Semua Bab Dendam Mantan!: Bab 31 - Bab 40

45 Bab

31). Kedatangan Seseorang

***"Mau ya? Please," ucap Kalania memohon. "Aku tuh setiap hari makan sendiri. Jadi pengen aja gitu ada teman pas makan. Kalau kamu khawatir sama makanannya, kamu tenang aja karena aku enggak akan pesan diluar, aku masak sendiri.""Bisa masak?""Lumayan," kata Kalania. "Aku belajar masak sejak pindah ke apartemen. Jadi enggak noob banget."Kembali diam, itulah yang dilakukan Rainer usai mendengar ucapan Kalania dan diamnya dia tentu saja membuat gadis di depannya itu kembali buka suara."Mau, kan? Please kali ini aja," kata Kalania—kembali memohon. "Aku jamin kamu enggak akan nyesal sama makanan yang aku buat dan kamu mungkin bakalan ketagihan.""Mau masak apa kamu?""Enggak tahu sih, tapi di kulkas ada udang, ikan, ayam, daging sapi sama yang lain," kata Kalania. "Kamu boleh pilih makanan mana yang pengen kamu makan, biar nanti aku masakin.""Saya mau katsu," celetuk Rainer."Bisa!" seru Kalania. "Kalau itu gampang banget. Paling nanti bikin sausnya biar lebih enak."Bingung.Itulah
Baca selengkapnya

32). Jemputan Rainer?

***"Awas," kata Kalania yang tak menimpali pertanyaan Rainer. "Kalau berani kabur, aku samperin kamu ke rumah terus bilang yang sebenarnya ke Tante Ale. Lagian kamu jangan geer dulu karena aku lakuin ini bukan karena aku suka sama kamu, tapi karena bentuk terima kasih aja karena kamu mau atasin masalah aku.""Lalu yang mengira kamu cinta sama saya memangnya siapa?" tanya Rainer, sebisa mungkin sabar meskipun tekanan darahnya perlahan naik."Ya kali aja kamu nyangkanya gitu," kata Kalania. "Kalau iya, hapus prasangkanya karena sampai sekarang aku enggak ada perasaan sama kamu. Lagian kamu kan gay.""Saya bukan gay, saya normal.""Oh ya?""Iya," kata Rainer. "Sekarang sana buka pintunya biar tamu kamu enggak terus pencet bel. Berisik.""Iya-iya sabar," kata Kalania. "Kesabaran kamu setipis tisu dibelah tujuh ya?""Sepuluh.""Oh pantes aja," celetuk Kalania. "Udah sekarang duduk di kursi dan jangan ke mana-mana. Diem aja yang anteng.""Kamu memperlakukan saya seperti anak kecil," celetu
Baca selengkapnya

33). Rainer Si Abg Alay!

***[Jaga sikap ya, awas kalau sampai keceplosan nyebut diri kamu dengan panggilan 'saya' pas ada Rajendra, karena terlalu awal kalau pacaran pura-pura kita kebongkar sekarang.]Dengan raut wajah datar seperti biasa, Rainer terlihat fokus membaca pesan yang dikirimkan Kalania beberapa waktu lalu ke nomornya. Tak berpindah tempat, saat ini dia masih berada di ruang tengah seperti beberapa waktu lalu. Namun, bukan lagi bersama Kalania, orang yang menemani Rainer sekarang adalah Rajendra.Ya, benar. Rajendra.Datang dengan alasan; disuruh mama untuk mengawasi Rainer dan Kalania, Rajendra memang meminta izin pada sang mantan untuk menetap di apartemen selama Rainer ada dan karena tak punya alasan untuk menolak, Kalania mengizinkan pria itu masuk sehingga setelah mengobrol lama di ambang pintu, Rajendra akhirnya dipersilakan masuk—membuat Rainer tentu saja kaget karena kedatangan sang saudara kembar tak pernah dia prediksi sebelumnya.Bertanya alasan Rajendra datang bahkan tanpa ragu memin
Baca selengkapnya

34). Numpang Makan

***Tak diam, Rainer beranjak untuk mengecek luka Kalania hingga ucapan yang dilontarkan perempuan itu membuat dia menoleh."Kamu awas, aku mau emut dulu biar-""Kotor," potong Rainer. "Daripada diemut mending dicuci di air. Sini.""Apanya?""Tangan kamu," kata Rainer yang pada akhirnya meraih pergelangan tangan kiri Kalania untuk kemudian dituntun pelan menuju wastafel. "Cuci darahnya bukan diemut.""Oh."Pasrah, Kalania memutuskan untuk mengikuti perintah Rainer sehingga selang beberapa menit telunjuknya sudah berada di bawah guyuran kran dan tak dibiarkan begitu saja, Rainer tanpa ragu menekan ujung telunjuknya untuk mengeluarkan darah dan tak memakan waktu lama, darah pun berhenti keluar."Makasih," ucap Kalania. "Aku bisa kehabisan darah kayanya kalau enggak kamu tolongin."Tak menjawab, yang dilakukan Rainer setelahnya adalah; memandang Kalania sambil menaikkan sebelah alis dan hal tersebut entah kenapa membuat Kalania sendiri mendadak tak menentu.Degdegan.Itulah yang dirasaka
Baca selengkapnya

35). Pilih Kasih

***"Boleh," kata Rainer.Tersenyum tipis, setelahnya Kalania mengambil piring Rainer kemudian mengisi secentong nasi sebelum akhirnya bertanya,"Cukup?""Cukup," kata Rainer. "Makasih.""Sama-sama.""Gue enggak diambilin juga?" tanya Rajendra yang entah kenapa mendadak iri pada perlakuan yang didapatkan Rainer dari Kalania karena selama berpacaran dengannya, Kalania tak pernah mengajak dia makan bersama di apartemen apalagi menuangkan nasi di piringnya."Punya tangan, kan?" tanya Kalania dengan wajah songong. "Ambil sendiri.""Rainer punya tangan, kenapa diambilin?" tanya Rajendra."Ya karena dia pacar aku," kata Kalania. "Kamu? Kamu cuman mantan aku jadi sikap aku ke kamu dan ke Rainer tentu aja harus beda.""Mandang status banget," celetuk Rajendra. "Lagian sebagai mantan, gue ngerasa dipilih kasihin lho. Lo enggak pernah ajak gue makan di apartemen apalagi ambilin nasi kaya barusan. Padahal, kita pacaran dua bulan. Rainer? Lo sama dia baru pacaran seminggu lebih, tapi udah semanis
Baca selengkapnya

36). Tamu Salah Unit?

***[Gue balik ya, Rai, barusan manajer band minta gue sama yang lain buat datang ke apartemennya karena sesuatu. Lo baik-baik sama Kala dan jangan macam-macam karena Mama pasti enggak suka. Oh ya, yang tadi pencet bel ternyata orang salah unit. Dia mau bertamu ke unit di sebelah unit Kala, tapi malah datang ke unitnya pacar lo dan sekarang orangnya udah ketemu sama yang dia cari jadi gue balik dan sampai ketemu di rumah, kembaran."Menunduk dengan netra yang fokus pada layar ponsel, Rainer tak menunjukan ekspresi apa pun setelah membaca pesan dari Rajendra dan hal tersebut tentunya membuat Kalania penasaran.Menunggu Rajendra yang beberapa waktu lalu pergi untuk mengecek siapa tamu yang datang, Kalania dan Rainer memang memutuskan untuk menunda dulu kegiatan makan mereka hingga di tengah keheningan, bunyi singkat ponsel Rainer tiba-tiba saja terdenger—membuat sang pemilik sendiri lekas mengeceknya dan sebuaah pesan ternyata masuk dari sang saudara kambar.Kalania tahu? Ya, tentu saja
Baca selengkapnya

37). Saling Mengungkap

***Tak langsung memberikan jawaban, yang dilakukan Sellina setelahnya adalah; memandang Rajendra selama beberapa saat sebelum akhirnya berkata,"Aku akan jawab pertanyaan kamu, tapi kamu juga harus jawab pertanyaan aku.""Tentang apa? Hubungan gue sama Kala atau alasan gue ada di apartemen Kala?""Dua-duanya bisa?" tanya Sellina."Of course," kata Rajendra. "Kalau pengen tahu hubungan gue sama Kala apa, dia mantan pacar gue dan alasan gue ada di apartemen Kala tadi tuh buat awasin dia pacaran sama cowok yang sangat penting di hidup gue.""Siapa?""Rainer," kata Rajendra. "Asal lo tahu, alasan gue bawa lo pergi dari apartemen tadi tuh supaya Rainer enggak tahu ada lo karena kalau tahu, dia pasti sedih. Makanya gue langsung ajak lo pergi sejauh mungkin dari apartemen Kala.""Rainer pacarnya Kala?""Iya," kata Rajendra. "Setelah bertahun-tahun gagal move on dari lo, Rainer akhirnya buka hati juga dan yang dia pacarin tuh mantan gue. Jadi gue awasin mereka karena bisa aja mereka macam-ma
Baca selengkapnya

38). Cerita Tentang Rainer

***"Makasih ya untuk hari ini. Kamu udah bantuin aku cari penerbitan dan kamu juga mau aku ajak makan sama-sama. Aku senang karena meskipun cuman pura-pura, kita serasa pacaran beneran."Sampai di dekat mobil Rainer yang terparkir di depan gedung, ucapan tersebut lantas dilontarkan Kalania pada sang kekasih palsu yang malam ini sengaja dia antar.Makan malam selesai, sekitar pukul setengah delapan, Rainer memang berpamitan untuk pulang tanpa mau dicegah lagi dan sebagai kekasih palsu yang baik, Kalania menawarkan diri untuk mengantar putra sulung Aleora tersebut sampai ke lobi.Rainer menerima? Tentu saja tidak.Menolak tawaran diantar, Rainer berdalih tentang dirinya yang sudah sangat cukup dewasa untuk turun sendiri ke lobi. Namun, alih-alih menerima keputusannya, Kalania justru memaksakan diri untuk mengantar sehingga selain pasrah, Rainer tak melakukan hal lain lagi karena untuk berdebat dengan gadis tersebut, dia malas.Menguras emosi bahkan energi, hal tersebut akan Rainer rasa
Baca selengkapnya

39). Kembali Mencintai Rajendra?

***"Kal, gue bukan tukang halu kaya lo yang pinter ngarang," kata Tami. "Lagian pas gue tanya serius apa enggak ke tuh staff yang tadi cerita, dia jawab serius kok bahkan dia minta gue tanyain langsung ke pacarnya yang juga wisuda sama Rainer. Jadi ya gue pikir tuh cerita valid. Saking sakit hatinya sama tuh mantan, Rainer nutup hati rapat-rapat buat cewek jadi sikapnya dingin apalagi sama cewek.""Apa karena itu juga ya Rainer enggak ngaku pernah pacaran ke gue?""Maksudnya?""Ya tadi pas ngobrol, gue bahas hubungan gitu terus gue juga tanya Rainer pernah pacaran apa enggak dan dia jawabnya enggak," kata Kalania. "Apa itu karena sakit hatinya dia sama mantan yang lo ceritain ya?""Bisa jadi sih soalnya enggak lama juga, kan, mereka pacaran dan yang paling perih, Rainer diputusin secara mendadak cuy," kata Tami. "Siapa yang enggak sakit hati coba? Lagian heran banget gue sama tuh cewek, apa sih yang bikin dia mutusin Rainer yang seganteng itu.""Mungkin karena enggak cocok?""Enggak
Baca selengkapnya

40). Rajendra Berbohong

***[Jangan telepon gue, Rajendra! Gue enggak mau ngomong sama lo. Gue cuman mau tanya sesuatu.]Duduk di sofa kamar, Rajendra tersenyum tipis setelah membaca pesan yang dikirim Kalania beberapa detik lalu. Sampai hampir lima belas menit ke belakang, Rajendra memang tiba-tiba saja mendapat pesan dari sang mantan persis ketika dirinya masuk ke kamar.Tak diam, tapi tak membalas pula pesan dari Kalania, yang dilakukan Rajendra selanjutnya adalah; menghubungi langsung nomor sang mantan. Namun, alih-alih dijawab, panggilannya justru ditolak lalu setelahnya, Rajendra mendapat pesan dari Kalania yang berisi sebuah ungkapan kesal.Rajendra kesal? Sialnya tidak, karena mendapat omelan dari Kalania, yang muncul di benaknya justru rasa gemas. Bukan tanpa alasan, perasaan tersebut muncul setelah dia cukup menyadari perubahan pada diri sang mantan yang terlihat lebih berani dibanding ketika berpacaran dengannya, karena alih-alih sewot seperti sekarang, Kalania selalu bersikap manis ketika berkomu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status