Semua Bab Presdir Dingin itu Suami Penggantiku : Bab 21 - Bab 30

119 Bab

Bab 21

"Sintia, buka pintunya!" teriak Rifaldi semakin kencang. "Ada apa lagi mas, sudahlah untuk apa kamu kemari? sebaiknya kamu cepat saja pergi ke kantor!" ujar gadis itu dari dalam sambil menangis. "Maafin aku, aku tahu aku sudah bersikap tidak baik sama kamu! tolong jangan marah seperti ini!" pinta Rifaldi. "Ayoh kita pergi untuk memeriksa kondisi anak kita!" ajak pria itu merayu.Sintia pun membukakan pintu kamarnya dengan ekspresi wajah yang masih marah."Sudah aku katakan kalau aku akan pergi sendiri, aku juga tahu kalau kamu terpaksa bukan mengantarkan aku!" ujar gadis itu emosi. "Coba saja kalau aku ini Melati, pasti kamu akan langsung menyetujuinya kan?" "Kenapa kamu bawa-bawa Melati seperti itu?" tanya Rifaldi.Gadis itu nampak sangat kesal sekali dan berkata "Karena kamu masih sangat mencintainya!" ungkapnya penuh emosi."Tolong kasih aku waktu, kasih aku waktu untuk belajar mencintai kamu! aku juga sedang berusaha untuk melupakan Melati, aku juga tidak ingin terus-terusan hi
Baca selengkapnya

Bab 22

"Assalamualaikum..! Ibu, Ayah." teriak Melati."Waalaikumsalam...." sahut ayah dan ibu Melati yang ternyata baru saja datang dari luar. "Loh, ayah sama ibu habis dari mana? pantas saja rumah terasa sepi?" tanya Melati sambil memeluk kedua orang tuanya untuk melepas rindu. "Ibu sama Ayah habis dari rumah sakit, habis kontrol kondisi kesehatan ayah kamu dan Alhamdulillah sekarang sudah baik-baik saja, tidak ada yang perlu di khawatirkan!" sahut Bu Sukma. "Syukurlah kalau kondisi ayah sekarang sudah baik-baik saja!" "Kamu kok kesini gak bilang-bilang dulu sama ibu dan ayah! apa suami kamu tahu nak?" tanya pak Rian. "Mas Devan tahu kok Bu, nanti sore juga dia yang akan menjemput aku pulang. Melati juga sengaja tidak kasih tahu ibu dan ayah karena ingin memberikan kejutan buat ibu sama Ayah!" "Ya sudah kalau begitu ayoh kita masuk!" ajak Bu Sukma. Mereka bertiga pun langsung masuk ke dalam rumah.Sementara itu setelah selesai mengantarkan Sintia ke rumah sakit, Rifaldi langsung berg
Baca selengkapnya

Bab 23

Sambil menahan emosinya Devan pun mencoba untuk tenang menghadapi adik tirinya itu. "Jika tidak ada yang ingin kamu katakan lagi, sebaiknya kamu keluar dari ruanganku!" ujar Devan dengan ketus. Tanpa menunggu lama lagi Rifaldi pun langsung keluar dari ruangan kakaknya itu. "Berani sekali dia berbicara seperti itu! ujar devan sambil memukul meja kerjanya. "Kenapa dia harus membawa-bawa wanita itu, dia secara tidak langsung sudah mengingatkan aku akan masa lalu yang pahit!" "Aagghhhh......" teriak Rifaldi sangat kencang. "Jadi itu alasannya kenapa kak Devan mau menerima hadiah bulan madu dari papa, karena dia sudah mulai mencintai Melati!" "Kenapa harus seperti ini, kenapa harus kak Devan yang menikahi Melati. Jika saja orang lain yang menikahi Melati pasti hati aku tidak akan sehancur ini!" Sore harinya sesuai dengan janji, Devan pun menjemput istrinya itu di rumah mertuanya. Tok tok tok..."Assalamualaikum..! assalamualaikum..!" ujar pria itu beberapa kali sambil mengetuk pin
Baca selengkapnya

Bab 24

Melati pun nampak berpamitan dengan kedua orang tuanya. Walaupun terlihat jelas di wajah gadis itu dia masih sangat ingin berlama-lama berada disana."Bu, sebenarnya Melati masih sangat ingin berada disini. Tapi Melati harus pergi sekarang!" ungkap gadis itu. "Iyah sayang, ibu juga paham kalau kamu pasti masih ingin tetap disini bersama kami tapi kamu juga harus pulang! bukan kah kalian besok akan pergi ke Bali!" sahut Bu Sukma dengan lembut. "Kalau kamu dan nak Devan sudah pulang dari Bali, ayah harap kalian berdua mau menginap disini untuk beberapa hari saja!" ungkap pria paruh baya itu. "Bagaimana nak Devan? apa nak Devan mau untuk menginap disini?" "Tentu saja, kapan-kapan kami akan sempatkan waktu untuk menginap disini!" sahut Devan dengan santun. "Ya sudah kalau begitu kami pamit dulu, ayah dan ibu harus jaga kesehatan dan diri kalian baik-baik!" "Iyah Melati, kalian hati-hati yah di jalannya. Terima kasih juga untuk waktunya hari ini!" "Sama-sama Bu, justru saya yang bert
Baca selengkapnya

Bab 25

Melati dan Devan pun langsung masuk kedalam rumah."Itu kan Devan dan mba Melati..."ucap Sinta saat melati baru saja masuk rumah. "Kalian sudah pulang ternyata, ayoh kita makan sama-sama." ujar Oma Laksmi. "Tidak Oma, terima kasih! Aku dan mas Devan sudah makan tadi di rumah orangtua aku!" sahut Melati."Iyah Oma, Devan juga masih merasa sangat kenyang sekali! Dan sepertinya kami mau langsung pergi istirahat, apalagi besok kita akan melaksanakan perjalanan ke Bali," ungkap pria itu. "Kami berdua sama sekali belum mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa untuk besok!""Iyah Oma, Melati belum mempersiapkan apapun untuk besok!" "Oh begitu ya, ya sudah tidak apa-apa." "Mas, kita juga belum mempersiapkan apa-apa, sebaiknya setelah selesai makan kita langsung packing barang yang akan di bawa yah mas!" ucap Sintia. Rifaldi hanya mengangguk saja tanda setuju. Sementara Devan dan Melati langsung pergi ke kamarnya. "Mas, siapa yang akan mandi lebih dulu?" tanya Melati saat sudah samp
Baca selengkapnya

Bab 26

Besok paginya Melati dan Devan pun sudah siap, begitu juga dengan Rifaldi dan juga Sintia."Kalian berdua hati-hati yah, Devan jaga istri kamu jangan sampai Melati jauh dari kamu. Ini pertama kalinya istri kamu pergi ke Bali!" ucap Oma Laksmi."Iyah Oma tidak usah khawatir soal itu!" sahut Devan. "Dimana Rifaldi dan juga istrinya?" tanya Pak Hardi."Kami disini pah!" sahut Sintia."Rifaldi, disana kamu harus jaga istri kamu juga apalagi kan Sintia itu sedang hamil!" ujar Oma. "Iyah oma.." sahut Rifaldi singkat."Semoga liburan kalian berempat menyenangkan yah, dan semoga saja setelah pulang dari sana kita juga akan segera mendapatkan kabar baik dari Melati dan Devan.!" "Ibu ini bisa saja, yah kita doakan saja semoga Melati dan juga Devan segera dikaruniai seorang anak. Biar anak Rifaldi nanti ada teman mainnya!" ujar Pak Hardi."Aminnn...!" sahut Melati sambil tersenyum. Mendengar hal itu Devan tampak sedikit malu namun berbeda dengan Rifaldi yang nampak sangat marah karena cembur
Baca selengkapnya

Bab 27

Kini mereka semua sudah sampai sampai Bali setelah melewati perjalanan yang cukup panjang. Saat di bandara mereka pun langsung di sambut dan di jemput oleh orang suruhan Pak Hardi."Selamat datang di Bali mas, mba! saya di tugaskan untuk menjemput kalian semua dan mengantarkan mas juga mba nya ke penginapan!" ucap petugas disana. "Terima kasih pak, tapi mobilnya ada dua kan? karena saya dan istri saya tidak ingin terganggu dengan siapapun, maksudnya kami berdua ingin menikmati liburan ini hanya berdua saja!" ujar Devan. "Kalian berdua juga pasti sama kan, ingin menikmati liburan ini berdua saja tanpa ada gangguan dari siapapun!" tanya pria itu pada Rifaldi dan Sintia"Iyah kak benar sekali!" sahut Sintia."Tentu mas, kami sudah menyiapkan dua mobil sekaligus! jadi mas dan mba semua tidak usah khawatir!" "Baguslah, bisa kita jalan sekarang!" "Bisa mas, mari....!" "Melati, ayoh kita jalan sekarang...!""Iyah mas..." sahut Melati yang lebih dulu pergi bersama suaminya. "Mas, ayoh ke
Baca selengkapnya

Bab 28

Setelah asik bermain di pantai, sore harinya Melati dan Devan pun langsung kembali ke resort. Mereka nampak berjalan sambil tertawa bahagia yang membuat Rifaldi semakin cemburu saat melihatnya. "Kalian baru pulang ternyata!" sapa Rifaldi yang ada disana. "Iyah, memangnya kenapa? apa ada masalah?" sahut Devan sinis. "Tidak ada, aku hanya asal bicara saja!" ujar pria itu."Tolong minggir, kami ingin masuk!" pinta Devan.Rifaldi pun mengepalkan tangannya kesal."Melati, kamu masuk duluan saja. Nanti aku akan menyusul!" ungkap Devan. "Iyah mas....!" "Tidak usah merasa kesal seperti itu, anggap saja ini merupakan sebuah hukuman karena kamu sendiri yang sudah meninggal Melati. Andai saja kamu bisa bersikap lebih bijak, dan tidak melakukan hal bodoh itu pasti sekarang Melati sudah menjadi milik kamu!" ungkap Devan."Tidak perlu mengajarkan aku tentang baik dan benar, aku sudah dewasa dan tahu mana yang menurutku baik!" ujar Rifaldi yang tidak terima. "Benarkah, kalau memang seperti it
Baca selengkapnya

Bab 29

Melati terlihat sangat cantik sekali dengan gaun yang dipakainya. Begitupun dengan Devan yang terlihat tampan dengan mengenakan jazz."Mas....!" panggil Melati "Aku sudah siap!" ujarnya. Devan pun langsung terpukai melihat penampilan Melati malam ini yang terlihat sangat cantik sekali."Hhhmmm ya sudah ayoh kita berangkat sekarang!" ajak Devan. "Iyah mas....!""Dimana yang lain, apa mereka berdua sudah berangkat?" tanya Melati."Iyah mereka sudah berangkat lebih dulu." "Oh begitu yah, pasti karena aku dandan terlalu lama makanya mereka berangkat lebih dulu!" ujar gadis itu. "Tidak begitu Melati, mungkin mereka ingin menghabiskan banyak waktu berdua makanya berangkat lebih dulu! Sudahlah jangan memikirkan sesuatu yang tidak-tidak, sebaiknya kita pergi sekarang!" ujar Devan.Sementara itu Sintia dan juga Rifaldi sudah sampai lebih dulu. "Mas, sebaiknya kita menunggu kak Devan dan juga mba Melati di dalam saja!" ajak Sintia."Ya sudah ayoh kita masuk sekarang!" sahut Rifaldi.Mereka
Baca selengkapnya

Bab 30 Bertemu dengan Masalalu

Rifaldi pun terus saja memandang ke arah wanita itu berada, dia ingin memastikan lagi apakah wanita yang dilihatnya itu benar-benar sheril atau bukan. "Aku yakin tidak salah orang, dia itu sheril pacarnya kak Devan dulu!" ujar Rifaldi semakin yakin. "Tapi apa yang sedang dia lakukan disini? bersama seorang pria! Aku tidak menyangka kalau akan bertemu kembali dengan sheril di tempat ini!" ujarnya."Tapi sepertinya kak Devan belum melihat keberadaan sheril disini, kalau dia sudah melihat pasti dia sudah meminta kita untuk pergi dari sini." ujar Rifaldi dalam hatinya."Mas,, kamu kenapa?" tanya Sintia yang membuyarkan lamunan pria itu. "Tidak apa-apa, aku baru saja melihat teman yang tadi aku cari!" "Terus sekarang dimana dia?" tanya sintia sambil menoleh."Sekarang sudah tidak ada, dia sudah pergi lagi!""Kamu tidak sedang membohongi aku kan mas?" tanya gadis itu. "Tidak.... kenapa kamu bisa berpikir kalau aku ini bohong!" "Ya aku hanya takut saja kamu sebenarnya mencari alasan unt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status