“Woman!” Darmadi tersenyum ketika Anita diam saja melihat sejumlah nominal yang tertera di cek miliknya. “Duduk dulu kita bahas urusan ini dengan santai tapi serius,” lanjutnya. “Oke, karena ada untungnya, Nita dengerin sampai habis.” Nita menahan senyum di bibirnya. Ia tak suka terlihat matre di depan laki-laki. “Make sure kamu sudah makan, Nit.” “Udah, energi udah cukup untuk bahas bisnis kita, Om.” “Good. Om tidak akan basa-basi lagi. Dana sebesar ini akan Om titipkan sama kamu.” Darmadi menyodorkan cek senilai puluhan milyar. Pengusaha itu juga dititipkan oleh salah satu pejabat teras, dan demi menghindari wajib pajak yang begitu besar serta kecurigaan beberapa pihak termasuk istrinya, maka salah satu caranya yaitu melakukan pencucian uang. Anggap saja Nita merupakan salah satu cabang usaha yang produknya terus berputar. “Titip?” Anita heran. “Yes. Om titip dan dua persennya bonus untuk kamu. Silakan kamu pakai buat beli mobil, tas mewah, villa mungil atau berlian. Selama
Baca selengkapnya