Ghatan menarik napas panjang, memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana karena udara semakin terasa dingin ditambah gerimis yang mulai membesar. "Hujan mulai turun, An." Ghatan berusaha untuk tidak meluapkan emosinya. Melihat Anjeli masih duduk dan tak berdiri, Ghatan memilih untuk membalikan tubuh dan berjalan membiarkan Anjeli melakukan apa pun yang dia inginkan. "Pria jahat," ketus Anjeli dengan suara bergetar. Hidungnya memerah, Anjeli tidak ingin mati kedinginan di sini. Setelah Ghatan berjalan jauh, Anjeli baru bangkit dan mengikuti pria itu dari belakang. Tidak ada tempat untuk pulang selain apartemen milik Ghatan, mau tidak mau Anjeli kembali ke apartemen ini dengan perasaan yang masih belum baik-baik saja. Malam yang melelahkan, Anjeli memilih untuk masuk ke dalam kamarnya daripada membahas hal yang tak juga Ghatan katakan kebenarannya. "An," panggil Ghatan begitu melihat Anjeli. "Aku ingin menjelaskan—" Brak! Pintu tertutup. "Baiklah, kau pasti lelah."
Read more