MISTERI MELETUSNYA PERUT ANTIKA (11) ****Andaru hanya menatap lurus ke depan, sedang disebelahnya Muliani duduk sambil membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Sejak siuman, lelaki itu tak bicara sama sekali. "Kuatkan imanmu, Le. Kamu jangan pernah berpikiran untuk meng-habisi nyawamu sendiri. Kasihanilah Ibumu ini, Nak," ucap Muliani setelah menyelesaikan bacaannya. Ia meletakkan Al-Qur’an di atas tangan Andaru. Lelaki itu bergeming. "Wida, Ibu mau membeli sarapan. Siapa tau adikmu nggak akan suka makanan dari rumah sakit. Temani dia, ya?" pinta Muliani. Widara beringsut dari tempat tidur yang kosong, dalam ruangan kelas tiga itu tak ada pasien lain selain adiknya. "Ibu duduk saja, biar Wida yang pergi.""Tidak usah. Ibu ingin menghirup udara segar. Temani Andaru." sergahnya. Widara hanya mengangguk, ia duduk di kursi yang tadi ditempati oleh sang Ibu. Sepeninggal Muliani, kedua kakak-beradik itu sama-sama terdiam. Andaru masih setia menatap tembok putih polos yang ada dihadapann
Terakhir Diperbarui : 2023-10-04 Baca selengkapnya