Home / CEO / Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat : Chapter 11 - Chapter 20

31 Chapters

11. Calon Ibu Mertua

"Hugo!" Charlotte terkejut saat melihat ada Hugo di tepi jalan. "Ada apa Nona?" Sopir bertanya pada Charlotte karena terkejut mendengar Charlotte tiba-tiba mengatakan sesuatu. "Ah, maaf. Tidak ada apa-apa. Lanjutkan perjalanan saja Pak," ujar Charlotte. "Baik Nona." Sopir itu melanjutkan perjalanan. Sementara itu, Charlotte berusaha menutup wajahnya menggunakan tas agar Hugo tidak melihatnya saat mobil lewat tepat di samping Hugo. Mobil melintas tepat di tepi Hugo dan tatapan Hugo melihat ke arah mobil itu. Namun, ia tidak menyadari bahwa yang sedang berada di dalam mobil tersebut adalah istrinya sendiri. Saat sudah melewati Hugo kurang lebih 500 meter Charlotte bergumam, "Untung saja Dia tidak melihatku." Charlotte mengatakan itu sambil mengelus dadanya dan menghembuskan nafas tanda lega. Ia kembali merapikan duduknya dan meletakkan tasnya di sampingnya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota yang lumayan sibuk, tetapi tidak sampai menyebabkan kemacetan. S
Read more

12. Buah Hati

"Waw,luar biasa!" seru Nyonya Diana sambil bertepuk tangan saat melihat penampilan Charlotte dengan gaun pengantinnya. Sementara itu, Malvin hanya bisa melongo karena terpesona melihat kecantikan Charlotte. "Bagaimana Vin, gaun pilihan Mama cantik kan?" tanya Nyonya Diana pada putranya. Malvin masih melongo dan tidak menjawab pertanyaan Mamanya. "Vin! Jangan bengong dong!" bentak Nyonya Diana yang seketika menyadarkan Malvin karena terkejut. "Ah, iya Ma cantik sekali," cetus Malvin. Charlotte tersipu malu mendengar apa yang diucapkan Malvin. "Benar kan … Gaun di sini memang yang terbaik. Chintya juga sangat cantik sehingga cocok sekali memakai gaun ini," puji Nyonya Diana. "Kalau begitu tidak perlu mencoba gaun yang lain lagi. Ini adalah gaun yang tercantik dan paling baru di butik ini. Iya kan mbak?" tanya Nyonya Diana pada staff butik. Staff butik itu tersenyum dan mengangguk. Lalu, tiba-tiba
Read more

13. Terkejut

"Kamu sama Sus Shelly dulu ya Sayang, Papa mau kerja dulu," ucap Hugo pada Nathalie. "Ok Pa, tapi janji ya bawa Mama pulang!" "Siap."Nathalie berlari keluar dari kamar Hugo. Sementara itu, Hugo tampak sedang memikirkan sesuatu. "Aku harus menghubungi Malvin," gumam Hugo. Hugo berusaha mencari cara untuk mendapatkan nomor Malvin. Lalu, ia ingat bahwa saat makan malam di rumah keluarga Liavin waktu itu ia meminta kartu nama Malvin pada asisten Malvin. Kartu nama itu segera dicari Hugo. Dan ia menemukannya di dalam dompetnya. Hugo segera mengambil ponselnya dan mengetik nomor telepon yang ada pada kartu nama itu. Tombol dial disentuh Hugo saat nomor yang diketik sudah lengkap. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya telepon tersebut tersambung juga. Terdengar suara seorang pria dari seberang sana. "Halo, apa benar ini Malvin putra Tuan John Liavin?" tanya Hugo. Hugo mendengar jawaban dar
Read more

14. Pertemuan Menegangkan

"Halo Malvin," ucap Charlotte saat telepon telah tersambung dengan nomor Malvin. Charlotte mendengar jawaban Malvin yang menanyakan ada keperluan apa ia meneleponnya di jam kerja seperti ini. "Iya, maaf mengganggu waktumu sebentar karena ini darurat. Barusan ibumu menelpon dan mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan orang tuaku sebelum acara pernikahan kita di mulai. Tadi aku belum bisa menjawabnya dan mengatakan bahwa aku akan menanyakan dulu pada orang tuaku. Bagaimana ini?" Charlotte menjelaskan panjang lebar mengenai permintaan ibu Malvin melalui telepon tadi. Ia terpaksa menghubungi Malvin pada jam sibuk bekerja seperti ini karena ia merasa harus segera memberi kabar pada Malvin mengenai hal itu. Melalui sambungan telepon tersebut Malvin merasa terkejut mendengar penjelasan Charlotte. Namun, ia belum bisa memberikan solusi pada Charlotte mengenai langkah selanjutnya karena ia sedang sibuk dengan pekerjaannya. Melalui sambung
Read more

15. Khawatir

"Halo Malvin," ucap Charlotte saat telepon telah tersambung dengan nomor Malvin. Charlotte mendengar jawaban Malvin yang menanyakan ada keperluan apa ia meneleponnya di jam kerja seperti ini. "Iya, maaf mengganggu waktumu sebentar karena ini darurat. Barusan ibumu menelpon dan mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan orang tuaku sebelum acara pernikahan kita di mulai. Tadi aku belum bisa menjawabnya dan mengatakan bahwa aku akan menanyakan dulu pada orang tuaku. Bagaimana ini?" Charlotte menjelaskan panjang lebar mengenai permintaan ibu Malvin melalui telepon tadi. Ia terpaksa menghubungi Malvin pada jam sibuk bekerja seperti ini karena ia merasa harus segera memberi kabar pada Malvin mengenai hal itu. Melalui sambungan telepon tersebut Malvin merasa terkejut mendengar penjelasan Charlotte. Namun, ia belum bisa memberikan solusi pada Charlotte mengenai langkah selanjutnya karena ia sedang sibuk dengan pekerjaannya. 
Read more

16. Pertemuan Tak Terduga

Malvin dan Charlotte menoleh ke arah sumber suara. Mereka terkejut karena ternyata ibu Malvin yang datang dan mengatakan itu. "Ah, ibu. Sejak kapan ibu datang?" tanya Malvin dengan tergagap karena terkejut. Charlotte tersenyum ke arah calon ibu mertuanya itu. "Ibu baru saja sampai, ternyata kalian berdua ada di sini."Charlotte dan Malvin merasa lega karena ibunya baru datang. Itu artinya beliau belum mendengar obrolan mereka tadi. "Apa yang kalian lakukan disini?" tanya beliau. "Kami sedang makan malam Bu. Ini, apa ibu mau dibelikan burger juga?" jawab Malvin dengan santainya. "Tidak, ibu sudah kenyang. Ibu ingin berbicara dengan kalian berdua. Baguslah kalian sedang berkumpul disini." "Ayah tidak ikut Bu?" tanya Charlotte. "Kamu tahu sendiri kan, Ayah selalu saja sibuk.""Duduk sini Bu," ajak Charlotte.Ibu Malvin duduk di samping Charlotte menghadap Malvin. Di depan mereka a
Read more

17. Persiapan Pernikahan

"Tolong bantu saya ya Pak, Bu. Berusahalah bersikap senormal mungkin, seolah kalian benar-benar orang tua kandung ku," pinta Charlotte pada calon ayah dan ibu sewaan Malvin. Hari ini adalah hari pernikahan Malvin dan Charlotte. Sejak pagi tadi dua orang yang akan menjadi orang tua pura-pura Charlotte itu sudah ada di apartemen Malvin. Charlotte dan Malvin memberikan arahan apa saja yang harus mereka lakukan dan apa saja yang tidak boleh mereka lakukan selama upacara pernikahan berlangsung."Baik Nona, kami akan berusaha sebaik mungkin," jawab ibu sewaan Charlotte yang bernama Jennifer itu. Ayah sewaan Charlotte juga turut mengangguk tanda paham dengan tugasnya. Nama orang sewaan yang akan jadi ayah Charlotte adalah Tuan David. Tuan Davin dan Nyonya Jennifer adalah orang kepercayaan Malvin. Mereka berdua adalah orang-orang yang telah lama dibantu Malvin tanpa sepengetahuan orang tua Malvin. Keduanya pernah tinggal di Belanda dalam waktu yang cukup lama untuk mengurus pekerjaan yang
Read more

18. Upacara Pernikahan

Malvin segera mencegah Hugo yang hendak mengacau di acara pernikahannya. Dia tidak ingin jika Hugo sampai mengatakan hal macam-macam pada Charlotte dan membuat Charlotte goyah. "Aku hanya ingin memberi selamat pada calon mempelai wanita," kilah Hugo. "Tidak perlu, berilah ucapan selamat itu padaku. Nanti aku yang akan menyampaikannya pada Chyntia," ujar Malvin. "Baiklah, selamat atas pernikahanmu. Semoga bahagia dan bisa mempertahankan pernikahan ini sampai akhir," ucap Hugo setengah menyindir karena ada maksud yang terselubung dalam ucapannya itu. "Tentu saja, aku pasti akan bahagia dan memberi kebahagiaan pada pasanganku," jawab Malvin dengan yakin. Hugo tersenyum sinis mendengar jawaban Malvin. Dalam hatinya Hugo masih memiliki rencana untuk membuktikan bahwa Chyntia adalah Charlotte. "Silakan mengikuti upacara pemberkatan kami dengan tenang!" pinta Malvin dengan tegas. Hugo mengangguk dan berlalu meninggalkan
Read more

19. Permintaan Sulit

"Halo Nyonya Diana, selamat atas pernikahan putramu," ucap Nyonya Rose sambil memeluk Nyonya Diana. "Terima kasih Nyonya Rose. Nanti malam jangan lupa untuk datang ke rumah kami ya!" pinta Nyonya Diana. "Pasti saya, suami dan anak saya akan datang," jawab Nyonya Rose. Sekarang semua hadirin yang menyaksikan upacara pemberkatan pernikahan telah pulang. Malvin dan Charlotte juga pulang ke rumah orang tua Malvin untuk bersiap pada acara resepsi nanti malam. Tamu undangan yang datang jauh lebih banyak saat acara resepsi nanti, karena undangan yang disebar dua kali lipat dari undangan upacara pernikahan. Untuk itu Charlotte dan Malvin perlu istirahat sebentar agar malam nanti bisa segar kembali saat menemui tamu undangan yang banyak.“Bagaimana perasaanmu’ apakah sudah lega?” tanya Malvin pada Charlotte saat mereka dalam perjalanan menuju rumah orang tua Malvin.“Lumayan, tapi aku merasa tatapan Nyonya Rose tadi tidak nyaman dilih
Read more

20. Rencana

Tepuk tangan riuh tamu undangan mengiringi langkah kaki Charlotte dan Malvin saat memasuki ruang resepsi. Semua mata tertuju pada kedua mempelai yang tersenyum bahagia. Charlotte sangat menawan bak putri raja dengan gaun indah berwarna putih. Sementara itu, Malvin juga terlihat sangat tampan bak pangeran dengan setelan jas hitam mewah dan kemeja putih.Keduanya berjalan perlahan sambil berpegangan tangan menuju ke ruang tengah rumah orang tua Malvin. Di ruang tengah yang luas inilah acara resepsi pernikahan mereka di gelar. Tamu undangan sudah memadati ruangan dan bertepuk tangan. Di antara tamu undangan itu juga ada Tuan John Lloris, Nyonya Rose, Hugo, Jessie dan Marrie yang menyaksikan kedatangan mereka. "Itu kan si udik Charlotte," ujar Jassie yang terkejut melihat kedatangan kedua mempelai. "Apa? Mana?" Marrie yang sejak tadi sibuk menikmati hidangan juga terkejut mendengar Jassie menyebut nama saudari ipar yang ia benci.
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status