Home / Romansa / Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku: Chapter 21 - Chapter 30

34 Chapters

BAB 21

Laki-laki yang masih memakai celana boxer itu mengerjap dan menoleh ke arah pintu yang diketuk dari luar. Dia tahu siapa pelakuknya.“Sayang, kamu udah bangun kan? Sarapan dulu yuk! Setelah itu nanti kita langsung ke pantai lagi.” Suara Clara terdengar begitu merdu. Andai saja semua berjalan sesuai dengan apa yang dia rencakan, pasti tidak akan seribet ini.“Iya, Sayang. Sebentar, ya,” sahutnya setengah berteriak. “Duh … gimana coba aku jelasinnya sama Clara?” Satya kembali memijat pelipisnya sesaat sebelum akhirnya turun dari tempat tidur dan membuka pintu untuk kekasihnya.Satya pun melebarkan kedua matanya saat Clara tiba-tiba mencium pipinya saat pintu terbuka lebar.“Ih, kok kamu belum mandi sih? Baru bangun, ya?”Perempuan berambut panjang itu menatap Satya kesal saat menyadari tubuh kekasihnya masih bau khas orang baru bangun tidur. Padahal dirinya sudah tampil sempurna dengan setelan ce
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

BAB 22

Usai berbicara dengan sang Ayah, Satya pun kembali pada Clara dan menanyakan hal tadi dan menjelaskan jika yang menelepon itu ayahnya.Perempuan dengan rambut bergelombang itu tampak melebarkan kedua matanya. Menatap Satya seolah tak percaya jika dia tadi baru saja berbicara dengan ayahnya.“Aduh … gimana dong, Sayang? Aku salah, ya. Aku minta maaf, ya,” sahut Clara dengan wajah sedihnya.Dia memang tidak tahu jika Hadi Wijaya itu ayah dari Satya. Sehingga dia mengatakan jika dia istrinya Satya dengan seenaknya. Karena mengira jika Hadi Wijaya itu adalah bawahan dari Satya.“Sudah terlanjur dan Ayah marah banget. Ditambah Ayumi sakit dan dirawat di rumah sakit. Aku disuruh pulang sekarang. Pusing …” beberapa kali Satya menepuk keningnya pelan.“Hah? Sakit apa dia?”“Dugaan sementara typus.’“Ish, bikin repot saja sih,” sahutnya dengan kesal karena kabar sakitnya
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

BAB 23

Setelah berpikir beberapa saat, Hadi Wijaya pun mengangguk setuju. Dia tetap membiarkan Ayumi berangkat ke kantor untuk urusan pekerjaan. Karena biar bagaimana pun, perusahaan masih tetap membutuhkan Ayumi sebagai designer profesional di kantornya.“Ya sudah, Ayah izinkan. Tapi kamu juga tidak perlu memaksakan diri jika memang kondisi kamu sedang tidak fit, ya. Kamu bisa bekerja dari rumah,” katanya menatap anak menantunya dengan senyuman.Ayumi pun membalasnya dengan senyuman lebih ceria. Dia senang karena ayah mertuanya itu sangat baik. Meski anaknya kerap kali membuatnya patah hati.“Terima kasih, Ayah.”“Sama-sama. Nah, suapan terakhir nih!” Hadi Wijaya kembali menyodorkan suapan terakhir bubur pada Ayumi.Perempuan yang masih berbalut jilbab instan itu pun membuka mulutnya dan menerima suapan dari tangan ayah mertuanya.“Alhamdulillah … setelah ini minum obat, ya. Biar menantu kesayangan
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

BAB 24

Rio pun meninggalkan Satya bersama dengan ayahnya. Mengetahui kedatangan Satya, Hadi Wijaya langsung bangkit dari duduknya. Tanpa berbicara sepatah kata pun, dia langsung menarik tangan anak laki-lakinya dengan kasar. Keduanya menjauh dari ruang rawat Ayumi. Karena perempuan itu tengah istirahat pasca meminum obat dari dokter. Dan Hadi Wijaya tidak ingin anak menantunya terganggu. Setelah dirasa aman, Hadi Wijaya menghentikan langkahnya. Seketika itu Satya melebarkan kedua matanya saat sebuah tamparan dari tangan Hadi Wijaya mendarat dengan sangat tepat di pipi kanannya. Belum hilang keterkejutannya, Satya kembali merasakan panas pada pipi sebelah kirinya saat mendapatkan tamparan dari orang yang sama. Laki-laki itu hendak memprotes, namun melihat tatapan Hadi Wijaya yang menatapnya tajam membuat Satya diam dan tak bisa berkutik. Dia memang paling takut jika ayahnya sudah marah, tapi anehnya tidak ada kapoknya. “Kamu tahu apa kesalahanmu, Satya?” tanyanya dengan napas yang naik turu
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

BAB 25

Satya berdehem untuk menormalkan suasana yang sempat tegang karena kehadirannya.Ayumi pun langsung mengubur senyum di wajahnya saat melihat suaminya masuk ke dalam rumah.“Ini pasti suaminya, ya?” tanya seorang dokter laki-laki yang tadi mengecek kondisi Ayumi. Dia ditemani seorang suster yang mendampinginya.“I-iya,” jawab Ayumi dengan senyum kikuk. Tak seperti tadi yang terlihat lepas senyumnya.“Bagus kalau suaminya sudah datang. Jadi … begini, Pak, istri Anda ini terkena typus. Jadi untuk makan, istirahat, juga pikiran harus dijaga dengan baik, ya.” Dokter laki-laki berkulit putih itu mencoba menjelaskan bagaimana kondisi Ayumi saat ini.Namun, Satya sendiri seperti enggan mendengarkan apa yang dikatakan oleh dokter muda itu. Dia justru lebih tertarik memperhatikan penampilan laki-laki dengan jas putih itu yang terlihat begitu ramah. Juga sesekali menoleh pada Ayumi dengan memberikan senyuman.
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

BAB 26

 Satya memperhatikan penampilan dokter muda yang memiliki mata sipit berkulit putih itu. Terlihat kalem dan berwibawa.“Iya,” sahutnya singkat. Dengan senyum yang dipaksakan.“Boleh saya duduk di sini?” tanyanya menunjuk satu kursi di hadapan Satya yang kosong.“Oh, boleh saja. Ini tempat umum. Tapi saya hanya menunggu kopi, setelahnya saya akan kembali ke ruang rawat istri saya,” katanya dengan menekankan kata dua kata terakhirnya.“Oh iya. Silakan. Ayumi memang harus lebih banyak istirahat. Dan jika ditemani dengan Anda pasti akan semakin sembuh,” katanya dengan senyum ramah.Aditya pun duduk di hadapan Satya. Namun, pelayan kantin memanggil Satya karena kopi pesanannya telah jadi. Dia pun bangkit dan mengambil kopi.“Saya permisi dulu,” katanya pada Aditya yang mengangguk sopan.“Ya, silakan,” sahutnya masih dengan senyum ramah. “Kamu beruntu
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

BAB 27

Jelas saja dia tidak ingin berpisah dengan Ayumi. Karena jika berpisah, maka dia juga akan kehilangan harta kekayaan yang sudah ayahnya titipkan atas nama Ayumi.Jadi, dia ingin membebaskan istrinya menjalin hubungan dengan siapapun. Seperti dirinya yang menjalin hubungan dengan kekasihnya, Clara. Karena mereka hanya suami istri di atas kertas. Itu yang ada di pikiran Satya kali ini.“Lupakan!” tukasnya sambil mengibaskan telapak tangannya di depan wajahnya.“Aneh kamu, Mas,” sahut Ayumi.“Kamu kapan boleh pulang? Bosan aku di sini,” tanyanya menatap sang Istri yang menggelengkan kepalanya.“Nggak tahu. Tadi nggak tanya sama dokternya.”“Males!” sahutnya singkat. Lalu berdiri dari posisinya dan beranjak keluar ruangan untuk menghirup udara segar. Karena mendadak hatinya terasa sesak saat mengingat jika dokter muda itu adalah masa lalu dari Ayumi.Hai, kenapa kamu, Satya? Apa kamu sudah memiliki rasa pada istrimu sehingga kamu merasa cemburu saat istrimu dekat dengan masa lalunya?Ayum
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

BAB 28

Aditya pun terkesiap dengan jawaban dan tingkah laku Satya. Karena baginya, apa yang katakana tadi adalah hal umum yang dia ucapkan juga pada pasien lain saat mereka telah selesai menjalani perawatan di rumah sakit.Cemburu? Mungkinkah? Memangnya dia tahu kalau aku pernah ada hubungan dengan Ayumi? Apa mungkin Ayumi yang memberitahunya?Dia hanya bisa menerka-nerka dalam hati. Hingga tepukan dari Hadi Wijaya membuatnya terkesiap.“Maafkan anak saya, Dok. Mungkin dia sedang cemburu karena istrinya diperhatikan oleh dokter tampan dan muda seperti Anda,” kekeh Hadi Wijaya.“Oh, maaf, Pak jika begitu. Tapi saya memang selalu mengingatkan hal tersebut pada semua pasien yang hendak pulang setelah dirawat di sini,” katanya sedikit tidak enak hati.“Nggak apa. Saya rasa itu juga hal yang wajar diucapkan oleh dokter. Kalau begitu saya pamit dulu. Terima kasih,” ucap Hadi Wijaya menjabat tangan Aditya.“Baik, Pak. Sama-sama dan hati-hati di jalan,” sahutnya dengan senyum ramah seperti biasa. La
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

BAB 29

Beberapa hari berlalu, Ayumi yang merasa sudah membaik pun masuk ke kantor karena jenuh di apartemen. Merasa bosan karena tidak ada tetangga atau siapapun yang bisa diajak untuk mengobrol. “Mau ke mana dandan rapi begitu?” tanya Satya dengan tatapan sinis. “Aku ikut ke kantor, ya, Mas. Bosan di rumah,” pintanya menatap suaminya dengan penuh harap. “Ck, ke kantor kok Cuma bosan. Ke kantor itu kerja,” cibirnya. Ayumi mengembuskan napas panjang. “Ya memang mau kerja, Mas. Kan selama beberapa hari ini aku juga kerja meski hanya di rumah.” Dia kembali menjadi Ayumi yang cerewet. Moodnya benar-benar kembali setelah bertemu dengan Aditya. Entah karena apa. “Ya sudah, ayo! Aku sudah telat,” tukasnya. Lalu berjalan terlebih dulu menuju lift. Ayumi pun mengikuti langkahnya dan mengunci pintu apartemennya terlebih dulu. Kemudian menyusul suaminya. Sesampainya di parkiran, mereka pun melangkah bersama menuju mobil. Meski tidak sempat bergendengan tangan dan bertukar kata mesra, tapi entah k
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

BAB 30

Ayumi yang merasa sudah tidak sanggup lagi menahan perasaannya pun memilih mencurahkan apa yang terjadi dengan pernikahannya pada Sita.Karena dia yakin, sahabatnya itu bisa menjaga rahasia. Dia sudah mengenal Sita sejak mereka kecil dan hidup bersama di panti asuhan.Saling berbagi apapun yang mereka miliki. Dan saling berbagi keluh kesah. Dari kecil hingga mereka dewasa.“Ay, kamu nggak lagi bercanda kan?” Sita kembali malayangkan pertanyaan untuk memastikan apa yang dia dengar dari sahabatnya itu adalah hal kebenaran.Ayumi mengangguk lemah. “Aku sebenarnya sudah lelah dengan semua sandiwara ini, Ta. Tapi aku nggak tahu harus bagaimana,” jawab pelan. Nafsu makannya tiba-tiba lenyap entah ke mana.Pandangannya menerawang pada kedua angsa yang masih berenang bersama. Menikmati romansa yang tercipta tanpa merasa terganggu dengan suasana yang ada.“Sudah lima bulan kalian menikah dan kamu masih perawan? Apa Pak Satya sama sekali tidak penasaran? Tidak tertarik padamu? Itu mustahil, Ay!
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status