Mendengarkan tangisan Yenni, mata Yovan berbinar."Ya, itu saja. Saat diwawancarai, kamu mengatakan bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Quinn. Quinn nggak menyentuhmu, kamu bilang kamu juga nggak tahu kenapa bisa keguguran!"Yenni menatapnya dengan ekspresi patah hati. Dia tidak berkata apa-apa, tapi air matanya terus mengalir.Tatapan Yenni seolah dia sudah dikhianati oleh orang yang sangat dia cintai.Tatapan itu membuat Yovan sedikit takut untuk menatap langsung ke arahnya, tapi teringat akan Quinn, dia tetap bertahan."Yenni, anggap saja untuk membantu Kak Yovan, oke?"Yenni memandangnya beberapa saat dan akhirnya berkata, "Sejak kecil, aku selalu mendengarkan perkataan Kak Yovan. Aku akan menuruti apa pun yang dikatakan Kak Yovan."Mendengar Yenni mengatakan ini, Yovan akhirnya menghela napas lega, "Terima kasih, Yenni.""Tapi, Kak Yovan, anakku sudah tiada!" Yenni menekankan hal itu lagi.Dia menegakkan tubuh, "Lalu apa yang kamu inginkan?"Yenni sedikit ragu-ragu untu
Read more