Semua Bab Terjerat Hasrat Anak Suamiku: Bab 91 - Bab 100
111 Bab
Bab 91
Pagi pertama setelah pernikahannya dengan Edgar, kali ini Bella bangun lebih pagi daripada biasanya. Gadis itu bergegas bangkit, lalu menyingkap tirai jendelanya hingga membuat sinar sang mentari masuk menembus kaca jendela yang tebal.“Selamat pagi, dunia,” ucap Bella dengan senyum bahagia, sembari tatapannya menatap lurus ke luar jendela.Ada perasaan bahagia yang merasuk ke dalam hatinya. Perlahan perasaan sedih dan gundah yang selama ini sering menghantuinya, kini kesedihan itu pelan-pelan mulai menguap.Bayangan kebahagiaan kini sedang menyambutnya, meninggalkan masa lalu yang kelam bersama Barta.“Sayang.” Suara seorang pria yang terdengar sangat dekat di telinga Bella.Bersamaan dengan itu, ia merasakan sepasang lengan kekar melingkar di perutnya. Perlahan Bella memalingkan wajah, menatap pada sang suami yang kini sedang menopang dagu di bahunya.“Edgar, kamu sudah bangun?” tanya Bella yang kini hendak memutar tubuhnya, tetapi dengan cepat Edgar segera menahannya.“Jangan berge
Baca selengkapnya
Bab 92
“Naomi, aku mohon tolong bantu aku sekali saja. Istriku benar-benar membutuhkan uang itu untuk operasi. Kondisinya saat ini benar-benar kritis, dan hanya kamu yang bisa membantuku, Naomi,” hiba Martinus dengan penuh harap.“Pokoknya tidak, Kak! Selama ini aku sudah banyak membantu kakak! Aku sudah sering memberi uang pada kakak bahkan tanpa sepengetahuan dari suamiku. Sekarang aku sedang ada masalah dengan suamiku, dan kakak malah datang begitu saja untuk meminta uang? Tidak, Kak! Aku tidak mau membantu kakak lagi!”Setelah membentak kakaknya seperti itu, Naomi lekas berbalik badan dan hendak menutup pintu. Akan tetapi, dengan cepat Martinus segera menahan pintu hingga membuat Naomi tak jadi menutupnya.“Tunggu, Naomi!”“Ada apa lagi, Kak?”Brukk!Tanpa diduga, tiba-tiba saja Martinus duduk berlutut, bahkan bersimpuh di kaki adiknya tersebut. Pria itu langsung menangis, hingga bulir air matanya menitik jatuh membasahi punggung kaki Naomi.“Naomi, tolonglah kakakmu ini! Hanya kamu yang
Baca selengkapnya
Bab 93
Tangan Naomi terasa bergetar hebat saat membaca pesan yang baru saja dikirim oleh Martinus. Bukan hanya pesan, tetapi kakaknya itu juga mengirimkan foto ketika istrinya sekarat dan juga foto mereka saat berada di pemakaman.“Astaga! Kakak ipar benar-benar meninggal?” lirih Naomi dengan suara bergetar, merasa sangat shock dengan apa yang baru saja dilihatnya itu.Ia masih terpaku, menatap tak percaya pada foto dan pesan di ponselnya tersebut. Namun tak berselang lama, tiba-tiba saja kakaknya itu kembali mengirim pesan yang langsung masuk ke ponselnya.[Selamat karena kamu sudah membantu membunuh istriku, Naomi.]Degh!Rasa jantung Naomi seolah berhenti berdetak saat itu juga. Matanya membelalak lebar, dengan kedua tangannya yang kian gemetar hebat. Wajah gadis itu mendadak pucat pasi. Rasanya ia begitu sedih dan shock dengan apa yang dituduhkan oleh Martinus kepadanya.“Kakak, apa maksud kamu mengatakan hal itu padamu?” gumam Naomi dengan rasa sesak yang kini menghimpit dada.Masih den
Baca selengkapnya
Bab 94
“Sekarang kamu jujur saja. Kamu pasti minta Bi Marni untuk masak kan?” tunjuk Bella tepat ke wajah suaminya itu.Edgar hanya bisa tertawa kecil sembari mengusap tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Pria itu terkekeh pelan, menampilkan barisan giginya yang rapi dan putih bersih.“Hehe, maaf, Sayang. Sebenarnya tadi aku minta tolong pada Bi Marni untuk membantuku memasak makanan ini karena aku tidak tahu resepnya. Tapi kamu tenang saja, karena semua ini aku yang memasaknya,” jawab Edgar yang merasa malu, karena rencananya terbongkar sudah oleh sang istri.“Hmm, sudah aku duga. Tapi tidak apa-apa. Aku hargai perjuangan kamu, Sayang. Kalau begitu mari kita makan bersama.” Bella tersenyum dan segera menggandeng tangan sang suami, mengajaknya untuk makan bersama.“Hah? Kamu tidak marah?” tanya Edgar membeo.Alih-alih marah pada suaminya itu, Bella justru tersenyum dan menggelengkan kepalanya perlahan.“Justru aku ingin berterima kasih padamu, karena kamu sudah sangat memikirkan tentang ke
Baca selengkapnya
Bab 95
Selama beberapa bulan belakangan ini, Naomi terus saja dirundung kesedihan. Seluruh keluarganya tak ada yang mau menghubunginya sama sekali. Bahkan saat Naomi menghubungi mereka, tak ada satu pun yang mau peduli padanya.Masalah hidupnya kian bertambah, ketika Barta tetap juga tak kunjung mendapatkan cara untuk menyembuhkan impotensi yang dialaminya. Seluruh metode dan pengobatan sudah dilakukan, tapi tetap saja tak ada hasil.“Ya Tuhan, bagaimana ini? Sekarang hidupku sudah benar-benar di ujung tanduk. Akhir-akhir ini Tuan Barta hanya memberikan sedikit jatah uang padaku, dan mungkin itu terjadi karena dia tidak pernah terpuaskan hasratnya. Jika sampai seperti ini terus, bisa-bisa aku jatuh miskin. Lalu pada siapa lagi aku harus minta uang?” Naomi berjalan mondar mandir di kamarnya dengan perasaan gelisah.Kini tangannya mulai mengusap perutnya yang sudah sangat membesar, sebab usia kandungannya sudah memasuki 9 bulan dan hanya tinggal menunggu HPL saja. Naomi tertunduk, seraya memi
Baca selengkapnya
Bab 96
Suasana di ruang bersalin itu benar-benar terasa sangat menegangkan. Sejak tadi Edgar terus mengintip ke dalam sana melalui kaca jendela. Pria itu tampak berjalan mondar mandir dengan perasaan gelisah, sambil sesekali meraup wajahnya gusar.“Ya Tuhan, tolong selamatkan istri dan anakku,” doanya dalam hati.Setelah mengucap doa, Edgar kembali mengintip ke dalam ruangan. Dilihatnya Bella sedang menahan kesakitan dan terus memanggil namanya. Edgar pun berniat untuk masuk, tapi tadi dokter memintanya keluar sebentar karena ingin memastikan istrinya itu.“Edgar!”Begitu Edgar hendak melangkah masuk dan menemani sang istri, tiba-tiba saja ia mendengar suara panggilan yang ditujukan kepadanya. Dengan segera, pria itu berbalik badan dan melihat kedua orang tua Bella yang sedang berjalan tergesa-gesa menghampirinya.Tadi Bella memang menyuruhnya untuk menghubungi kedua orang tuanya tersebut dan mengatakan bahwa putri mereka hendak melahirkan. Itulah sebabnya Lusie dan Yuhan datang ke rumah saki
Baca selengkapnya
Bab 97
“Apa, Dok? Bayiku perempuan?” pekik Naomi histeris.Kedua mata gadis itu membelalak lebar, dengan bibir yang setengah terbuka. Bagaikan tersambar petir di siang bolong rasanya, ketika dia mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh dokter itu.“Benar, Nyonya. Bayimu perempuan dan sangat cantik,” puji dokter itu sambil tersenyum bahagia.Akan tetapi, rupanya senyum kebahagiaan yang dirasakan oleh dokter itu sama sekali tak dirasakan oleh Naomi. Wajah wanita itu mendadak pucat pasi. Bibirnya memutih dan nampak bergetar.Sekujur tubuh Naomi juga gemetaran. Bahkan bayi dalam pelukannya itu nyaris saja terjatuh karena tangannya yang terasa gemetar.“Tidak!” jerit Naomi kencang.“Astaga! Apa yang terjadi, Nyonya?” tanya dokter itu mendadak cemas.Lalu ia pun refleks mengambil bayi mungil itu dari pelukan Naomi, karena tak ingin jika sampai terjadi apa-apa pada bayi malang tersebut.“Tidak! Dia … dia pasti bukan anakku kan?” Naomi berteriak kencang, bahkan air matanya sudah jatuh berurai sei
Baca selengkapnya
Bab 98
“Aaaa! Edgar, dimana anak kita?” Bella menjerit histeris hingga membuat Edgar terkejut bukan main.Wanita itu baru saja hendak menyusui anaknya. Namun, tiba-tiba ia berteriak karena melihat jika bayi yang hendak disusuinya itu bukanlah Bryan melainkan bayi lain.Merasa panik dengan teriakan sang istri, Edgar pun lantas cepat-cepat berlari menghampiri Bella. Sama halnya dengan istrinya itu, ia juga sama terkejut ketika melihat bahwa bayi dalam pelukan istrinya itu bukanlah bayi mereka.“Sayang, dimana Bryan?” tanya Edgar mulai kalang kabut.“Aku juga tidak tahu, Edgar. Tadi waktu dia menangis dan aku hendak menyusuinya, ternyata dia bukan Bryan. Huhuhu, dimana anakku?” tangis Bella pecah, tapi ia juga tak melepaskan bayi itu dari pelukannya karena bayi mungil tersebut terus saja menangis kian kencang.“Astaga! Aku harus segera memanggil dokter!”Edgar lantas berlari keluar untuk memanggil para dokter dan perawat yang berjaga di sana. Sementara kini kedua orang tua Bella turut melihat b
Baca selengkapnya
Bab 99
“Aku lupa siapa namanya, Tuan. Tapi mungkin aku masih punya biodatanya,” jawab dokter itu cepat.“Arggh!” Edgar mengacak-acak rambutnya geram.“Tolong cari biodata tentang wanita itu, Dok. Saat ini kamu benar-benar sangat membutuhkannya demi bisa menemukan keberadaan anak kami,” ujar Edgar dengan tegas dan mulai frustasi.“Baik, Tuan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin.” Dokter itu kembali mengangguk cepat.Setelah mengatakan hal itu, dokter pun bergegas pergi meninggalkan mereka semua. Ia akan pergi ke ruangannya untuk mencari biodata tentang wanita yang tadi ia bantu persalinannya. Siapa lagi kalau bukan Naomi!“Bagaimana ini, Edgar? Dokter itu sama sekali tidak tahu dengan ibu dari bayi ini. Lalu bagaimana nasib anak kita?” Bella sudah tak bisa berhenti menangis. Segera dicengkeramnya lengan sang suami dengan sangat erat.“Semua ini belum selesai, Sayang. Pihak kepolisian masih memeriksa seluruh rekaman CCTV di rumah sakit ini. Kamu harus sabar, dan harus yakin bahwa sebentar la
Baca selengkapnya
Bab 100
Akhirnya malam itu Naomi dan Barta menginap di sebuah hotel dengan membawa bayi laki-laki tersebut. Untuk malam ini, setidaknya Naomi bisa bernafas lega karena dia bisa terhindar dari Edgar dan Bella.Setelah semalaman berusaha untuk menenangkan dirinya, akhirnya malam itu Naomi bisa tertidur dengan tenang. Barta yang merasa kasihan padanya, akhirnya meminta anak buahnya untuk mencari seorang baby sitter yang akan merawat bayinya mulai malam ini.Hampir tengah malam, baby sitter itu pun datang dan menghampiri bayi laki-laki yang sedang menangis nyaring.“Astaga! Bayi ini sepertinya kehausan, Tuan.”“Cepat kamu urus bayi ini. Aku ingin istirahat!” perintah Barta.“Baik, Tuan.”Baby sitter itu pun kemudian segera mengambil bayi tersebut dan menggendongnya. Lekas ia membuatkan susu formula dan memberikannya pada sang bayi.Bayi itu pun akhirnya terdiam dan mulai kembali tertidur dengan lelap. Barulah setelah itu, baby sitter membawa bayi itu untuk tidur bersamanya.Sementara itu, Barta m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status