Semua Bab Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius: Bab 11 - Bab 20

78 Bab

11. Balapan

Sebuah lembar kertas yang tergulung tengah dibuka oleh pemiliknya. Di sana menampilkan adanya rencana untuk target mereka berikutnya. Di hadapan Chika, terdapat teman yang selalu ikut ambil bagian dalam setiap rencana.Keduanya tampak begitu sibuk, dengan apa yang Chika jelaskan. Dimas sendiri juga benar-benar meletakkan seluruh fokusnya untuk memahami setiap kata dan kalimat yang Chika ucapkan. Bahkan gerakan tangan gadis itu juga memberikan penjelasan lebihnya."Kemungkinan, yang ini bakal makan waktu lebih lama. Prosesnya nggak bisa cepet. Inipun udah paling cepet," tutur Chika."Kenapa gitu?"Chika melipat kedua tangannya, lantas menyandarkan tubuhnya dengan helaan nafas panjang. "Dia bukan orang yang gampang ditipu," jawabnya. Lantas menekuk alisnya sebelum kembali berbicara. "Penjagaannya juga agak ketat,"Dua penipu itu terdiam, dengan Chika yang masih menggunakan otaknya. Kedua manik gadis itu kembali menatap skemanya, tangannya bermain dengan pulpen yang dia benturkan ke waja
Baca selengkapnya

12. Terjebak

Perlahan keramaian tersebut semakin berkurang, yang mana membuat Chika juga segera meninggalkan tempat supaya tak menampilkan dirinya pada Dirga. Toh, yang terpenting adalah hasil dari balapan tersebut sudah cukup membuatnya kagum dengan kemampuan balapan tetangganya itu.Gadis itu berjalan keluar lokasi sirkuit, hendak mencari taksi. Hanya saja, semua taksi yang dicarinya melalui ponsel menolak pesanannya. Memang Chika akui, jarak antara sirkuit hingga rumahnya cukuplah jauh, ditambah banyak dari penonton balapan yang juga memesan taksi untuk mengantar mereka pulang."Di sini nggak ada taksi biasa yang lewat," ucapnya.Dengan pasrah, Chika berniat untuk berjalan sedikit jauh guna mencari taksi yang bisa dia tumpangi. Dia menghela lesu, tak ada satupun orang yang dia kenal ataupun mengenalnya yang bisa memberikannya tumpangan. Atau minimal sampai dia mendapatkan transportasi umum.Chika berjalan sembari memperhatikan kedua kakinya, sesekali menendang kerikil yang ada di depannya. Saki
Baca selengkapnya

13. Terselamatkan

Nafasnya tersengal saat berhasil membuat laki-laki yang membawa Chika itu menyerah dan pergi. Dengan seluruh tubuh yang basah akan keringat, Dirga segera berlari pada gadis yang masih terbaring di sebelah motornya.Dengan banyak cara Dirga menyadarkan Chika, sampai berniat untuk segera membawanya ke rumah sakit—apalagi dengan bekas kemerahan pada leher gadis itu. Namun, hanya selang beberapa menit setelahnya Chika membuka kedua matanya."Chika?" panggil Dirga.Pandangan keduanya bertemu, Dirga segera membantu Chika untuk duduk dan membiarkan gadis itu mengumpulkan seluruh kesadarannya. Betapa leganya Dirga ketika gadis itu tersadar. Dirga mengajak Chika untuk ke rumah sakit, namun gadis itu menolaknya dengan segera.Chikq menggelengkan kepalanya agar Dirga tidak membawa dirinya ke rumah sakit. Pasalnya, menurut Chika sendiri, tidak ada luka yang serius, sehingga meminta laki-laki itu untuk mengantarnya pulang."Pulang aja," pinta Chika.Dengan helaan nafasnya yang pasrah, akhirnya lak
Baca selengkapnya

14. Provokasi

Dengan seragam sekolah yang lengkap, Chika keluar dari rumahnya lebih awal. Hanya saja, usai berkendara beberapa meter, Chika justru mengambil jalur lain yang berlawanan dari jalurnya yang biasa dia lewati saat berangkat sekolah. Sepertinya tujuan awalnya memang bukan sekolah.Dan tempat yang ia datangi sepagi ini adalah rumah temannya, Dimas. Tiba-tiba sekali."Dim, masih tidur?" panggil Chika dari depan pintu.Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada, dia menunggu pintu tersebut sampai terbuka dan menampilkan Dimas yang tampak baru bangun dari tidurnya. Bahkan, dia masih mengumpulkan seluruh nyawanya ketika salah satu matanya terbuka dan mendapati Chika di sana."Pagi-pagi ngapain dateng ke sini?" tanyanya bersamaan dengan mulut yang menguap.Keduanya duduk berhadapan dengan penampilan yang berbeda. Chika masih mempertahankan posisi tangannya saat meletakkan bantalan duduknya."Gue mau nanya sesuatu," kata Chika. "Kalau laki-laki suka sama perempuan, tapi dia nggak ada niat b
Baca selengkapnya

15. Tegas

Satu kaleng minuman isotonik adalah solusi terbaik untuk menghilangkan lelah dan hausnya usai melakukan olahraga untuk tetap membentuk tubuhnya. Keringatnya menetes, dengan nafas yang juga tersengal. Ini adalah salah satu caranya untuk meluapkan kekesalannya dengan apa yang ia tahu akhir-akhir ini.Masih mengatur nafasnya, secara mendadak salah satu pemain futsal lainnya datang dan mendekati laki-laki tersebut. Dan anehnya, laki-laki yang tidak dia kenal itu menyerahkan sebuah amplop berisikan foto-foto Chika yang sempat hampir diculik."Apa maksudnya?" tanya Dimas dengan kedua alis bertautan."Itu yang dialamin teman kamu beberapa hari lalu. Setelah dia nonton balapan, seseorang ingin menculiknya," tutur sosok tersebut.Dimas semakin mengerutkan dahinya, mendengar apa yang tak dia ketahui sama sekali—bahkan dari Chika sendiri. Dirinya sampai tak bisa berkata-kata, lantaran kelewat terkejut mengetahui hal ini. Apalagi dia adalah orang terakhir yang mengetahuinya."Terus, kenapa dikasi
Baca selengkapnya

16. Saling Meminta

Berhentinya Dirga di samping mobil hitam itu adalah karena rasa penasarannya. Pasalnya, Dirga merasa aneh dengan kedatangan mobil tersebut yang tampak mencurigakan."Permisi," kata Dirga sembari mengetuk kaca mobil tersebut.Laki-laki itu terus mengetuknya sampai akhirnya kaca mobil tersebut turun. Menampilkan adanya beberapa laki-laki di sana."Maaf, kalian dari mana?" tanya Dirga.Para pria di dalam sana justru saling menatap satu sama lain, seakan tak memiliki jawaban untuk pertanyaan tersebut. Namun, di sana Dirga masih tetap bersikap tenang, dan terus mencari tahu tujuan mereka berhenti."Kita cuma numpang parkir," kata salah satu pria di dalam mobil itu.Dirga terdiam beberapa saat, dia juga kembali mengamati para pria tersebut. Sempat beberapa kali menoleh ke dalam mobil guna melihat barang-barang yang mereka bawa—kalau-kalau membahayakan. Namun, laki-laki itu paham jika ada maksud lain yang ingin dilakukan para pria tersebut.Pun dengan satu anggukan, Dirga meninggalkan mereka
Baca selengkapnya

17. Pengiriman Berkas

"Itu permintaan yang nggak akan gue kabulin,"Chika menarik paksa tangannya sebelum berjalan masuk dan menutup pintu dengan sedikit gebrakan. Dirga sedikit berdecak, lantas kembali ke rumahnya. Masih dengan amplop yang ada di tangannya, laki-laki itu berjalan ke kamar. Dia duduk di kursi, menatap luar jendela yang langsung memperlihatkan jendela kamar Chika yang terbuka.Maniknya kembali menangkap amplop yang Chika berikan. Dirga tak bisa membiarkan rasa penasarannya terus menghantui. Chika ini meminta bantuannya, tentu saja Dirga harus mengetahui dengan rinci. Dia tak mau dirugikan—jika amplop tersebut berkaitan dengan target atau kasusnya.Nekat, Dirga akhirnya membuka amplop tersebut. Dia membaca setiap kata dan kalimat yang tercetak di sana, sampai membuat kedua alisnya menekuk kebingungan."Apaan ini?" herannya.Sungguh, tak ada satupun dari berkas tersebut yang bisa Dirga pahami. Bahkan, ada banyak angka dari nominal uang yang menambah ketidaktahuan Dirga.Semua halaman yang ia
Baca selengkapnya

18. Ceritakan!

Chika berada di depan kelasnya, berdiri memandang halaman sekolah dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada. Tubuhnya bersandar miring, menggunakan salah satu bahu sebagai tumpuannya.Namun, secara tiba-tiba dari sisi kanannya tampak ada banyak siswi yang keluar dari kelas. Sebagian dari mereka hanya mengeluarkan kepalanya, dan sebagian lainnya berdiri di depan kelas—sama seperti Chika."Bau-bau nyebelin," gumam Chika.Masih setia dengan posisinya, sesuatu yang menjadi pusat perhatian itu melintas di depannya. Wah, Chika sampai kehabisan seluruh kalimatnya ketika melihat Dirga berjalan dengan wajah datar begitu. Seperti tidak menyukai dengan situasi yang ada.Namun, beberapa langkah setelah melewatinya, Dirga berhenti dengan kepala yang menoleh ke belakang. Semula tidak menyadari, namun ketika laki-laki itu memanggilnya, Chika menoleh."Pulang sekolah, ikut gue," kata Dirga.Kontan membuat kebanyakan laki-laki di sana bersorak untuk keduanya. Chika sampai memutar kedua matanya j
Baca selengkapnya

19. Sehari Bersama

Dirga mengajak Chika ke tempat yang jarang diketahui oleh para pembalap lainnya. Di sana terdapat sebuah bangunan yang belum selesai. Tempat yang cukup tinggi sampai membuat keduanya bisa menikmati pemandangan. Di tempat inilah Chika akan mengabulkan permintaan pertama Dirga."Tapi, kenapa tiba-tiba lo pengen tau soal itu?" tanya Chika."Ya, nggak apa-apa," katanya yang menjeda ucapannya. "Kadang, sesuatu yang lo ucapin atau lakuin, sulit buat gue pahami," tambahnya.Chika tersenyum tipis, dia juga mengangguk beberapa kali usai mendengar jawaban tersebut. Lantas pribadi itu menarik nafasnya cukup panjang, dan dihembuskannya setelah siap untuk menceritakannya."Lo inget, kan, gue pernah bilang kalau bokap gue narapidana?" tanya Chika sebagai permulaan dan langsung diangguki oleh Dirga. "Hm, emang narapidana. Tapi, narapidana yang tertuduh, dijebak, difitnah, dan sebagainya," kata Chika lagi.Dirga termenung usai mengetahui fakta yang ada. Laki-laki itu langsung menoleh saat dia berhasi
Baca selengkapnya

20. Ikut Campur

Tak henti berlari, pun tak henti air matanya mengalir. Setelah berhasil keluar dari sekolah, gadis itu bergegas menuju rumah Dimas, lantaran laki-laki tersebut yang memberikan kabar mengejutkan itu."Dim, ayo cepetan!" katanya.Mengikuti apa permintaan Chika, laki-laki itu segera membawa mobilnya menuju penjara dimana ayah Chika berada. Terlihat seberapa khawatirnya gadis itu, kedua tangan yang gemetar menyatu di atas pahanya. Dimas sama sekali tak berani bersuara, walau dalam hatinya ingin sekali memegang tangan tersebut.Berada diposisi gadis itu jelas akan membuat semua anak akan terkejut mendengar kabar tentang ayahnya. Terlebih, ini adalah kabar mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan. Pasalnya, Chika tak pernah mendapatkan kabar ayahnya terlibat dalam perkelahian apapun selama di dalam sel, dan ini adalah pertama kalinya.Chika tampak tak sabar ketika Dimas tengah memarkir mobil. Gadis itu langsung berlari keluar guna menemui ayahnya langsung. Dia ingin melihat keadaan sang ayah.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status