempedulikan siapapun. Irwan langsung mengusir Adel beserta dengan putrinya---Angel.Sudahlah pusing karena sakit hatinya ditinggal Rumana menikah. Terlebih yang menjadi suami baru mantan istrinya itu adalah mantan kakak iparnya. Irwan merasakan sakit hatinya yang begitu dalam.Sudah beberapa hari usai kejadian yang tidak terduga dan datangnya bersamaan. Irwan menjadi sosok yang tiba-tiba pendiam. Irwan memilih berdiam diri di dalam kamarnya. Pandangan matanya kosong. Berhari-hari Irwan bahkan tidak mau memasukkan satu apapun ke dalam lambungnya. Mantan suami Rumana itu juga nampak sering uring-uringan tanpa sebab. Kejadian tersebut berlangsung berhari-hari yang tentu saja membuat Bu Nur yang usianya tidak lagi muda menjadi kerepotan. Untung saja masih ada tetangga mereka yang bersimpati hingga ada dari mereka yang menyarankan agar Bu Nur segera membawa putranya itu untuk b
Baca selengkapnya

40. ekstra part

Waktu begitu cepat berlalu ....Dengan pertimbangan yang matang-matang Bu Nur memutuskan untuk mencari keberadaan Adel. Bukan tanpa alasan melainkan untuk bisa membantunya merawat Irwan.Dengan susah payah akhirnya Bu Nur menemukan Adel dengan kondisi yang cukup miris. Adel yang hanya sebatang kara harus hidup terkatung-katung di jajanan. Miris. Sangat berbanding terbalik dengan Adel yang sebelumnya. Kulit mulus karena rajin perawatan salon, telah berubah menjadi kulit kusam dan lebih gelap karena paparan sinar matahari dan juga debu di jalanan.Bu Nur menemukan Adel saat kondisinya memperihatinkan usai kecelakaan yang dialami oleh mantan menantunya akibat terserempet oleh mobil."Mas, kamu makan dulu." Adel menghampiri Irwan di kamarnya. Pria yang dulu dengan penampilan perlentenya itu kini sudah berubah menjadi pria dengan kulit yang membungkus tulangnya.Dengan telaten Adel merawat pria yang dulu pernah me-ratukannya. Daripada hidup di jalanan lebih baik ia tinggal kembali bersama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status