Semua Bab Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki: Bab 551 - Bab 560

810 Bab

Bab 551

Sita melihat tangan Panji memegang kartu nama,seperti membeku di udara, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat Husein, “Orang lain memberimu kartu nama, bukankah akan lebih sopan jika kamu menerimanya?”Alis Husein memancarkan cibiran, “Apakah dia juga pantas memberiku kartu nama?”Wajah Panji seketika berubah, “Apa maksudmu?”Bagaimanapun, Panji adalah anak generasi kedua dari keluarga kaya. Jadi, dia tidak pernah mengalami penghinaan seperti itu.Tetapi Panji juga sedikit tidak percaya diri. Bagaimanapun juga, pria itu memiliki Rolls Royce yang sangat mahal, dan tidak sembarangan orang bisa membelinya.“Secara harfiah, direktur perusahaanmu juga memberikan kartu nama padaku dan memintaku menginvestasikan sejumlah uang, sepertinya dia kekurangan dana untuk proyek kecerdasan buatan.”Nada bicara Husein acuh. Dia berdiri di tengah hujan, tetapi postur tubuhnya yang tegap seolah menekan semua orang.Dia hanya berdiri di sana tanpa melakukan apa pun, tetapi terlihat tidak men
Baca selengkapnya

Bab 552

Jenny tertawa terbahak-bahak, “Tuan, anda dengar, Sita sudah mengakuinya!”Hahaha, identitas asli Sita hari ini pasti terungkap. Mungkin juga dirinya bisa meninggalkan kesan baik pada pria tampan dan kaya itu. Di masa depan, hubungan dia dan pria tampan yang kaya itu masih bisa berkembang. Jenny telah berfantasi tentang alur drama korea yang tidak terhitung jumlahnya di dalam hatinya.Husein menatap Sita dengan wajah tegas, “Apakah itu yang kamu katakan di luar?”Mata Sita berkedip, “Aku tidak mengatakan apa-apa, mereka yang mengatakan semua itu.”Wajah pria itu menggelap, “Apakah aku setua itu?”Apa maksudnya putus kuliah karena menikah dengan pria tua?Husein merasa sedikit tidak nyaman dan merasakan tamparan yang keras dalam hatinya, “Meskipun aku sepuluh tahun lebih tua darimu, tapi aku selalu merawat diri!”Dia menatap wajah Sita yang awet muda, sehingga tenggorokannya bergerak beberapa kali. Dia seketika sedikit muram karena usianya.Sita melihat wajah tampan di depannya. Sebenar
Baca selengkapnya

Bab 553

Govi mengangguk, “Ketua kelas, kamu cukup pintar. Kamu bisa menyimpulkan jawaban dengan tepat.”Jenny di sebelahnya langsung mendengus dingin, “Tidak mungkin! Mantan suami Sita adalah seorang pria tua, bagaimana bisa dia begitu tampan?”Pengikut Jenny juga ikut menimpali, “Benar, jika suami Sita benar-benar begitu tampan dan kaya, lalu mengapa Sita ingin bercerai? Jika itu aku, aku akan tetap berada di sisi pria itu meskipun aku harus kehilangan malu.”Govi menyeringai sambil menatap Jenny dan yang lainnya, “Kalian tidak mengalaminya, tetapi kalian bisa berkata seperti itu. Sita sekarang adalah perempuan kaya raya, dan dia tidak perlu bergantung pada pria sedikit pun. Sekarang mantan suaminya tidak ingin melepaskan Sita.”Jenny menyangkal, “Aku tidak percaya.”“Aku tidak peduli kamu percaya atau tidak. Tapi Jenny, daripada menggunakan waktumu untuk mengurusi orang lain, mengapa kamu tidak memikirkan perusahaan keluargamu yang bangkrut? Apa yang akan kamu lakukan di masa depan?”Jenny t
Baca selengkapnya

Bab 554

Setelah berbicara demikian, pengikutnya pergi sendirian.Jenny sendirian di tengah hujan lebat dengan kecemburuan dan ketidakpercayaan melintas di matanya. Dia berteriak dengan keras, “Aku tidak percaya, aku masih tidak percaya!”Sita adalah seorang yatim piatu yang sangat miskin saat di sekolah dulu. Bagaimana mungkin dia sekarang berubah menjadi seorang perempuan kaya dan memiliki mantan suami terkaya di Surabaya?——Sita duduk di dalam mobil dan bersin. Dia menggosok hidungnya. Kemungkinan Jenny sedang mengata-ngatai dirinya.Mobil mewah itu mengisolasi hujan deras di luar, dan di dalamnya sangat tenang.Pria itu menyerahkan tisu. Sita mengambilnya dengan kasar untuk menyeka hidungnya. Saat itu, ponselnya berdering.Itu adalah panggilan telepon dari Doni, dan dia menjawab tanpa ragu, “Halo kak, ada apa?”“Kamu di mana? Di luar hujan deras, dan hari ini aku memanggil sopir itu karena ada keadaan darurat. Aku tidak menyangka Boni menugaskan sopir itu untuk mengantarmu. Aku baru tahu k
Baca selengkapnya

Bab 555

Tatapan Sita dipenuhi kecurigaan, sehingga membuat Husein sangat kesal sampai giginya sakit.Dia menoleh ke samping untuk menatapnya, “Aku orang seperti itu di matamu?”“Bukankah begitu?”“Kapan aku pernah melakukan hal seperti itu?”Sita memukulkan tangannya ke jok kursi dengan keras, “Masih bilang tidak? Bukankah terakhir kali kamu meminta kepala sekolah untuk memberiku saran agar aku mengambil mata kuliah tambahan di departemen musik sehingga aku bisa menunda kelulusan?”Husein seketika menutup mulutnya, dia memang memikirkan hal itu sebelumnya.Tapi bagaimana mungkin dia bisa mengakuinya?Sita menatapnya, “Kenapa kamu tidak mengatakan apapun? Jawab saja.”Husein menyilangkan kakinya dan meletakkan tangan di kursi dengan santai, “Itu karena aku melihat bakatmu dalam bermain piano sebelumnya, jadi aku menyarankan kepada kepala sekolah. Setelah kamu menolaknya, apakah aku memaksamu?”Sita memalingkan wajah dengan kesal. Pria anjing itu sangat cerdik.Mobil itu kembali hening. Husein m
Baca selengkapnya

Bab 556

Sita membuka pintu mobil dan turun. Payung di tangan Husein menghalangi air hujan mengenai dirinya.Dia berdiri di depan Husein, “Aku pinjam payungnya dulu. Aku akan ke sana sendiri. Kamu bisa pulang dulu.”Sekarang Sita teringat dirinya lupa mengirim pesan WhatsApp kepada kakaknya kalau dia sudah sampai.Husein tetap tidak bergerak, “Aku akan mengantarmu ke sana.”Pada saat itu, suara kakaknya terdengar dari samping, “Sita!”Sita menoleh dan melihat Doni serta Boni. Mereka juga jelas melihat Husein yang berada di sampingnya.Untuk sesaat, suasana menjadi sedikit tegang.Doni berjalan mendekat lebih dulu dan menatap ke arah Husein dengan wajah dingin, “Kenapa kamu disini?”Nada suara Boni tidak menyenangkan, “Husein, terakhir kali aku sudah memperingatkanmu untuk menjauh dari adikku. Dia sekarang bukan seseorang yang bisa dengan mudah kamu dapatkan. Apakah kamu tidak memahaminya?”Doni menatapnya, “Sita, kemarilah.”Sita berjalan dari bawah payung Husein ke sisi kakaknya, lalu payung d
Baca selengkapnya

Bab 557

Setelah perkataan Husein disela, dia melirik Boni, dan menatap Sita lagi dengan enggan.Sita menatapnya, “Aku sudah sampai di rumah. Kamu pulanglah.”Pria itu mengerutkan keningnya, “Ada beberapa hal yang ingin aku katakan padamu.”Apa yang akan dia katakan sebelumnya disela oleh kakak laki-laki Sita, tetapi dia ingin menjelaskan sejelas-jelasnya.“Kita bicarakan nanti saja. Tidak perlu terlalu khawatir sekarang. Kak Doni, Kak Boni, ayo masuk. Di luar hujan deras, dan pakaianku juga sudah basah kuyup.”Sita tidak ingin terus berada di sana lebih lama lagi. Bagaimana jika ada konflik lain?Ketika Doni melihat adik perempuannya yang basah kuyup karena bergegas menghentikannya tadi. Akhirnya Doni hanya bisa mengalah dengan berkata, “Ayo lekas masuk dan berganti pakaian. Jangan sampai masuk angin.”Husein hanya bisa menyaksikannya pergi dan menghilang dari pandangannya.Pria itu berdiri sendirian di tengah hujan lebat, dinginnya air hujan yang menerpa wajahnya. Pria yang biasanya selalu ga
Baca selengkapnya

Bab 558

Dari arah Sita, dia hanya bisa melihat gerbang pintu masuk, tapi hujan malam ini sangat lebat yang membuat penglihatannya berkurang. Sehingga tidak mungkin untuk melihat dengan jelas apa yang terjadi di luar.Tapi seharusnya Husein sudah pergi sejak lama.Sita teringat jika Husein baru saja dipukul oleh Doni, tetapi sepertinya pria itu tidak melawan. Ketika Sita memikirkan hal itu, suasana hatinya menjadi sedikit kesal.Dia mengusap wajahnya: [Jangan berlembut hati, jangan pernah goyah!.]Bagaimanapun, bersimpati pada pria adalah awal dari malapetaka!Ketika Sita berbaring di tempat tidur, dia mengeluarkan ponsel dan membuka WhatsApp. Dia melihat beberapa orang menambahkan kontak WhatsApp-nya.Dia membuka dan melihat sebagian besar orang yang menambahkan kontaknya dari grup alumni. Hubungannya dengan orang-orang ini juga biasa-biasa saja sebelumnya, sehingga dia tidak menambahkan mereka ke kontaknya.Sita berinisiatif mengirim pesan kepada sahabatnya, Govi: [Apakah kamu sudah sampai di
Baca selengkapnya

Bab 559

Ketika Sita melihat mobil pria anjing itu, dia spontan berbicara kepada Panji di telepon, “Oke, aku ada di luar ruang belajar mandiri. Kemarilah dan temui aku.”“Oke, aku akan segera ke sana.”Setelah telepon ditutup, Sita berdiri sendirian di luar ruang belajar mandiri.Meskipun dia mengetahui bahwa mobil itu milik Husein, dia tidak menghampiri dan berpura-pura tidak mengenalnya.Seketika, pintu mobil terbuka dan pria itu menunduk untuk keluar dari mobil. Dia menatapnya dengan tajam.Sita bisa merasakan tatapan pria anjing itu, sehingga dia melihat ke langit: [Tadi malam hujan badai, tapi hari ini langitnya biru dan cerah.]“Kamu lihat apa? Apakah ada UFO di langit?”Suara pria yang dalam dan tajam itu datang. Husein berdiri di depan tangga, menatapnya, seperti adegan kemarin.Sita tidak bisa berpura-pura untuk menutup mata. Dia berbalik dan melihat Husein di depannya, “Ada sapi terbang di langit, apa kamu tidak melihatnya?”Pria itu tertegun. Matanya merah, karena dia tidak bisa tidu
Baca selengkapnya

Bab 560

Sekretaris Husein menelan ludah. Sebenarnya ada jadwal. Tetapi dalam situasi seperti itu, jika dia berani mengangguk, dia pasti tidak akan bisa melihat matahari keesokan harinya.Jadi dia hanya bisa berkata, “Tidak ada jadwal.”Husein mengangguk dengan ekspresi datar, kemudian dia menatap Panji dengan tatapan sedalam tinta yang mengintimidasi!Ketika Panji hendak mengatakan sesuatu, Sita angkat bicara lebih dulu, “Bahkan jika Tuan Husein punya waktu luang, dia tidak akan pergi ke warung pinggir jalan bersama kita. Lagi pula, dia adalah seorang pemuda kaya yang biasa keluar masuk Restoran Michelin, dan dia sangat pemilih.”Keringat dingin bermunculan di dahi Panji. Bagaimana dia merasa bahwa Sita memiliki anggapan yang kuat tentang mantan suaminya?Dia seperti mengatakan bahwa dia tidak ingin makan bersama Husein.Husein sedikit menyipitkan matanya, “Kebetulan aku sudah bosan makan di restoran Michelin. Aku ingin mencoba seperti apa rasanya makan di warung pinggir jalan.”Panji akhirnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5455565758
...
81
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status