All Chapters of Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh : Chapter 141 - Chapter 150
220 Chapters
141. PERASAAN GELISAH
Anna sempat terkejut dengan kata-kata yang diucapkan suaminya. Dalam hati tersipu sebab tentu dia tahu arah pembicaraannya. Anna langsung saja kembali ke dalam kamar mereka dengan Eric yang mengekor di belakangnya. Hari sudah akan malam dan Anna berniat untuk beristirahat sembari menunggu makan malam. Namun, yang dipikirkan oleh suaminya sangatlah berbeda. Eric seakan menginginkan sesuatu hal yang tidak seperti biasanya. Tetapi ketika dia melihat lagi ekspresi wajah sang istri yang tidak terlihat tertarik, membuat Eric hanya bisa menghela napas. Baiklah, dia tidak akan langsung ke inti. Eric akan membuat Anna sendiri yang memohon padanya. Anna langsung masuk ke dalam kamar mereka dan menyalakan televisi. Mencari beberapa film yang menarik untuk ditonton berdua dengan sang suami. Tepat pada saat itu pintu kamar mereka terbuka, Anna melihat Eric yang membawa sebuah nampan berisi camilan dan juga minuman dingin untuk mereka. "Kamu seperti tau bahwa aku akan mengajakmu menonton film,"
Read more
142. BERITA KEHAMILAN
Anna terbangun di ruangan yang serba putih. Aroma khas yang ada di ruangan itu langsung membuatnya berpikir bahwa dia ada di rumah sakit. Anna melihat sekeliling dan tidak menjumpai siapapun di sana. Perlahan dia mencoba untuk bangun tetapi ternyata tubuhnya tidak begitu kuat.Anna menghela napas, melihat langit-langit gambar rumah sakit yang terlihat tidak biasa. Ini bukanlah rumah sakit pada umumnya, sebab terlihat lebih mewah daripada biasanya. Anna melihat ke arah nakas dan ternyata ada air mineral di sana. Seketika tenggorokannya terasa kering, dia berusaha untuk mengambil air mineral itu tetapi tidak sampai. Hingga akhirnya pintu toilet terbuka dan menampilkan sosok Eric di sana yang terkejut melihatnya. "Kamu sudah bangun?" Buru-buru Eric menghampiri istrinya. Melihat Anna yang sudah sadar tentu saja dia merasa sangat bahagia. "Eric, kamu di sini?" "Iya, Mama langsung hubungiku ketika kamu pingsan tadi pagi. Kamu tidak apa-apa? Apa yang kamu rasakan sekarang? Apakah kepalam
Read more
143. KETIDAKPEDULIAN ERIC PADA ANNA
Berulang kali dia masuk ke room chatnya dengan Eric tetap saja tidak ada satupun pesan yang dibalas. Pria itu juga tidak mengabari di mana keberadaannya pada Anna. Membuat Anna semakin berpikir bahwa dirinya kini telah ditinggalkan. Kedua matanya sudah memerah menahan tangisan, tetapi kali ini dia tidak cukup kuat untuk membuat air matanya tertahan. Pipinya sudah basah, Anna sangat sedih dengan ketidakhadiran Eric disisinya.Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk, saat itu juga Anna berharap ketukan itu berasal dari suaminya. Dia langsung saja mempersilahkan orang itu masuk, tepat pada saat itu rasa kecewa menyelimuti hatinya. "Kamu belum tidur, Sayang?" Vania berjalan menghampiri anak dengan senyuman penuh kasih sayang di wajahnya. Kemarin dia berpikiran untuk tetap tinggal tetapi putranya berkata bahwa dia ingin berduaan dengan Anna. Akhirnya Vania hanya bisa menuruti tetapi dia berkata bahwa malam ini akan datang. Namun, ketika dia telah datang malah hanya melihat Anna yang sedang du
Read more
144. PERDAMAIAN SUAMI ISTRI 
Vania tidak langsung menjawab pertanyaan menantunya. Dia terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya memposisikan tubuhnya untuk berhadapan dengan Anna. Perlahan senyuman di wajahnya terkembang. Dia memegang Anna kemudian mengusapnya dengan hangat."Anna, kamu ...." Vania mana tega untuk bicara pada Anna yang sedang mengandung cucunya. Melihat sikap ibu mertuanya, membuat Anna semakin berpikir buruk. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat, dia semakin merasa sedih sebab sang suami yang tidak mau bertemu dengannya."Ma, apa Eric tidak mau bertemu denganku?" "Bukan, Nak. Bukan seperti itu. Hanya saja ...." Vania terdiam beberapa saat, memikirkan kata-kata yang tepat supaya Anna tidak salah paham. Vania kembali tersenyum lalu berkata, "Kamu makanlah dulu. Isi dulu perutmu, jangan bicara dalam keadaan perut yang kosong. Tenangkan pikiranmu, ketika nanti bicara dengan Eric, jangan sampai tersisa amarah yang hanya akan membuat pembicaraan kalian sia-sia." Anna menundukkan kepala, mena
Read more
145. KEMARAHAN DAPHNE
Daphne melangkah dengan hati yang penuh amarah menuju lantai tertinggi yang ada di gedung ini. Dia tidak bisa membiarkan orang lain bersikap semena-mena terhadapnya. Dia harus membuat orang itu membayar perbuatannya.Ketika dia baru saja sampai di depan ruangan suaminya, seketika itu juga sekretaris langsung menghadangnya. Membuat amarah yang sejak tadi dia tahan semakin membara."Biarkan aku masuk!" serunya, tatapan Daphne menyalak."Maafkan saya, Nyonya. Anda tidak diperbolehkan untuk masuk ke ruangan Tuan Edmund."Daphne tidak bisa mempercayai pendengarannya, bertahun-tahun dia menjadi istri Edmund, tidak pernah sekalipun orang lain memperlakukannya seperti ini. Dia selalu dihormati, setiap dia melangkah maka orang lain akan selalu menunduk. Tidak ada yang pernah berani untuk menghalangi langkahnya."Beraninya kamu menghalangi langkahku! Kamu cari mati, ya!" "Maafkan saya, nyonya. Saya hanya menjalankan tugas. Jadi, silakan Anda pergi sebelum saya banggakan keamanan." Daphne sema
Read more
146. ANAK YANG LAHIR DI LUAR PERNIKAHAN
Edmund melihat foto dirinya bersama dengan Vania dan Eric yang masih bayi. Saat itu, meski ada Daphne dan Jason, tetapi suasana masih terasa sangat membahagiakan. Dia bisa menggendong dan bermain bersama dengan putra kesayangannya.Meskipun Jason lahir dari wanita yang dia cintai, entah kenapa rasanya sangat berbeda ketika dia bersama dengan Eric. Seperti ada magnet yang menarik hatinya hingga begitu menyayangi Eric. Dan Edmund sama sekali tidak tahu alasan apa yang mendasarinya berbuat seperti ini. Edmund membandingkan foto itu dengan foto Jason ketika masih bayi. Sangat berbeda dengannya, sama sekali tidak mirip dengan Edmund. Mungkin karena itulah hatinya terasa berat untuk memberikan seluruh hartanya pada Jason. Sebab dia tidak menemukan kemiripan antara dirinya dengan putranya itu.Tepat pada saat itu, pintu ruang kerjanya diketuk. Segera dia meletakkan kembali foto tersebut ke dalam laci meja kerjanya. Setelah itu dia membiarkan orang tersebut untuk masuk.Ketika pintu ruangan
Read more
147. BERCERAI DARI ERIC 
Anna sedang sibuk dengan laptopnya ketika tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia melihat ke arah layar ponsel, hanya sebuah nomor tanpa nama. Anna berpikir panggilan itu hanya dari seseorang yang sedang iseng saja. Jadi, tidak terlalu memperdulikannya. Anna kembali bergumul dengan tumpukan huruf. Saat ini ide-ide di kepalanya sedang bertebaran, dia tidak mau melewatkan satupun huruf hanya untuk menjawab panggilan tersebut. Hingga akhirnya panggilan itu berhenti, layar ponsel Anna kembali mati. Anna tersenyum kemudian melanjutkan pekerjaannya.Beberapa saat setelahnya, ponsel itu kembali bergetar. Panggilan yang datang dari nomor yang sama. Akhirnya Anna juga menjadi penasaran. Dia panggilan."Iya, ini siapa?" Jawaban di sebrang sana membuat kedua mata Anna terbelalak. Dia langsung berdiri hingga membuat kursi yang duduki menjadi terbalik. "Saya ingin bertemu denganmu sekarang. Apa kamu memiliki waktu?" Anna terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "Iya, saya akan datang. Anda k
Read more
148. SAMA-SAMA TIDAK BERKACA
Anna sangat terkejut dengan kata-kata kasar yang diucapkan oleh ayah mertuanya. Dia tidak pernah menduga bahwa hal itu bisa keluar dari bibirnya. Anna tidak bisa berbuat apapun, dia tidak bisa membalas perkataannya ayah mertuanya itu.Kedua tangan Anna terkepal erat, dia menarik napas, mencoba untuk bersikap biasa meski tentu sulit untuk dilakukan. Sorot matanya dalam, dan seketika sikapnya yang seperti itu membuat Edmund terperangah. Anna dinilai memiliki emosi yang stabil, karakternya dirasa cocok dengan Eric. Menantunya ini bisa mengimbangi sifat putranya. Tetapi dilihat lagi latar belakangnya, Edmund tidak mau putranya memiliki istri seperti Anna. "Maafkan saya, tapi saya tetap tidak bisa melepaskan Eric."Kalimat yang diucapkan Anna langsung membuat Edmund dan Daphne terkejut. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa keberanian Anna begitu tinggi. "Kamu ... berani sekali kamu mengucapkan!" Daphne beralih pada Edmund, menarik lengannya lalu berkata, "Sayang, kamu lihat! Dia ada
Read more
149. KEKHAWATIRAN VANIA
Vania berjalan mendekati Edmund, tatapannya berubah tajam, dia kembali berkata, "Jangan pernah berpikir bahwa kamu bersih. Kamu juga sama kotornya dengan dia. Meskipun Anna terlahir di luar pernikahan, tetapi hatinya bersih. Tidak sama sepertimu dan juga istrimu." Vania memundurkan tubuhnya, dia memegang kembali tangan Anna kemudian berkata, "Jangan pernah untuk meminta Anna datang menemui kalian. Jika aku mengetahui hal seperti ini lagi, saat itu juga aku akan membuat kalian menyesal." Setelah selesai berkata-kata, Vania segera mengajak Anna untuk pergi dari sana. Dia membawa menantunya ke dalam mobil yang diparkirkan tepat di depan Royal Crown. Ketika mereka baru saja masuk, tepat pada saat itulah Vania langsung melihatnya dengan tajam. Seketika Anna diliputi perasaan bersalah sebab pergi diam-diam menemui Ayah mertuanya. "Maafkan aku, Ma. Aku tidak bermaksud untuk membuat papanya Eric kesal padaku. Hanya saja aku—" "Kenapa kamu datang ke sana sendirian, Anna? Bagaimana jika s
Read more
150. HADIAH UNTUK ANNA 
Anna merasa sangat bahagia dengan hari-hari dia menjadi ibu hamil. Banyak hal yang membuatnya semakin merasa dicintai. Bukan hanya oleh suami, tetapi oleh Vania sebagai ibu mertuanya. Vania memberikan kasih sayang penuh padanya, menjaga Anna supaya dia tidak terluka. Bahkan dia yang marah paling besar ketika melihat Anna sakit meski hanya karena terbatuk kecil.Hanya saja, perhatian yang mereka berikan pada Anna, dia merasa semakin berlebihan. Bagaimana mungkin Anna dilarang untuk keluar? Sekedar berjalan-jalan di halaman rumah tidak diperbolehkan. Eric yang mengetahui hal itu, hanya bisa pasrah. Ibunya tidak bisa dibantah jika itu berhubungan dengan keselamatan Anna. Dihadapkan pada dua orang wanita yang memiliki ego masing-masing, membuat Eric menjadi pusing. Sudah seharian ini Anna marah padanya, mendiamkankan Eric padahal hari ini dia baru bisa mengambil cuti. Eric tidak memahami, hanya karena ingin berjalan-jalan di luar, sampai membuat istrinya marah seperti ini. Eric meliha
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status