All Chapters of Ayah Beranak Tiga yang Hebat: Chapter 281 - Chapter 290

953 Chapters

Bab 281

Tanpa persetujuan siapa-siapa, pintunya terbuka.Ketika Klara dan Yasmin melihat orang yang masuk adalah Irene, raut wajah mereka langsung berubah.Klara meletakkan sendoknya dengan kuat, kemudian dia berdiri. "Wanita jalang sepertimu masih berani datang ke sini? Kalau kamu nggak mau aku menjambak rambutmu, keluar sekarang juga!""Apa yang sedang kamu katakan? Padahal orang berniat baik. Aku dengar Yasmin harus menginap di rumah sakit, makanya aku datang menjenguk. Kamu malah mengusir orang. Kamu kurang dididik, ya?" Irene datang dengan persiapan. Dia tampak tenang."Kamu bahkan nggak mengetuk pintu sebelum kamu masuk. Ibumu nggak pernah mendidikmu, ya!" Klara tidak pandai berkelahi, tapi dia mahir dalam menghina orang.Irene menjadi marah saat orang tuanya disebut. "Dia sudah menggoda pria orang lain dan mengandung anaknya. Sebenarnya siapa yang nggak pernah dididik?""Pria orang lain? Orang lain itu siapa? Kamu? Bagaimana Daniel adalah priamu? Kenapa aku nggak tahu? Yasmin, apa kamu
Read more

Bab 282

Klara ingin berkata bagaimana dia bisa tidak peduli?Hal ini sangat serius!Anaknya pasti terlalu sedih sehingga dia beromong kosong seperti itu."Siapa bilang kamu nggak bisa punya anak lagi? Dokter itu nggak bisa dipercaya 100%. Kamu tenang saja. Ibu akan mencarikan dokter tradisional terhebat untukmu.""Nanti kita bicarakan lagi setelah aku punya niat untuk menikah," kata Yasmin.Sebenarnya, dia benar-benar tidak peduli kalau dia sudah tidak bisa punya anak lagi.Klara khawatir karena dia tidak tahu kalau Yasmin sudah punya tiga anak.Yang membuat Yasmin sedih adalah bisa-bisanya Daniel membuatnya sampai tidak bisa hamil lagi. Betapa kejamnya Daniel.Yasmin tentu saja sedih ...."Lalu, nanti malam kamu pulang lebih awal saja. Aku nggak apa-apa di sini. Kamu nggak perlu menginap di sini."Klara bersikeras, "Bagaimana bisa? Ibu menemanimu saja."Yasmin pun tidak mengatakan apa-apa lagi.Setelah menginap satu hari, dia sudah boleh keluar dari rumah sakit.Klara bersikeras ingin tinggal
Read more

Bab 283

Sebagai sekretaris yang serbabisa, Eric tidak mungkin tidak tahu.Yasmin bertanya dengan curiga, "Apa kamu sedang mengurus sesuatu di sini? Kenapa aku nggak tahu Grup Naga juga punya bisnis rumah sakit?"Eric menyunggingkan seulas senyuman yang profesional. "Ada apa Nona Yasmin datang ke rumah sakit? Apa Nona perlu bantuanku?"Yasmin menatap Eric sambil memiringkan kepalanya sedikit. "Perlu. Misalnya, apa kamu bisa membantuku mencari tahu kenapa bayiku masih di dalam perutku setelah aku melakukan aborsi? Atau apa kita berdua sedang menyelidiki hal yang sama? Apa yang sudah kamu temukan?"Nada interogasi Yasmin membuat Eric merasa dimusuhi, tapi Eric tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia tetap berkata dengan nada profesional, "Aku kemari untuk mengurus hal lain. Aku nggak tahu apa-apa tentang hal Nona Yasmin. Tapi, kalau rumah sakit benar-benar sudah melakukan hal seperti itu, mereka tidak boleh menetap di Kota Imperial.""Karena kamu nggak tahu tentang halku, jangan menghalangiku." Yas
Read more

Bab 284

Kenapa dia datang ke sini?Yasmin mengarahkan matanya ke belakang pria itu dan melihat Eric. Akan tetapi, Yasmin tidak mengerti ada apa ini.Jadi, Eric berada di sini benar-benar untuk mengurusi hal lain?"Mau menuntut siapa?" tanya Daniel dengan datar. Namun, suaranya membuat orang merinding.Direktur itu tidak tahu siapa Daniel, tapi aura yang berat itu terasa sangat berbahaya.Eric menjelaskan dengan baik hati, "Ini adalah pemilik Grup Naga, Tuan Daniel."Direktur itu tentu saja pernah mendengar hal itu, tapi dia tidak menyangka Daniel adalah orang yang begitu berwibawa!Dia segera berkata, "Silakan duduk, silakan duduk! Maaf, saya nggak tahu Tuan Daniel akan datang. Saya adalah direktur Rumah Sakit Makmur, Jacky Tanoto."Sambil memasang ekspresi sinis, Daniel melewati Yasmin dan duduk di kursi. Kemudian, dia menyilangkan kakinya yang panjang.Melihat Daniel duduk, direktur itu pun tidak berani duduk. Dia tetap berdiri sambil berkata, "Apa Tuan Daniel ingin minum teh? Saya ada teh b
Read more

Bab 285

Alis Yasmin berkerut.Sepertinya Daniel mau ikut campur dalam masalah ini.Namun, Yasmin menebak dalangnya adalah Irene. Dia yakin itu adalah Irene.Apa Daniel tahu?Kalau dia tidak tahu, nanti setelah dia tahu, apakah dia akan mulai membela Irene?Itu adalah akhir perkembangan yang tidak perlu dipertanyakan lagi.Jadi, sekarang hati Yasmin terasa sangat berat.Begitu Daniel membela Irene, Yasmin hanya bisa bergeming.Pada saat ini, ponsel di kantong Daniel bergetar.Dia melirik sekilas sebelum mengangkat telepon. "Ada apa?"Yasmin menyadari Daniel berbicara dengan nada yang lembut. Dia bisa menebak orang yang menelepon Daniel adalah Irene."Di rumah sakit .... Kemarilah."Yasmin berpikir, jadi Irene akan datang?Apa itu berarti mereka akan saling berhadapan?Namun, kenapa Yasmin merasa hal ini tidak sesederhana itu ...?Terdengar suara ketukan pintu sebelum seorang dokter masuk.Kepalanya botak, perutnya buncit dan wajahnya tampak serakah.Dia terkejut ketika dia melihat kerumunan di
Read more

Bab 286

"Sejak kamu hamil, aku selalu memperhatikanmu. Jadi, aku tahu kamu datang ke rumah sakit karena apa yang kulakukan sudah ketahuan." Kezia menoleh ke Daniel. "Kak Daniel, aku punya alasan kenapa aku melakukan itu. Yasmin sudah mengandung anakmu tanpa izin, tapi dia malah mau menggugurkannya. Aku merasa dia salah, jadi aku diam-diam menyogok dokter itu. Semua yang kulakukan hanya untuk menjaga anak Kak Daniel. Kalau aku bersalah, Kak Daniel boleh menghukumku. Aku pasti nggak akan mengeluh."Kata-kata cerdas Kezia membuat Yasmin terkejut. Yasmin sama sekali tidak bisa bersuara.Karena Kezia berkata seperti itu, masalah ini pun menjadi salah Yasmin. Kezia malah menjadi orang baik?Pintu kantor terbuka sekali lagi, kemudian Irene masuk.Dia melihat situasi di dalam kantor, kemudian dia berjalan ke sisi Daniel. Irene bertanya dengan bingung, "Apa yang terjadi?""Apa lagi yang terjadi? Yasmin melakukan aborsi di rumah sakit ini, tapi terakhir gagal! Aku mengaku kalau aku yang telah menyogok d
Read more

Bab 287

Setelah Yasmin naik mobil, Eric mengemudi mobilnya.Eric melihat tampang murung Yasmin dari kaca spion."Sebenarnya, Tuan Daniel akan menyelidiki hal ini dengan jelas," ucap Eric."Aku rasa hasil penyelidikannya pasti nggak ada hubungannya dengan Irene," kata Yasmin sambil melihat ke luar jendela.Setelah dia keluar dari rumah sakit, dia tidak berharap banyak."Bagi Tuan Daniel, kamu berbeda," kata Eric."Menurutku, bujukanmu seperti sudah jatuh tertimpa tangga." Raut wajah Yasmin menjadi sinis. "Kamu nggak usah membantunya bicara. Aku lebih memahaminya daripadamu."Setelah Yasmin sampai rumah, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa.Dia sudah mencapai batasnya.Mau itu fisik atau mental, dia merasa sangat lelah.Yasmin merasa murung sampai Klara datang. "Kenapa wajahnya makin memucat? Apa tadi siang kamu nggak beristirahat?" tanya Klara."Aku menonton TV." Yasmin mencari alasan."Kamu bukannya beristirahat, tapi malah menonton TV? Aku sudah bilang kamu nggak bisa tinggal sendirian,
Read more

Bab 288

Daniel hanya mengabaikan yang penting. Dia mengakhiri penyelidikannya karena dia tidak ingin menyakiti kekasihnya.Jadi, dia hanya bisa mengorbankan Yasmin, mainannya yang murahan ini!Untuk sesaat, Yasmin merasa lelah, sedih dan putus asa.Dia menundukkan kepalanya dan terlihat murung. "Pergilah. Aku dan kamu nggak punya hubungan apa-apa. Aku juga berharap kamu nggak datang lagi. Aku nggak menyambutmu."Ekspresi Daniel langsung menjadi masam. Dia melangkah maju, lalu menyeret Yasmin."Jangan .... Lepaskan aku! Jangan sentuh aku. Kamu membuatku jijik."Mereka berdua masuk ke dalam kamar, setelah itu Daniel melempar Yasmin ke tempat tidur."Jijik?" Daniel menahan rahang Yasmin. Tanpa memedulikan penolakan Yasmin, Daniel menciumnya."Mm!" Yasmin tidak percaya ini. Pria ini masih ingin menggunakan cara memalukan ini untuk memaksanya!Daniel mencium Yasmin sampai dia kehabisan oksigen, setelah itu Daniel baru melepaskannya.Yasmin menarik napas dalam-dalam. Wajahnya yang pucat menjadi mera
Read more

Bab 289

Raymond menggendong mereka bertiga sekaligus. "Apa kalian kangen Papi?""Kangen!""Aku ada oleh-oleh untuk kalian," kata Raymond.Sopir yang berdiri di belakang membawa berbagai barang kecil dan besar ke ruang tamu.Anak-anak segera mengelilingi barang-barang tersebut sambil bersorak.Yasmin bertanya, "Kenapa kamu pulang lebih awal? Apa urusan di sana sudah selesai?""Iya. Karena nggak ada urusan penting lagi, aku pulang," jawab Raymond. "Seharusnya aku memberitahumu, tapi aku mau memberikanmu kejutan."Yasmin tertawa. "Aku benar-benar terkejut. Martin juga sudah pulang?""Belum. Dia ketua, jadi dia nggak akan cepat pulang." Raymond menatap Yasmin, lalu bertanya, "Kamu sakit, ya? Wajahmu pucat."Yasmin menyentuh mukanya sendiri. "Oh, ya? Aku merasa baik-baik saja."Lima hari yang lalu, tubuhnya terluka parah dan dia baru keluar dari ruangan operasi, jadi pemulihannya tidak secepat itu."Apa kamu sudah makan? Bagaimana kalau aku memasak untukmu?" Yasmin mengalihkan topik pembicaraan."A
Read more

Bab 290

Di tengah makan malam, Julia ingin pergi ke toilet.Yasmin tidak meminta Bibi dan membawa Julia sendiri.Ketika mereka kembali dari toilet, mereka melewati ruangan pribadi lain.Kebetulan seorang pelayan keluar, jadi Yasmin tanpa sadar melirik ke dalam. Dia terkejut saat dia melihat Irene dan Kezia. Yasmin segera menggendong Julia dan cepat-cepat pergi.Julia menatap ekspresi gugup Yasmin dengan heran. "Mama?""Nggak apa-apa."Saat mereka masuk, Raymond menyadari ekspresi aneh Yasmin. Raymond bertanya, "Ada apa? Apa kamu berpapasan dengan orang yang kamu kenal?""Irene dan Kezia," jawab Yasmin. "Aku nggak menyangka mereka juga berada di sini.""Mereka nggak melihatmu, 'kan?" tanya Raymond."Nggak. Mereka berada di dalam ruangan.""Kalau begitu, kamu nggak usah khawatir." Lalu, Raymond mengernyit sembari berkata, "Mereka benar-benar pandai mencari tempat."Setelah mereka selesai makan, Raymond pergi mengendarai mobil dulu. Kemudian, Bibi dan anak-anak masuk ke dalam mobil.Yasmin adalah
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
96
DMCA.com Protection Status