Semua Bab Kasus Kematian Ganda Di Tenda Posko: Bab 41 - Bab 50

54 Bab

Bab 41 : Malik Di Panggil Inspektur Kurniawan

"Entahlah, rasanya memang seperti cerita yang ditambahi saja. Saya sampai mengecek kebenarannya dengan melihat laman Facebook milik Yuni yang sekarang dihapus; siapa tahu ada indikasi kedekatannya dengan lelaki itu yang setahu saya nama depannya Ahmad apa, saya lupa. "Bukan bermaksud kepo, hanya saja saya pikir biar lebih jelas saja. Tapi ya walau bukan suami orang ataupun masih lajang perbuatan amoral tetap amoral kan?”Malik tersenyum tipis dan si pekerja membawa pesanan Malik ke meja kasir. Setelah membayar, Malik mengucapkan banyak terima kasih. Malik sampai di rumahnya menjelang magrib.Besok hari yang dikira Malik akan berlangsung tanpa kemajuan apa pun dalam apa yang mungkin bisa diupayakan dalam pengungkapan kasus, di waktu pagi mendapati dirinya mendapatkan dua panggilan telepon sekaligus. Satu dari Ilbi yang melaporkan tentang kejadian kebakaran di ruko Sasmita berlanjut dari yang tak terduga, kepala penyidik tangkas, Inspektur Kurniawan. Sebuah perkembangan baru yang men
Baca selengkapnya

Bab 42 : Menjenguk Nizam

“Kerupuk kulit ikan pari dengan bumbu kari dan keripik ubi sambal ikan teri yang diberi irisan daun jeruk lebih banyak dibanding toko lain. Itu sebabnya saya langsung ke sana. Kalau beli secara online takutnya tidak dapat yang baru,” ujar Malik ringan.“Hanya itu saja?”“Yah, paling hanya sekedar melihat-lihat dan keliling desa dekat sana saja. Tidak ada alasan khusus, hanya sekedar ingin lewat ke rute yang tak biasa.”Inspektur Kurniawan agak terdiam sejenak mendengar jawaban Malik dan tidak bertanya lagi tentang aktivitasnya di sana. Ia kemudian mengangguk pelan.“Peristiwa tak terduga ini hanya menambah kemalangan keluarga itu. Sementara kasus utamanya pun masih berjalan. "Saya kira, Pak Malik, Anda yang mantan detektif pun tidakkah tersentil untuk menyelesaikan benang ruwet kasus ini? Bukankah sangat kebetulan anak itu menyebut Anda dalam kesaksiannya?”“Saya tak punya gagasan mengenai seseorang yang dilihat oleh Nizam,” jawab Malik sambil menggeleng. Inspektur Kurniawan menyand
Baca selengkapnya

Bab 43 : Sasmita Dan Putranya Di Rumah Sakit

“Ya, saya akan menceritakan apa yang saya alami.” Nizam kemudian duduk dengan menyilangkan kedua kaki setelah sebelumnya menjulurkan kedua kakinya di atas kasur. Ia menarik napas perlahan.“Di tengah tidur yang tak terlalu nyenyak saya terbangun oleh suara ledakan tiba-tiba yang rasanya bersumber tidak jauh dan memutuskan untuk mencari tahu. "Saya sempat melihat jam di handphone yang menunjukkan angka 02.00. Saat membuka pintu kamar, ruangan mulai dipenuhi asap. Saya langsung berpikir terjadi kebakaran dan menghampiri kamar Ibu. "Saya kemudian menggedor pintu kamarnya beberapa kali sampai akhirnya dibuka. Ibu langsung terkejut bahkan sebelum saya berkata-kata. "Melihat asap yang mengelilingi, Ibu spontan menuju ke tangga yang terletak tepat di samping kamarnya, berlari ke bawah tanpa sempat saya halangi. Ibu sangat panik sampai ingin membawa beberapa sak pupuk dengan tangannya meskipun itu sudah jelas tak mungkin. "Saya mengikutinya ke lantai bawah dan kesulitan untuk menarik Ib
Baca selengkapnya

Bab 44 : Perpanjangan Kasus

Sersan Feri jadi tertarik mendengar kalimat menggantung Sasmita.“Apa maksudnya dengan kemungkinan yang dilihatnya wanita. Anda sendiri punya gambaran tentang siapa yang mungkin melakukan pembakaran?”“Maksud saya bukan begitu, saya hanya berpikir saat Nizam berkata sosok yang dilihatnya amat mirip dengan Pak Malik, saya jadi bertanya-tanya apakah pada saat itu dia bersama Nurah juga pada waktu itu. "Maaf, karena saya sepertinya beberapa kali melihat Anda mengunjungi Nurah, tentunya karena Anda adalah tim pembelanya,” ujarnya seraya beralih menatap Malik.Agaknya terlalu cepat menilai Sasmita telah kehilangan daya. Kalimatnya yang pasif agresif jelas bertujuan menyiratkan kecurigaan pada Nurah dan Malik. Ia bertingkah seolah yang telah dikatakannya hanya pengungkapan dari gangguan kecil di hati. Atau jika tidak mengindahkan Malik, harusnya Nurah yang patut jadi perhatian penyelidikan. “Dari jam tiga sore saya sedang bepergian ke tempat lain dan baru pulang jam ke rumah saya di Med
Baca selengkapnya

Bab 45 : Kesaksian Penjaga Rumah Tetangga

Sersan Feri tampak mengharap jawaban lebih dari Malik. ”Ayolah, Anda sudah berpengalaman dalam menghadapi kegilaan yang terjadi akibat hubungan percintaan. Peristiwa beruntun yang terjadi tidakkah menurut Anda didorong oleh cinta segi empat yang melanda mereka? "Apakah Anda pernah menghadapi perempuan yang sakit hati? Beberapa wanita tertentu bisa melakukan hal mengerikan jika sakit hati.” “Jika berdasarkan siapa wanita yang paling sakit hati, maka sejauh ini Sasmitalah orangnya.” Sersan Feri tersenyum tipis. ”Ya. Gaya bicara Anda memang sudah layak menjadi wali hukum Nurah.” “Saya hanya membantu Ilbi. Lebih tepatnya sebagai asisten. Tapi meski dari segi motif saya lebih condong ke Sasmita, sejujurnya yang bisa saya katakan, saya pun tak luput memperhatikan Nurah juga. "Saya tidak semata-mata berpihak juga padanya. Saya sudah mengatakan pada Ilbi prinsip saya dan dia juga berpendapat sama. Saya akan mundur kalau saya menemukan sendiri Nurah adalah tersangkanya." Sersan Feri meng
Baca selengkapnya

Bab 46 : Pembicaraan Di Pondok

Sersan Feri menepuk pundak Firmansyah sebelum berbalik kembali lagi ke arah tempat tong.“Kita akan melihat apakah pelaku itu lewat belakang atau tidak,” ujarnya pada Malik yang saksama memperhatikan lingkar dalam tong tersebut. Sersan Feri melirik Malik.“Sudah tidak ada yang bisa di dapat di dalamnya. Salah satu anggota tim subuh tadi telah membawa beberapa serpihan yang sekiranya berguna untuk kelengkapan bukti.” Malik mengangguk.“Anda akan melihat rekamannya sekarang? Saya rasa penjaga kasir itu pegawai yang dimaksud Sasmita.” Malik memperhatikan kasir yang berdiri di pinggir bekas pintu.Sersan Feri langsung menuju ke arah kasir yang tempo hari sempat diajak Malik berbincang. Saat melihat Malik, tatapannya mirip dengan cara Sasmita melihat Malik yang muncul di rumah sakit. Si Kasir yang duluan menyapa.“Bu Sasmita bilang saya harus menunjukkan pada petugas rekaman CCTV.” Si Kasir bersama mereka berdua masuk ke ruko melewati bagian depan yang sebagian hancur dan naik ke lantai d
Baca selengkapnya

Bab 47 : Mencari Motif Pembakaran Ruko

Sersan Feri lalu tersenyum kecut. “Saya akui. Kali ini saya cukup gugup dan kewalahan dalam menghadapi yang terjadi pada keluarga ini. Anda tahu betapa menyebalkannya pemberitaan di televisi meskipun saat kasus bandrek beracun tidak terlalu gencar diberitakan. "Dan sekarang orang-orang jadi menaruh perhatian lagi dan pasti akan mengarang-ngarang menurut versi mereka sendiri. Siapa lagi yang akan menjadi sasaran tumpuan? "Tentunya kami-kami ini yang harus lompat ke sana kemari. Sementara orang-orang pers pencari berita itu, kau lihat sendiri dibanding membantu mereka lebih suka membuat sesak TKP,” ujar Sersan Feri lalu mendengus kencang. Malik diam saja mendengarnya. Sersan Feri lanjut bicara.“Saya rasa sebentar lagi penyidik dari Polda akan mengambil alih kasus beruntun ini. Bahkan sebelum peristiwa ini terjadi sudah amat sulit kami para penyidik melacak jejak yang tepat. Bukannya tak ada titik terang, tapi segala sesuatunya harus ditindaki secara menyeluruh. Saya sendiri pasti
Baca selengkapnya

Bab 48 : Motif Itu

“Dua bulan lalu ada kasus seorang istri yang membakar rumah selingkuhannya. Kemarin ada berita seorang anak yang meminta orang tuanya membelikan ponsel mahal dan karena ditolak, si anak membakar rumah. Dan juga seminggu lalu, ada seorang mantan pekerja di pabrik roti yang membakar pabriknya lantaran sakit hati dipecat sepihak. "Ke semuanya didorong oleh rasa marah dan sakit hati. Apakah orang yang membakar ruko merupakan pihak yang memiliki sakit hati pada Sasmita? Anda mendengar sendiri dia seperti menujukan tuduhan tak langsung dengan menyebut-nyebut Nurah. Bagaimana menurut Anda?”Malik mengedikkan bahu. “Saya akan berusaha tidak bias. Menurut keyakinan saya sementara, saya kira Nurah takkan melakukannya. Lagi pula Sasmita hanya mengatakannya secara tersirat. Dia juga tak yakin Nurah melakukannya. "Kenapa Nurah akan melakukan hal nekat yang makin mengarahkan perhatian polisi padanya? Dia sudah dicurigai sebagai tersangka pembunuhan Saba dan Adil. Saya yakin dia takkan malah menam
Baca selengkapnya

Bab 49 : Berkunjung Ke Tempat Nurah

Suara knalpot berdegum dari motor Sersan Feri membuat penghuni di dalam rumah memancing pandangan lewat jendela nako. Menyadari siapa yang tiba, Nurah buru-buru menuju pintu dan menyambut keduanya. Warung ibunya sedang kehadiran beberapa orang yang membeli mi sop untuk dibawa pulang. Jadi tidak terlalu sesak untuk Malik dan Sersan Feri makan di tempat. Nurah ikut membantu menyiapkan makan siang mereka. Ibu Nurah terlihat sesekali melirik kedua tamunya. Tersirat rasa takut, sungkan, dan penuh pertanyaan dari kelopak matanya yang turun. Sersan Feri juga minta sepiring nasi putih yang walau tak disediakan sebagai menu di warung. Jadi Nurah pergi ke dapur dan kembali dengan semangkok besar nasi. Ia bermaksud menyediakan tambahan ekstra untuk Malik. Malik sendiri tidak menyentuh nasi tersebut lantaran sulit baginya saat ini mengunyah lebih banyak dari semangkok mi. Ada yang lebih penting dari sekedar mengenyangkan perut. Nurah tidak bertanya tentang siapa satu tamunya lagi. Namun ia b
Baca selengkapnya

Bab 50 : Haida Yang Cerewet

Nurah terlihat ragu dan tak langsung menjawab. Petugas ini bisa saja berkata tak ada penggeledahan namun jika ada sesuatu yang menarik perhatiannya tentuIah ia takkan segan membawanya. Namun tentu Nurah tak perlu terlalu memikirkannya. Memangnya apa yang bisa ditemukan dari benda-bendanya? Nurah agak berdebar lalu melirik sekilas pada Malik dan Malik mengangguk pelan. Nurah bangkit dan menuntun keduanya masuk ke kamarnya. Kamar Nurah cukup sempit dan sederhana berukuran empat kali tiga meter. Ranjang singlebednya berupa kasur berisi kapuk yang mulai kehilangan kepadatannya. Di sudut terdapat nakas tempat kosmetik disusun lalu kaca petak sedang bingkai kayu bercat oranye di sangkutkan pada paku pinggir yang sekaligus sebagai tempat gorden jendela dikaitkan. Terdapat lemari portabel dengan tutup resleting. Masing-masing benda tampak dikumpul bersesakan namun cukup harmonis dan efisien. Sungguh kontras dengan kamar lamanya bersama Adil yang lima kali luasnya dari kamar ini. Sersan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status