Semua Bab AKIBAT DEADLINE MENIKAH : Bab 21 - Bab 30

37 Bab

Panik dan Kalut

Tak berapa lama, Widya membawa sang suami kembali menuju kamar anak gadisnya itu. Ridwan menyerahkan segepok uang kertas warna biru yang masih tersegel dari bank ke tangan Kinar. Wanita yang sebentar lagi melepas masa lajangnya itu kemudian menatap wajah kedua orangtuanya secara bergantian."Ibu ... Bapak ... Kinar minta maaf," ucap Kinar kemudian dengan berurai air mata. Ia merasa bersalah kepada orangtuanya."Udah, Nar, gak papa. Yang penting rumah tangga yang mau kamu bina itu bisa rukun dan langgeng," ujar sang ibu sembari mengelus sebelah pipi Kinar yang basah."Ya udah, cepet uangnya disimpan dulu. Terus, kamu keluar sapa saudara-saudara sama tetangga ya, Nar," pinta sang ayah kemudian.Sesaat kemudian Ridwan dan Widya keluar dari kamar. Kinar lantas menyimpan uang dalam genggamannya itu ke lemari. Setelah menyimpan uang di lemari, Kinar menyusul ayah dan ibunya keluar kamar. Wajah yang tadinya muram merasakan risau itu, berangsur tersenyum.Para saudara dan tetangga melempar c
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-16
Baca selengkapnya

Berwajah Muram

Tok, tok, tok! Suara pintu diketuk dari luar oleh seseorang dengan keras, membuat Kinar menoleh ke arah pintu."Mbak Pengantin ... Mbak ...! Siap-siap, ya! Calon pengantin laki-lakinya, kabarnya sebentar lagi datang. Katanya ini udah ada di jalan!" teriak seorang laki-laki yang mengetuk pintu kamar Kinar, memberitahu kabar itu. Kinar menghela napas dalam. Ada rasa sedikit lega memenuhi rongga dadanya.Sang penata rias yang baru saja merapikan alat rias pengantin untuk dimasukkan ke dalam box, bergegas menghampiri Kinar yang duduk di sisi ranjang. Merapikan kebaya dan kain batik yang membalut tubuh Kinar, serta menyentuh dahi yang penuh embun keringat dengan tisu."Wah ... udah cantik, Mbak Kinar," ujar Santi sembari menyapukan kuas ke wajah Kinar.Kinar tersenyum, meskipun merasakan gugup yang luar biasa.Setelah menanti lebih dari dua jam, akhirnya rombongan pengantin calon suami Kinar tiba. Kinar dan Galang saling duduk berhadapan diapit kedua orang tua masing-masing, tentunya dite
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-18
Baca selengkapnya

Mabuk-mabukan

Keduanya terdiam dan saling berpelukan cukup lama di bawah lampu kamar yang telah berganti dengan cahaya redup itu. Kinar menenggelamkan wajah di dada suaminya yang hangat, sembari ujung jemarinya menari di atas perut laki-laki itu."Mas, maafkan aku. Malam ini jangan dulu, ya?" celetuk Kinar saat masih dalam dekapan Galang. Karena tak tahan dengan yang dirasakan di dalam perutnya, Kinar meminta suaminya untuk tidak menuntut jatah ranjang.Galang tak menyahut, justru melepas pelukan dengan kasar kemudian mendorong tubuh Kinar. Laki-laki itu bergegas bangun kemudian memakai celana jeans yang menggantung di balik pintu kamar. Tak lupa meraih jaket berbahan sama dengan celana. Wajah Galang yang tadinya hangat itu berubah berang, sejak Kinar menunda keinginannya untuk mengajak berhubungan badan. Bagi laki-laki itu, jatah ranjang hukumnya wajib dipenuhi Kinar yang sudah sah menjadi istrinya.Galang meraih kontak motor kesayangan Kinar di meja. Dengan langkah cepat, laki-laki yang telah sah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Dihampiri Rasa Sesal

Tepat pukul setengah enam pagi, Kinar telah bangun dan turun dari ranjang. Ia segera keluar dari kamar menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan sikat gigi."Sebenarnya kenapa dengan suamimu tadi malem, Nar? Bapakmu sampai mengeluh kelakuannya, begitu masuk kamar?" tanya sang ibu begitu Kinar keluar dari kamar mandi dan menghampiri ibunya itu yang telah berkutat di dapur.Kinar sendiri berniat membuatkan minuman kopi untuk Galang."Gak kenapa-napa, Bu. Ini, aku juga udah baikan sama Mas Galang," sahut Kinar yang ia tahu saat ini terpaksa berbohong.Widya mengernyitkan dahi saat menatap anak perempuannya itu. Seolah-olah tidak percaya dengan apa yang diucapkan Kinar. Naluri Widya sebagai seorang wanita yang melahirkan dan mengasuh Kinar begitu tajam. Pasti tahu jika gelagat sang anak telah berbohong kepadanya.Tak ingin semakin dicecar pertanyaan, Kinar bergegas meninggalkan ibunya di dapur. Dua cangkir kopi yang masih mengepulkan asap dan sepiring pisang goreng buatan sang ibu, Kinar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Pertanda Apa?

Dengkuran Galang makin nyaring, membuat Kinar tak bisa tidur lagi, setelah mandi dan shalat Subuh. Padahal, dia berniat untuk tidur lagi. Kinar lantas memilih keluar kamar menuju dapur. Di sana rupanya ada sang ibu yang telah mulai berkutat di dapur. Maklum, malam nanti acara "ngunduh mantu" digelar di rumah orangtua Galang. Menandakan, Kinar sebagai pengantin wanita yang akan diantar ke rumah mertuanya.Segala keperluan sebagai oleh-oleh dari pihak pengantin wanita telah disiapkan Widya untuk acara nanti malam. Kecuali makanan basah yang tentunya harus dimasak dahulu. Ibunya Kinar tidak menyiapkannya sendiri, ia lebih memilih meminta tolong seorang juru masak yang telah dipercaya setiap ada hajatan di kampung."Kampungnya Galang itu kayak gimana, Nar?" tanya Widya pada Kinar yang duduk di ruang makan sembari menikmati segelas teh hangat."Gak usah tanya, nanti Ibu juga tahu, kok, Bu," sahut Kinar dengan santai."Ibu, itu tanya karena penasaran, Nar. Apa benar yang dikatakan ibunya Ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-24
Baca selengkapnya

Perubahan Sikap

Hiruk pikuk orang-orang yang menggerutu karena pemilik sound system tidak menyediakan genset sebagai cadangan jika listrik tiba-tiba mati. Suasana gelap tambah mencekam karena hujan dan petir disertai angin semakin datang dengan kencang. Kinar bergidik ketakutan saat petir menggelegar bersahutan."Mas, aku takut," bisik Kinar sambil terus mempererat genggaman tangannya pada lengan sang suami."Tenang aja, bentar lagi juga nyala. Operatornya pasti juga udah usaha mengatasi mesin dieselnya," sahut Galang juga serupa bisikan di tengah-tengah riuhnya kepanikan orang-orang."Tadi, Mas, gak denger, ya, orang-orang bilang apa? Yang punya sound system gak bawa jenset, Mas," ujar Kinar kemudian.Sesaat kemudian seseorang mengumumkan sambil jalan, jika acara ditunda sejenak sambil menunggu listrik cadangan menyala. Rupanya, salah satu tetangga Galang ada yang meminjamkan genset untuk dipakai terlebih dahulu. Kinar seketika merasa sedikit lega.Tak berapa lama, listrik kembali menyala dan acara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-24
Baca selengkapnya

Hamil

Sinar mentari menerobos celah-celah dinding kamar yang terbuat dari papan bercampur anyaman bambu, membuat Kinar memicingkan mata. Ia lantas menoleh ke arah sang suami yang masih terlelap di sebelahnya. Sebelah tangan Kinar terangkat, menahan silau yang menghalangi pandangannya.Kinar menggeliat kemudian duduk sambil menggerakkan tangan, berusaha mengusir rasa pegal yang mendera tubuhnya. Ia lantas beranjak dari duduk, melangkah keluar kamar menuju kamar mandi yang berada di bagian belakang bersebelahan dengan dapur luas milik mertuanya."Nduk, ini nasi sisa semalam, nanti dikukus lagi, ya! Sayang, kalau dibuang!" ujar Lasmi kepada menantunya sambil menunjukkan nasi di wadah, saat Kinar tiba di dapur."Ya, Bu," sahut Kinar sambil mengangguk pelan. Ia lantas melirik ke arah dapur tradisional di bagian sudut ruangan tersebut. Asap dari pembakaran kayu membumbung tinggi menciptakan kepulan yang memenuhi ruangan. Batin Kinar seketika sangsi, jika dirinya bisa melakukan apa yang diperintah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-24
Baca selengkapnya

Tak Tahu Malu

Tak terasa telah tujuh hari Kinar tinggal satu atap dengan mertuanya. Selama itu pula, ketidaknyamanan semakin merenggut senyum yang menghias di wajah cantiknya. Semua bukan karena sang mertua, melainkan ulah suaminya sendiri."Mas, ngomong-ngomong ... kita, kan, udah seminggu di sini, ya?" tanya Kinar saat duduk berdampingan dengan suaminya di teras rumah. Ia berusaha memecah keheningan siang itu. Kinar menatap dari samping wajah suaminya itu yang tak kunjung memberikan tanggapan. Ia memang sengaja menanyakan hal sepele itu hanya untuk memancing reaksi suaminya. Sebenarnya, Kinar kangen dengan ibunya."Pengen pulang? Udah kangen pengen netek ibumu?" balas Galang bernada menyindir, seolah-olah mengerti jalan pikiran istrinya."Bukan begitu, Mas. Aku pengen ke sana juga sekalian ambil baju," sanggah Kinar. Ia merasa geram begitu mendengar tanggapan dari suaminya itu."Ya udah ke sana aja, sendiri!" seru Galang dengan santai."Kalau, aku pulang sendiri ... apa kata orang dan orang tuak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

Menahan Sabar

Kinar menahan geram selama dalam perjalanan pulang. Namun, ia telah mempersiapkan amunisi untuk menyerang suaminya. Dadanya serasa ingin meledak, menyadari sikap Galang yang nyatanya jauh di luar perkiraannya.Dia memilih terdiam di teras untuk melepas lelah, ketimbang menyusul suaminya masuk rumah begitu turun dari kendaraan. Kinar duduk menyandarkan punggung sambil melipat lengan di depan dada.Tak berselang lama, Galang muncul dari dalam rumah. Rupanya, laki-laki itu telah berganti baju dengan mengenakan kaus bergambar tengkorak dan bawahan celana pendek yang sengaja dirobek, khas anak muda. Kinar menatap heran sambil menggeleng pelan."Cepet dikembalikan motor orang, Mas!" seru Kinar dengan menatap jengah. Bola matanya naik turun memerhatikan gelagat suaminya itu."Biarin! Mau aku bawa dulu. Aku mau cari angin!" tukas Galang."Brengsek! Dia malah mau pergi? Aku, kan, mau tanya sejak tadi. Oalah, Setan!" Batin Kinar mengumpat kesal."Oh ya, Mas, mana uang yang dikasih Bapak buat be
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-28
Baca selengkapnya

Semakin Runyam

Setelah bersusah payah memasak di dapur akhirnya Kinar benar-benar lega karena masakannya matang juga. Meskipun, ia merasakan matanya berair menahan asap kayu bakar yang menguar.Dia yang terbiasa dengan peralatan modern di rumahnya, dihadapkan pada situasi yang benar-benar berbeda. Kinar ingin sekali mengeluh, akan tetapi dirinya merasa malu karena telah menjadi konsekwensinya menikah dengan Galang yang keadaannya serba kekurangan."Sabar, Kinar! Sabar!" gumam Kinar dalam batin sambil tangannya mengusap dada.Kinar terpaku seakan-akan menajamkan indera pendengarannya. Dengkuran keras dari dalam kamar terdengar hingga ke dapur. Lelaki yang disebutnya suami itu rupanya telah tertidur pulas.***Wajah Kinar tampak segar usai mandi. Ia lantas termenung sendirian di ruang tamu. Maklum, jarak antara rumah tetangga atau pun saudara iparnya lumayan jauh, terpisah oleh kebun-kebun yang lumayan luas.Sang ibu mertua beraktivitas di sawah miliknya. Meskipun lanjut usia, ibu mertuanya itupun m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status