Home / Fantasi / PENJELAJAH WAKTU DAN JEO / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of PENJELAJAH WAKTU DAN JEO: Chapter 11 - Chapter 20

26 Chapters

Bab 11

Ada banyak hal yang belum diketahui Bora. Sejatinya penyihir punya banyak kelebihan dan kekurangan yang belum terlihat. Satu dua penyihir muda kadang kala sulit mengontrol kekuatan mereka. Semua bisa membahayakan, seperti membakar gedung, merubah katak menjadi gajah, melayang bak balon dan membuat kegaduhan saat tanpa sengaja menyihir manusia agar beberapa anggota tubuhnya hilang. Seperti superhero yang baru mempunyai kekuatan, mereka tidak bisa mengontrolnya dengan leluasa saat merasa sakit atau terancam.Teriakan keras dari dalam kelas Ferro yang merupakan kelas logam berhasil mengalihkan perhatian Jeo dan Bora pada tanah berumput yang mengering. Jeo tanpa sadar pergi berjalan lebih dulu, susah payah Bora mengikuti. Saat mereka sampai, Flo sudah terbaring lemah di atas tumpukan logam yang menjulang sepuluh meter dari tanah. Air mengalir dari atas, cukup deras.Jeo melompat naik, kaki-kakinya seperti peer. Mudah baginya sampai di bagian atas dalam hitungan detik. Bora menganga lebar,
Read more

Bab 12

Langkah kaki perlahan menjauh, Jeo menjauhkan telinganya dari pintu. Dia merenung sejenak. Sejak dua hari yang lalu jarang berpapasan dengan Mister Vrey karena Zyro yang satu itu sibuk. Tidak terpikir juga kalau akan didatangi langsung ke tempat rahasianya ini. Apa yang diinginkan Vrey? Apa ini soal Bora?Bulan semakin lama semakin turun, berganti menjadi matahari yang sudah menunggu-nunggu waktu keluar. Jeo keluar dari rumahnya lebih cepat dari biasanya. Dia berjalan menuju Bar dengan isi kepala yang tidak bisa tenang. Masih memikirkan tentang kedatangan Vrey di depan tempat rahasianya. Mereka bisa dikatakan tidak dekat dan tidak bermusuhan juga. Tapi satu hal yang Jeo tahu betul kalau Vrey membenci manusia. Saat melihat manusia memasuki Trevisia, Vrey akan langsung bertindak, mengusir paksa manusia tersebut atau yang lebih parah menyiksanya. Vrey tidak suka karena para manusia mudah sekali mendefinisikan penyihir sebagai manusia terkutuk.Zyro tersebut tidak pernah berpikir jauh, ka
Read more

Bab 13

Jeo segera mendongak, dia menggeleng. "Tidak, jangan menyerah. Kau baru memulai.""Kalau baru mulai saja sudah seperti ini, aku tidak bisa membayangkan akan seperti apa nanti. Pokoknya aku tidak bisa." Bora kewalahan, pasti orang yang mengirimnya kemari merasa kecewa karena telah memilih orang yang salah. Dia harus minta maaf pada Frank.Terdiam agak lama. Jeo mengangguk paham, dia tidak punya pilihan lain, dia yang akan menyerah. "Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Kita tetap pergi ke Trevisia dan aku akan melakukan apapun demi mencegahmu bertemu Vrey. Aku akan melindungimu. Jadi, jangan menyerah pada sihir." Bora tidak mengerti, satu pertanyaan mengganjal pikirannya. "Kenapa?"Jeo mengerutkan keningnya. "Jangan bertanya kenapa. Aku melakukan ini demi dirimu.""Bukannya kau lebih suka aku menyerah? Dengan begitu, kau bisa bebas dariku lebih cepat."Jeo menggeleng. "Aku tidak pernah berharap begitu. Aku hanya tidak suka mendengar kata menyerah dari orang yang sejak awal punya tekad be
Read more

Bab 14

"Kenapa kau tega merebut tubuhnya! Kau telah merenggut kebahagiaan aslinya!" Nafas Bora tertahan, dia tidak pernah merasa setakut ini. Tapi kepalanya tidak bisa ia alihkan pada cermin, sekarang ia melihat sesuatu di balik pantulan di depan. Di belakang tubuhnya berdiri sosok yang mirip wajahnya tapi tersenyum bagai iblis. "Kembalikan!!!" Teriakan memekakkan telinga terdengar. "AAAA-"Brukkk! Bora jatuh terduduk. Dia melepas pandangan yang membuat suara-suara itu ikut hilang."Bora! Kau dengar aku? Sadarlah! Kau tidak papa?" Mrs Grestles panik, dia memegang kedua bahu Bora erat.Tahu kalau tidak akan dapat jawaban, Mrs Grestles memilih memberikan pelukan erat, menepuk-nepuk punggung Bora lembut. "Tidak papa. Kau tidak papa sekarang."Cermin besar ditutup sempurna dengan kain hitam panjang. Mrs Grestles memperhatikan Bora yang sekarang tengah menatap kosong meja. Pikiran gadis itu tidak bisa diam. Hatinya sibuk bertanya-tanya siapa gerangan yang begitu jahil mengganggunya, merebut? Haru
Read more

Bab 15

Semua penyihir berseru heboh, satu dua memegangi kepalanya, seperti baru mendapat berita paling eksklusif. Jeo memandang Bora, seperti berkata 'lihat? Ini yang akan terjadi kalau kau ikut.'"Wahh, kenapa baru bilang kalau sudah punya istri?" Penyihir muda dengan rambut kucir kuda menatap Jeo kecewa."Istri? Astaga." Jeo mengetuk meja beberapa kali, kelas langsung hening. "Dia kenalanku, bukan kekasih atau istri. Kami tidak ada apa-apanya. Berhenti memikirkan hal-hal aneh."Bora yang masih diam di tempat mengangguk setuju. Tapi tidak ada yang berbeda, seolah-olah apa yang dikatakan Jeo tidak berarti. Semua orang kembali sibuk bicara satu sama lain. Pria muda dengan jubah hitam berdiri. "Mister, aku tidak setuju Anda punya kekasih. Jad-""Fred. Dia bukan kekasihku. Kami ha-""Aku tidak percaya." Penyihir dengan rambut kucir kuda melipat tangan di dada. Kelas hening, sekarang semua memandang Jeo, minta penjelasan jujur. Bora masih diam di tempat, tidak punya ide harus bagaimana."Dan kau
Read more

Bab 16

"Penasaran tentang apa?""Aku sudah dengar semuanya." Vrey menaikkan sudut bibirnya."Lalu? Asal kau tahu, aku sudah katakan semuanya pada Mrs Dean. Aku tidak pernah membawa manusia." Jeo mengeratkan genggamannya. Bora meneguk liur berat, tidak henti-hentinya berharap agar tidak ada kejadian apapun malam ini."Aku tidak percaya." Vrey mencoba melihat keberadaan gadis di belakang Jeo yang sekarang tidak berani menunjukkan kepala."Kenapa? Kau butuh bukti?""Kalau begitu buktikan." Itu yang Vrey mau dengar. Dia tersenyum penuh kemenangan.Bora membelalak tidak percaya, Jeo bilang akan melindunginya."Besok. Dia sedang tidak enak badan." Jeo berusaha mengulur waktu. Dia tidak salah bicara, hanya ingin dianggap bicara jujur."Buktikan sekarang." Vrey memaksa."Dia akan pulih besok. Sekarang tidak bisa.""Apa katamu?" Vrey merasa kesal. "Kau pikir aku bodoh?""Kubilang besok. Aku tidak bisa membiarkannya pingsan." Jeo menyingkirkan lengan Vrey dan berjalan menjauh. Bora menoleh sedikit ke
Read more

Bab 17

Lima detik berlalu tanpa ada yang bicara. Akhirnya Phill bersuara. "Aku... hanya heran kenapa Viola belum pulang."Bora mendekat. "Dan kau mencariku sampai kemari? Kau tau kalau masuk tanpa ijin itu kejahatan kan? Kau tidak takut? Lalu bagaimana kau tau ada di sini? Kau membututiku? Sampai mana kau tau? Dari mana? Katakan? Kenapa diam saja?"Phill hampir tak berkedip dengan rentetan pertanyaan tanpa jeda tersebut. "Pelan-pelan bicaranya. Aku kebetulan tahu kau di sini.""Kebetulan? Kebetulan yang bagaimana? Kenapa tidak langsung jelaskan. Apa harus dipotong-potong begitu? Jelaskan, sejak kapan kau melihatku? Tadi malam? Kemarin malam? Atau..." Bora memicingkan matanya."Apa katamu? Kemarin malam? Kau juga pergi?"Sebelum Bora menjawabnya, Joe sudah menyela obrolan. "Aku yang mengundang Viola."Alis Phill terlipat sedangkan Bora hanya memasang tampang ragu, berpikir mungkin itu ide yang bagus atau mungkin saja tidak."Mengundang apa?"Jeo berusaha tetap tenang. "Berbincang santai, Viol
Read more

Bab 18

Dua jam Bora menjelaskan tentang semua hal yang disembunyikannya hingga rela tidak tidur, tapi nyatanya Phill hanya diam, tidak menjawab barang sepatah kata pun. Memang ada perubahan, tapi ini bukan yang diinginkan Bora, kakak Viola tersebut tidak merespon walau dia panggil, tidak mengajaknya bicara seperti biasa dan hanya diam sepanjang hari."Lalu?" tanya Jeo sambil menaiki tangga, memimpin di depan selagi Bora bicara tanpa henti. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Mereka berjalan menuju atap, datang lebih awal ke Trevisia."Aku bilang dia boleh ikut kelas sihir. Itu adalah cara membawa Viola kembali. Dia harus bisa sihir. Bagaimana kalau aku sudah berhasil kembali tapi Viola belum? Bisa saja tubuh ini tidak punya jiwa, lalu mati. Itu lebih buruk kan?"Jeo tidak setuju, itu bukan yang ia harapkan. "Kau harusnya beritahu aku dulu soal itu, kami tidak bisa menambah murid tanpa alasan yang jelas.""Ah, benar. Jadi tidak bisa? Apa tidak ada cara lain agar Phill masuk kelas s
Read more

Bab 19

Jeo menyipitkan matanya sedangkan Frank mengambil teropong saat melihat ada benda hitam yang bergerak-gerak. Satu monster dari ranting kecil tajam yang menyatu dan dibentuk menyerupai manusia gempal mini meringsek masuk melalui pagar pembatas besi setelah dirobek paksa. Awalnya hanya satu, kemudian dalam hitungan detik bertambah menjadi puluhan hingga ratusan.Jeo segera berlari, diikuti Frank, mereka langsung turun ke lantai bawah. Beberapa Zyro sudah sampai duluan di halaman depan. Semua kelas sudah dikunci rapat-rapat. Kalau situasi genting seperti ini, para penyihir yang belum berpengalaman tidak diijinkan ikut.Bersama kaki pendeknya, para monster terus berjalan lamban tanpa henti melewati halaman luas di bawah guyuran hujan hitam pekat. Kepala tanpa mata dan mulut tampak mengerikan dilihat, bentuknya tidak sampai satu meter. Pendek dan lambat. Tidak hanya itu, ada beberapa makhluk yang membawa alat-alat berbahaya seperti tongkat pemukul, kapak, pisau serta pedang panjang.Bora i
Read more

Bab 20

"Tidak biasanya kau panik." Jeo sudah biasa tidak pulang ke rumah saat hal seperti ini terjadi. Hanya Bora yang kaget, dia tidak bisa pulang malam ini."Supaya dramatis." Frank mengangkat bahunya santai lalu mendekat.Kotak kaca rusak parah. Harus dibetulkan dulu oleh Zed tapi butuh waktu lama. Satu kotak kaca butuh kurang lebih dua jam pembetulan. Merekatkan potongan demi potongan kaca menjadi satu dinding panjang adalah pekerjaan melelahkan. Apalagi Zed adalah satu-satunya penyihir yang bisa melakukan mantra rekat di antara sekian penyihir. Memang ada satu lagi, tapi keberadaan rekannya itu sedang bepergian jauh. Selalu tidak ada saat dibutuhkan. Untungnya kekuatan kaca pada kelas-kelas adalah paling tebal, setidaknya dia tidak perlu membetulkan seluruh kelas, hanya pintunya saja.Zed menggerutu sepanjang malam, menyalahkan Jeo karena ide memasang kaca bukan kayu jati atau ulin. Fiz yang setia membantu hanya bisa menanggapi sambil terkantuk-kantuk, dia membantu mengumpulkan potongan
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status