Home / Romansa / Ternyata Suamiku Miliarder / Chapter 1171 - Chapter 1180

All Chapters of Ternyata Suamiku Miliarder: Chapter 1171 - Chapter 1180

1184 Chapters

Bab 1171

"Jangan sampai dia mengenalimu, nanti jadi nggak seru. Sebaiknya jangan sampai meninggalkan jejak."Sheryn tidak mau terlibat.Dia tidak tahu kenapa Celine bisa di Binara, tapi dia tahu kalau sampai Celine terluka sedikit saja, pria-pria yang menyayanginya itu sudah pasti tidak akan diam saja.Oleh karena itu, dia tidak boleh ketahuan."Hehe, aku mengerti, tenang saja. Memang kamu yang paling perhatian sama aku, kamu tenang saja, dia nggak bakal tahu siapa aku, nggak bakal biarin dia mencariku terus."Pria tua itu tersenyum mesum.Meski dia bilang begitu, pikirannya berbeda.Kalau wanita secantik itu mencarinya terus, dia juga tidak rugi. Namun, dia tidak tahu identitas dan karakter wanita itu, lebih baik dia tetap hati-hati.Pria tua itu pun mengejar Celine dengan terburu-buru.Di kegelapan malam, Sheryn mencibir.Dia sengaja mengeluarkan cincin "Penantian" yang diberi pria tua itu. Berlian merah itu meski tidak seberat yang dimiliki Celine, tetap saja menghabiskan banyak uang pria tu
Read more

Bab 1172

Pengemis itu tertegun lalu perlahan-lahan sadar kembali, matanya yang bergetar melihat ke setumpuk uang itu."Kenapa bengong? Cepat pergi, ini sangat mudah, kamu tinggal bawa dia ke gang yang itu." Pria tua itu mulai merasa kesal.Beberapa kali dia mendongak melihat sosok wanita itu semakin menjauh, dia pun semakin buru-buru.Pengemis itu menelan ludah lalu berkata, "Oke!"Setelah itu, dia pun diam-diam mengejar sosok itu.Suara serak itu sangat tidak enak didengar, pria tua itu pun mengernyit. Namun, teringat orang yang dia suruh sudah menunggu di gang itu, ekspresi mesum di wajahnya semakin jelas.Dia segera memesan sebuah kamar di hotel mewah.Dengan wanita secantik itu, malam ini dia harus bersenang-senang.Sementara saat ini, pengemis tadi melihat sosok wanita di depannya dengan tatapan membara, langkahnya juga semakin cepat.Waktu itu, tidak lama setelah Carla pergi, dia dipukul sampai pingsan. Waktu dia bangun, dia sudah berbaring di jalanan dikelilingi orang-orang yang melihatn
Read more

Bab 1173

Tenaga itu membuat Lily kesakitan sampai mengernyit.Dia melirik Celine yang tidak jauh darinya. Karena buru-buru, dia ingin mengibaskan tangan yang mencengkeramnya itu, tapi waktu dia berbalik dan melihat orang itu, di matanya hanya ada ketakutan."An ...."Suara Celine bergetar, dia refleks ketakutan sampai tidak bisa bersuara.Andreas ... juga ada di Binara!"Pergi!" Suara Andreas sangat dingin, seakan-akan punya niat membunuh.Dia mengibaskan tangan Lily dengan jijik, membuatnya jatuh ke tanah. Melihat Andreas, Lily bahkan tidak bisa berdiri.Dia tahu, ada Andreas, tidak akan ada yang bisa menyentuh Celine!Lily enggan menyerah, tapi dia juga tidak bisa apa-apa, dia marah tapi tidak ada tempat untuk melampiaskannya.Rambutnya yang berantakan menutupi setengah wajahnya.Andreas hanya meliriknya sejenak, merasa setengah wajahnya yang terlihat itu terasa familier. Namun, dia teringat sesuatu dan kembali melihat sosok yang semakin jauh itu. Setelah diam sejenak, dia kembali mengikuti s
Read more

Bab 1174

Malam ini dia sudah membelikan banyak barang untuk Sheryn. Meski kebanyakan barang-barang itu akan diganti jadi barang tiruan nantinya, jadi tidak menghabiskan banyak uang,Sheryn tetap tidak pantas dibawa ke hotel terbaik di Binara.Pria tua itu langsung membatalkan pesanannya tanpa ragu-ragu.Waktu Sheryn sampai, pria tua itu langsung menyambutnya dan mengelus pahanya dengan mesum. "Malam ini kita cari yang dekat-dekat sini saja ya?"Dia terlihat sangat buru-buru, seakan-akan ingin langsung menelanjangi Sheryn sekarang juga.Sheryn pun mendorong pria tua itu dengan manja. Sekarang, dia tetap masih penasaran kenapa Celine bisa kabur. "Malam ini bukannya sudah ada rencana? Mana orang tadi?"Maksudnya adalah Celine.Mengungkit hal ini, pria tua itu tetap kesal. "Semua gara-gara pengemis gila ini! Aku suruh dia memancing wanita cantik tadi ke gang di depan itu, aku sudah menyuruh orang menunggu di sana. Tapi pengemis ini malah membiarkan wanita itu pergi. Sialan!"Setelah itu, dia lagi-l
Read more

Bab 1175

"Kamu salah orang!"Setelah itu, Andreas langsung berbalik pergi.Dia hanya berniat baik, takut orang-orang jahat tadi mengikuti wanita itu, makanya diam-diam mengantarnya pulang.Sekarang wanita itu sudah pulang, sudah aman, tugasnya sudah selesai.Andreas pun menghentikan sebuah taksi.Taksi itu melaju pergi, sedangkan satpam tadi masih kebingungan."Salah orang? Nggak salah, kok. Tadi itu ... bukan Tuan Andreas? Aku salah orang?" Satpam itu mengernyit, lalu kembali memastikan kalau dia tidak salah orang.Meski penghuni di sini tidak sedikit,Tuan Andreas dan istrinya sangat tampan dan cantik, asalkan sudah pernah lihat pasti tidak akan lupa. Dia mana mungkin salah orang?Orang tadi sudah pasti Tuan Andreas!Mereka bertengkar?Satpam tadi berpikir panjang dan memutuskan hanya ada kemungkinan ini.Namun, dengan perasaan Tuan Andreas pada istrinya, kalaupun bertengkar, pasti bakal segera membujuk istrinya.Seperti dugaannya, keesokan paginya, sebelum langit terang, Tuan Andreas sudah d
Read more

Bab 1176

Mata para wanita pun berbinar-binar.Andreas seakan-akan tidak melihat tatapan mereka.Tiba-tiba, dia melihat seorang gadis kecil yang jualan bunga dan tanpa dia sadari, dia berjalan menghampirinya."Kak, mau beli bunga?" tanya gadis kecil itu.Andreas tiba-tiba sadar lalu tersenyum pahit. Apa yang sedang dia lakukan?Dia benar-benar menuruti kata-kata sopir itu?Wanita itu jelas-jelas tidak kenal dia."Pacar Kakak pasti bakal suka." Gadis kecil itu mengeluarkan sebuket bunga mawar.Warna merah yang mencolok itu membuat Andreas melamun sejenak. Di benaknya bisa-bisanya muncul seseorang yang memakai gaun merah. Dia ingin menangkap ingatan itu, tapi terlambat.Hatinya penuh dengan kekecewaan seakan-akan kehilangan sesuatu."Kakak ...."Gadis kecil itu mengulurkan bunga itu ke depan Andreas.Andreas sadar kembali, lalu akhirnya dia mengambil buket bunga itu dan bayar.Melihat bunga merah di tangannya, sebuah gejolak muncul di hatinya, di benaknya muncul adegan dia memberikan bunga ini ke
Read more

Bab 1177

Orang di depannya ....Begitu Celine memanggil nama itu, dia sudah tahu kalau dia salah panggil.Bukan Andreas, itu Dylan.Celine merasa kecewa, lalu melihat kekecewaan di wajah Dylan, dia juga merasa bersalah. "Dylan, maaf, aku ....""Nggak apa-apa ...."Tanpa menunggu Celine selesai minta maaf, Dylan sudah tersenyum cerah.Dia mana mungkin tidak tahu serindu apa Celine pada kakaknya!Namun, mereka sudah cari selama ini, tetap tidak ada kabar apa pun, Dylan juga merasa bersalah. Dia pun mendorong buket bunganya ke Celine sambil berkata, "Kak Celine, aku dan kakakku memang mirip. Ini untukmu, anggap saja aku ini kakakku. Aku juga menggantikan kakakku memberimu bunga ini."Menggantikan kakaknya memberinya bunga ....Celine pun menerima bunga itu. "Terima kasih, Dylan."Dia melihat-lihat bunga itu, lalu melihat orang itu. Namun, sosok yang muncul di benaknya adalah Andreas."Ah, bunganya sudah dikasih ...."Para wanita di sekitar refleks berteriak.Bisa menerima bunga dari pria tampan me
Read more

Bab 1178

Di Perusahaan Perhiasan Nadine.Celine sudah berkali-kali menelepon nomor yang sama, tapi tidak diangkat.Dia melihat data peserta yang masuk ke babak final di depannya.Tuvin Sarwen.Celine sudah melihat karya peserta ini.Meski gambarnya agak kasar seperti digambar dengan buru-buru, desainnya adalah yang paling bagus di antara yang lainnya.Dia ingin orang ini berpartisipasi di babak final.Namun, orang ini hanya mengisi satu nomor telepon.Kalau telepon ini tidak terhubung, berarti tidak ada cara lain untuk menghubunginya.Karena tidak ingin melewatkan orang yang berbakat, Celine mencoba untuk terakhir kalinya.Kali ini, akhirnya panggilan terhubung.Saat panggilan terhubung, dia tidak bicara. Samar-samar, dia bisa mendengar suara napas yang entah kenapa membuat jantung Celine berdebar. Dia sadar kembali dan berkata, "Halo, apakah ini Tuan Tuvin Sarwen?"Suara itu membuat Andreas tertegun.Suara ini .... Kenapa terasa familier? Seakan-akan pernah dengar di mana, seakan-akan dia sang
Read more

Bab 1179

Semakin Andreas tidak menjawab, Lala semakin menginginkan sebuah jawaban.Andreas mulai merasa kesal, teringat dengan suara di telepon tadi, tanpa dia sadari dia berkata, "Undangan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional."Lala jelas terlihat terkejut. "Kamu ... lolos babak awal?"Andreas tidak menjawab.Lala tetap merasa gelisah. "Kak, kamu mana ada waktu ikut final? Katanya babak final kompetisi ini nggak hanya harus desain, tapi harus merealisasikan desain itu lalu membawanya ke babak final. Kak, kamu nggak pernah membuat perhiasan ...."Lala ingin membujuknya untuk menyerah.Tiba-tiba, sebuah adegan muncul di benak Andreas.Dia ingin menangkapnya, tapi adegan itu bagaikan sebuah gelembung busa, seketika hilang tanpa jejak. Setelah itu, Andreas merasa kepalanya nyeri."Kak, kalau nggak kita pergi lebih cepat saja. Aku dengar di luar negeri ...."Suara Lala masih terdengar di kamar, Andreas berusaha menahan kekesalannya, tapi akhirnya dia menyela, "Keluar."Lala tertegun.Dia
Read more

Bab 1180

Selama beberapa hari, Andreas terus mengingat ulang adegan yang tiba-tiba muncul di benaknya waktu itu.Namun, tidak peduli seberusaha apa pun dia, adegan yang rusak itu tetap tidak bisa disatukan sampai sempurna.Akan tetapi, semakin hancur adegan itu, dia semakin ingin mencari tahu apa itu.Semakin dia memikirkannya, kepalanya semakin sakit.Kepalanya seperti mau meledak, tapi satu-satunya hasil adalah gambar yang dia gambar di kertas.Lebih tepatnya, gambar desain sepasang cincin.Dia teringat dengan telepon hari itu, sepertinya ada sebuah kekuatan yang mendorongnya, di otaknya ada sebuah pikiran yang terus menjadi semakin jelas.Dia mau mengikuti babak final dengan desain ini!Andreas pergi ke Perusahaan Perhiasan Nadine untuk mengumpulkan gambar desain ini.Setelah itu, dia jalan-jalan tanpa tujuan sampai malam. Tanpa dia sadari, dia lagi-lagi tiba di Bar Artemis.Lala terus mengikutinya.Namun, dia tidak tahu, waktu dia melewati alun-alun yang paling ramai di Binara, ada seseoran
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status